Ku Merindukan Kalian Ayah & Ibu (alm) - Sebuah Puisi Asli

in indonesia •  7 years ago  (edited)

Langit terus diselimuti awan tebal
Gemuruh mulai bersahutan
Hujan menetes membasahi bumi
Sesekali petir menyambar

Aku disini terngiang masa silam
2 tahun lalu ibunda pergi
Ayahanda pun menyusul setelahnya

Kepergian mu masih merasakan sesak
Ku tak sanggup rasanya menahan semuanya

Mata berkaca mengingat mu
Menghela nafas terakhir
Ku gelisah
Resah
Kehilangan sosok penghibur lara

Ibunda...
Ayahanda...
Ku merindukan dekapmu
Belaian kasih yang tulus dan abadi

Kini ku terseok dalam lembah yang kelam
Telapak kaki ku meninggalkan luka
Peluh bercucuran tiada henti
Sekujur tubuhku gemetaran

Hujan yang membasahi bumi
Seakan tau apa yang ku rasakan
Menemani hari ini dengan syahdunya

Tuhan...
Berikanlah kudrah dan iradah mu
Kuatkan hamba
Berikan ampunan dan syurga buat mereka
Yang telah membina diri ini
Menikmati indahnya syurga

Ku teringat
Akan pahit getirnya hidup ini
Memberikan kasih yang tulus
Membesarkan diri ini sampai sekarang
Menatap hidup dengan penuh suka


image

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Puisi yang yang sangat bagus kawan, untaian kata dan syair yang tepat menyentuh jiwa saya sebagai seorang anak, sungguh, betapa pentingnya peranan orang tua dalam petualangan hidup kita di muka bumi yang fana...

Semoga para orang tua selalu dimuliakan Allah, SWT dan selalu mendapat kasih sayang seperti mereka menyayangi kita di masa kecil....amin.

Terimakasih sudah berbagi dan mengingatkan saya, sahabat @novale

sudah bisa buat kumpulan buku puisi....bang @novale :)

Puisi dari hati kan masuk ke hati. Tq :)

Puisi yang terlahir dari sebuah rasa akan lebih menyentuh saat kita membaca dan membawa ke sela rasa terdalam.

Ingin rasanya aku menetes air mata setelah membaca puisimu @novale.
Tapi aku malu.
Kubendung sekuatnya air mata ini, kusimpan dalam doa.
Kisah kita hampir sama @novale cuma ada yang berbeda.
Kalau anda Ibunda dan Ayahanda keduanya sudah menghadap sang Khalik.
Kalau saya Ayahanda yang sudah menghadap sang Khalik.
Sekarang diriku ingin berbakti kepada Ibunda, yang selama ini selalu sering aku melihatnya meneteskan airmata.

Nice Post @novale

Sabar-sabar ya...

Amazing poem

This post has been ranked within the top 80 most undervalued posts in the second half of Jul 27. We estimate that this post is undervalued by $10.11 as compared to a scenario in which every voter had an equal say.

See the full rankings and details in The Daily Tribune: Jul 27 - Part II. You can also read about some of our methodology, data analysis and technical details in our initial post.

If you are the author and would prefer not to receive these comments, simply reply "Stop" to this comment.

puisi yang dihasilkan dari hati terdalam, sangat luar biasa
menjadi do'a terindah untuk orang tercinta