Tadi pagi aku suntuk amat, berang. Keluar rumah dan kemudian singgah di kedai kopi sebentar, lalu aku memesan teh manis, tapi teh tidak enak. Aku melihat banyak kendaraan roda dua berserakan dimana-mana, merek-merek ternama. Setiap menit ada saja kendaraan yang berlalu-lalang, mereka muncul dan pergi mendadak, seperti pariwara-pariwara saja. Sekarang aku paham mengapa kita harus membayar pajak. Aku melihat produk-produk hebat yang terpajang di stadiun bola, tentu perusahaannya harus membayar mahal. Kita membeli sebuah produk impor, berupa sepeda motor. Setelah membeli dengan harga mahal, kita harus mengurus kepemilikannya lagi dan kemudian mengiklankannya(tentu kita harus bayar biaya iklannya sendiri). Yang tidak aku pahami adalah: mengapa ia tidak disebut biaya periklanan saja, bukan pajak? Jalan raya dan lahan parkir adalah tempat kita mengiklankan produk asing, semakin baru produk yang kita iklankan, semakin besar pula biaya iklannya. Kita adalah karyawan tanpa dibayar yang setia membiayai produk asing dengan uang kita sendiri. Kita baru dihargai oleh Jasaraharja jika mengalami kecelakaan, itu pun tiada berguna lagi, sebab kita sudah mati.
Logikanya: 2 x 6 = 12
ketika logika dibalik: 6 x 2 = 21
Maka tak satu pun mahkluk bumi setuju. Padahal ketika logika dibalik, kita tidak boleh menyanggah hasilnya karena kita paham logikanya. Dulu saat masih SD, karena tak paham logika, aku mencuri buku kunci jawaban matematika pegangan guru agar pontenku tidak nol atau lima, sehingga aku dapat ponten 6 atau 7(aku tidak membenarkan semuanya, untuk menghindari kecurigaan guru).
.
Suatu hari di kampungku ketua pemuda mengadakan pesta pernikahannya; preh dara barô(menanti kedatangan mempelai wanita). Maka aku ikut membantu apa yang bisa aku bantu, misalnya memunguti piring dan pinggan kotor atau mencucikannya. Selepas itu, aku langsung ke ladang. Saat berada di atas dangau itu, aku selalu ingin menulis sebuah novel, tapi aku tidak punya laptop saat itu. Adanya cuma desktop di rumah. Dangau itu sunyi dan tenang sehingga kita bisa fokus untuk menuliskannya. Di situ kerap kali muncul ide-ide. Bahkan aku sering berfantasi bahwa ladangku ini adalah ladang ganja, ketika panen tiba nanti, aku akan kaya raya jika tidak ditangkap polisi. Dulu tanaman ganja itu tumbuh menjamur di kampung-kampung di Aceh, ia digunakan sebagai bumbu masakan penguat rasa alami. Bahkai ia akan didapati di dalam mi goreng. Namun kira-kira pada tahun 1974, tiba-tiba saja, ganja diharamkan oleh negara. Saat itu muncul penguat rasa baru dari Jepang. Entah gara-gara produk ini ganja diharamkan? Aku tidak tahu. Setelah ia diharamkan, ganja mulai salah digunakan, daun keringnya dicampur dengan tembakau rokok, lalu dihisap. Ada juga yang membuatnya jadi dodol, dodol ganja. Makan dodol ganja beramai-ramai, lalu kita akan teler sepanjang hari dengan imajinasi-imajinasi yang menyenangkan.
Di Aceh umumnya anak lelaki lebih dekat dengan ibunya ketimbang ayahnya, segela sesuatu akan ia bicarakan dengan ibunya. Hubungan dengan ayahnya sangat kaku, seperti pengawal dengan presiden. Ketika ia akhil baligh(transisi anak-anak ke remaja), ia akan tidur di meunasah hingga berakhirnya masa lajang. Kini tradisi tidur di meunasah sudah berakhir gara-gara DOM dan DM. Maka saat anak lelaki agak jauh dari ibunya dan meunasah, siapa lagi teman dekatnya, kalau bukan ganja. Kasta pergaulan hisap ganja kini tidaklah lagi terlalu kesohor, kini telah muncul kasta sabu-sabu. Harga ganja itu kalau di sini, cukup dengan sepuluh ribu, bisa digunakan untuk beberapa kali lenting, murah sekali. Maka kasta ganja berpindah ke kasta sabu-sabu. Karena sabu-sabu itu terlalu mahal, alternatifnya adalah membeli lem cap kambing, keluarkan isi pasta lem itu dan masukkan ke dalam plastik dan kemudian hirup biar pikiran bahagia. Sungguh terkadang setelah menghirupnya, si penghirup seperti kambing senewen.
Di kampung tetangga ada seseorang, yang gemar menghirup lem cap kambing dan ganja. Ia melakukannya di sawah, ketika ia menghisap itu, ia pun mulai berfantasi; ia melihat Yesus turun dari langit ke dalam sawah Seureudang untuk memberkatinya. Anehnya setiap tahun kita selalu mendapat berita tentang statistik orang yang mati gara-gara merokok yang dikeluarkan oleh PBB, tapi pernahkan kita mendapai seorang penghisap ganja mati overdosis? Aku rasa tidak pernah. Setahuku sesekali pernah diberitakan, gila karena ganja dan lalu sembuh kembali. Saat au masih di Banda Aceh, setiap malam Minggu, aku sering ke RSJ, di sana ada temanku, ia bekerja di situ. Ada 30 persen pasien jiwa gara-gara ganja di tempatnya bekerja. Ada 4 urat di dalam diri manusia, yakni: urat Tauhid(keesaan Tuhan), urat Mantiq(logika), urat Fiqih(hukum) dan urat Tassawuf(pemurnian hati). Menghisap ganja bisa menyumbat keempat urat-urat itu, saat 4 urat itu telah tersumbat, maka akan terbukanya urat ke 5, yakni urat beruru(iblis, setan, syahwat, porno, cabul, mesum, lucah, kriminal).
Intinya . . . .
. . . .
. . . .
. . . .
Waktuku 2 menit terbuang sia-sia
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pat posisi, Drone?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit