Beberapa waktu belakangan, setiap jaga atau membaca laporan pasien di grup ruangan, hati kami selalu hangat. Ada satu pejuang tangguh yang kondisinya semakin hari semakin membaik meski beberapa kali melewati masa-masa kritis. Henti napas karena memang paru-parunya masih belum matur, kelainan jantung bawaan, gangguan penyerapan makanan, beberapa kali harus transfusi darah dan infeksi.
Ia terpaksa harus dilahirkan saat usia kandungan mamanya masih 34 minggu karena mamanya mengalami penurunan kesadaran akibat tumor otak. Setelah SC emergency yang menguras banyak sekali emosi kami, mereka sama-sama harus berjuang di ruang perawatan intensif dan sama-sama harus dipasang ventilator.
Malangnya, mamanya berpulang seminggu setelahnya, dan jagoan tangguh ini harus berjuang sendirian melewati semuanya.
Satu hari setelah kepergian mamanya, neneknya datang mengabarkan bahwa untuk sementara beliau yang akan menjadi penanggung jawab cucunya karena ayahnya syok berat dan harus dirawat. Setiap kami membutuhkan persetujuan keluarga sebelum melakukan tindakan medis, neneknya selalu datang, dan selalu saja berucap, "Nitip cucu kami ya, Mbak. Tolong dijaga.." sambil berurai air mata.
Terlahir prematur dengan berat badan 1500 gram dari ibu dengan riwayat obstetric yang buruk dengan penyulit, lalu mengalami asfiksia berat di awal kelahiran dan harus mendapatkan perawatan level tiga dengan ventilator, adalah satu kondisi yang berat.
Bayi yang terlahir prematur berisiko mengalami bermacam komplikasi mulai dari gangguan pernapasan karena paru-paru yang belum sempurna, suhu tubuh di bawah normal karena berat badan yang ekstrim, kadar gula darah yang di bawah normal, gangguan sistim pencernaan, kelainan jantung, perdarahan otak, dan infeksi. Semakin muda usia kehamilan saat ia dilahirkan, tentunya risiko komplikasi yang dialami akan semakin besar.
"You never know how strong you are until being strong is the only choice you have." ~ Aku mengamini kata-kata ini. Kalau boleh memilih, pastinya dia akan memilih terlahir dalam kondisi sehat dan berada dalam pelukan mamanya sepanjang waktu. Tetapi yang bisa dilakukannya adalah terus berjuang dan menjadi semakin kuat agar bisa segera memeluk ayah dan neneknya. Dan aku yakin banget dia merasakan betapa kuat cinta dan pengorbanan sang mama demi keberadaannya di sini.
Hari ini, jagoan yang luar biasa keren ini sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat dua bulan. Ayah dan neneknya menangis sewaktu mendengar berita bahagia ini. Setelah sesi edukasi proses perawatan di rumah, neneknya menggendong dengan gemetaran dan berurai air mata. Tak terbilang syukur mereka atas kesembuhan jagoan ini. Meski mereka harus rutin kontrol karena si kecil mengalami penyakit jantung bawaan, tapi mereka berjanji akan menjaga dan merawatnya dengan sungguh-sungguh.
Sewaktu mendandaninya sebelum pulang tadi, aku teringat proses kelahirannya yang menguras banyak emosi kami waktu itu, dan betapa kuatnya ia bertahan sejauh ini. Aku membisikkan satu kalimat yang entah dia dengar atau enggak, "Nak, suatu saat nanti, ketika kamu merasa ingin menyerah, ingatlah momen ini, momen dimana kamu harus bertahan dan berjuang di saat pertama kamu dilahirkan sampai saat ini."
"Mamamu pasti selalu jagain kamu dari sana, Nak," kata temanku sambil menggenggam tangan mungilnya.
Tetap tangguh ya, jagoan. Jaga ayah dan nenekmu. Peluk dari kami ❤️ ~