Sore ini, sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda di grup WA Poros Selatan – beranggotakan sejumlah pegiat sastra yang tinggal di Jabodetabek – apakah uang kripto dari Steemit bisa dicairkan. Saya segera menjawab: bisa. Sebab, saya dan kawan-kawan memang pernah mencairkannya, dulu. “Tapi harganya rendah sekali mas,” kata saya. “Nol koma sekain dolar untuk satu Steem dan SBD.
Saya menjawab seingatnya, ketika mengecek harga tahun lalu. Tapi saya penasaran, berapa sih nilai ril harga Steem dan SBD (Steem Dollar) sekarang. Saya membuka beberapa web Coingecko.com, dan mendapatkan fakta yang di luar dugaan: harga SBD kini berkisar dalam angka 3 dolar AS. Tidak seperti tahun lalu masih di kisaran 0 koma sekian dolar. Hanya harga Steem yang masih berada di level nol koma satu dollar.
Saya segera mengecek berapa SBD saya punya. Hmm, kebanyakan SBD saya sudah ditukarkan ke Steem Power dan di dompet digital (wallet) tinggal 8,9 SBD. Saya menghitung-hitung, dengan jumlah itu, jika ditukarkan ke rupiah saya akan mendapatkna uang sekitar Rp 370.000. Hmm, masih ragu, mau ditukarkan sekarang atau tunggu harga naik lagi. Atau ditukarkan ke Steem sekalian, lumayan bisa dapat banyak Steem.
FOTO LAMA: Bersama @pilopoly, @ayijufridar, @willyana dan @aiqabrago di Bandung dalam Meetup Komunitas Steemit Indonesia (KSI) di Bandung pada 2017
Sebuah publikasi menyebutkan bahwa Steemit salah satu platform bloging berbasis teknologi blockchain terbesar di dunia, memiliki lebih 1,3 juta akun. Platform ini sangat populer di Indonesia pada 2016-2017. Banyak penggunanya, yang disebut Stemian, meraup pendapatan yang gila-gilaan dari platform ini. Kala itu, 1 Steem dan SBD pernah mencapai Rp 200 ribu rupiah. Tapi, pada 2017-2018 harga Steem dan Steem Dollar pelan-pelan turun. Pada 2019 berada di titik nadir, harga Steem dan SBD di angka nol koma sekian dolar AS.
Tapi itu soal lain. Hal penting adalah kenaikan harga SBD membuat saya ingin kembali aktif menulis di Steemit. Jika menulis pakai platform tertentu, misalnya busy.org, eSteem, dan lain-lain, biasanya mereka akan memberi vote pada kita. Syukur-syukur sekali nulis bisa dapat 1 SBD (bisa dapat sekitar Rp 40 ribuan). Apalagi jika sesekali dapat nasib baik, divote oleh akun-akun besar, dan bisa mendapatkan hingga beberapa SBD. Lumayanlah untuk ekspresi sembil tetap merawat kebiasaan dan keberlangsungan menulis.
Yang ditulis pun tidak perlu yang besar-besar atau berat-berat, terpenting menarik untuk dibaca. Banyak hal ringan di sekeliling kita, persoalan tukang sampah di kompleks, satpam yang lebih sering ditemukan tertidur ketimbang ronda, soal sekolah anak, merawat tanaman, kegiatan selama pandemi, dan seterusnya, bisa jadi tulisan menarik jika menulisnya dengan deskriptif dan mengambil sisi yang unik.
Bagaimana kalau ide-ide besar dan berat? Boleh juga. Tapi sebaiknya hal itu disalurkan ke medium lain, misalnya koran atau media online, sehingga menemukan pembacannya yang lebih tepat – plus dapat honor lebih besar. Apakah boleh tulisan yang pernah muncul di koran atau online kita posting lagi di Steemit? Tidak boleh. Sistem Steemit akan menggapnya sebagai duplikasi alias plagiasi tulisan sendiri, dan itu sangat dilarang.
Meetup kecil-kecilan Stemian Budaya @steemitbudaya di rumah sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda @ahmadunyh di Pamulang, Tangerang Selatan, pada 2017
Di Steemit ada robot yang “gentayangan” memeriksa tulisan para kreator konten. Namanya Cettah. Begitu dia temukan tulisan yang sama dengan platfom lain, dia langsung ingatkan sambil memberi linknya. Bahkan tulisan mirip pun – misalnya mengubah sebagian kecil tulisan kita menjadi agak berbeda -- si robot itu pun tahu. Jadi jangan coba-coba curang. Apalagi copas tulisan orang ke Steemit, itu sangat berbahaya. Posting duplikasi tulisan kita sendiri saja sudah memalukan (di antara pengguna Steemit lainnya), apalagi copas tulisan orang.
Kembali ke harga SBD, melihat gelagatnya harga SBD akan terus naik. Jadi siap-siap wahai Stemian dan blogger untuk (kembali) berkarya di Steemit.
MI 040221