Dua hari terakhir, warga dihebohkan oleh maling telur ayam. Sepekan kemudian, Lurah mengimbau kepada warga agar mengaktifkan kembali pos siskamling guna meningkatkan keamanan lingkungan sekitarnya.
Berurusan dengan maling, terkadang susah-susah gampang. Aksinya berlangsung singkat dan sulit terlacak. Barangkali mereka yang proaktif dalam mengincar serta memantau dengan ekstra hati-hati pada target yang menjadi objek incaran.
Mereka beraksi di kala warga beristirahat. Antara pukul 4.00 pagi sampai dengan pukul 5.00 Subuh. Waktu yang paling nyaman untuk berselam menarik selimut. Namun anehnya mengapa sasaran pencurian dilakukan pada telur ayam warga?
Ali memprediksikan bahwa maling telur ayam itu hanya satu orang. Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Ali hanya menemukan satu jenis gaya dan ukuran telapak sepatu yang melingkar bolak-balik di kandang ayam milik salah satu warga.
"Kandang ayam bukan ATM, Pak!" Ali membantah saran dari Lurah untuk memasang kamera CCTV pada setiap kadang ayam milik warga. "Lagian yang dicuri bukan emas." Ali menambahkan.
Lurah tersipu malu dalam kerumunan TKP. Beliau mengusulkan metode tersebut karena tak mau hal demikian terulang kembali untuk kesekian kalinya. Jika di antara warga yang dipimpinnya hidup gelisah, beliau wajib melindungi.
Sebulan terakhir, tanda tanya (?) yang melekat pada akhir kata "siapa" tetap menjadi obrolan hangat di bibir masyarakat. Lurah telah menyiapkan berkas pengaduan untuk diajukan kepada polisi sektor. (Bersambung)