Buah
Nama | Buah bungur kecil, bungur Jepang (crepe myrtle, crêpe myrtle, or crepeflower) |
Nama ilmiah | Lagerstroemia indica (syn.: lagerstroemia chinensis, lagerstroemia elegans, lagerstroemia indica f. alba, lagerstroemia indica var. alba, lagerstroemia indica var. grafii, lagerstroemia minor, lagerstroemia pulchra, murtughas indica, velaga globosa) |
Asal | India (oleh karena itu spesiesnya indica), dan juga Asia Tenggara, Cina, Korea dan Jepang |
Keluarga | Delima-delimaan (lythraceae) |
Habitat | Tempat sampah, padang rumput, di tebing, sepanjang sungai, hutan sekunder, sepanjang tepi hutan, dan sepanjang tepi jalan |
Musim | Musim panas sampai musim gugur |
Keterangan
(Dari: https://gemini.google.com/)
Buah Lagerstroemia indica, yang umumnya dikenal sebagai bungur kecil atau bungur Jepang, adalah kapsul kecil dan kering yang biasanya mengandung banyak biji kecil. Ini adalah pohon peluruh yang berasal dari Tiongkok, India, Korea, dan Jepang, dan dibudidayakan secara luas karena nilai ornamennya.
Buahnya berkembang setelah pohon berbunga di akhir musim semi atau awal musim panas, dan biasanya matang di akhir musim gugur atau awal musim dingin. Kapsulnya berbentuk oval dan bertekstur seperti kulit. Warnanya sering berubah menjadi cokelat atau cokelat kemerahan saat mengering.
Setelah kapsul matang, kapsulnya terbelah di sepanjang beberapa jahitan, melepaskan biji kecil bersayap. Biji ini ringan dan mudah disebarkan oleh angin. Mereka dapat berkecambah dalam kondisi yang sesuai, sehingga bungur kecil dapat menyebar dan tumbuh alami di berbagai habitat.
Bungur kecil adalah tanaman yang mudah beradaptasi yang tumbuh subur dalam berbagai kondisi, termasuk sinar matahari penuh hingga teduh sebagian. Mereka tahan kekeringan dan dapat tumbuh di tanah yang dikeringkan dengan baik. Meskipun biasanya dibudidayakan di kebun dan lanskap, tanaman ini juga dapat ditemukan di daerah yang telah dinaturalisasi, seperti tepi hutan dan sepanjang tepi sungai.
Di beberapa daerah, buah bungur kecil digunakan untuk tujuan pengobatan. Biji dan kulitnya diyakini memiliki sifat antiradang dan antibakteri. Namun, penting untuk dicatat bahwa keamanan dan efektivitas penggunaan tradisional ini belum terbukti secara ilmiah.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit