AGENDA TEATER DI KOTA LHOKSEUMAWE
Awal tahun 2019 ini menjadi momok terpenting bagi seluruh pegiat kesenian teater khususnya di Aceh. Dari akhir tahun 2018 kemarin saja setiap komunitas teater di daerah kota kabupaten masing masing sudah menunjukkan gejala-gejala proses kreatif mereka dalam berteater. Komunitas Seni Rajut (Kota Langsa) dengan pertunjukan teater “Bertahan”nya, Komunitas Teater Mahasiswa – Teater Rongsokan (UIN Kota Banda Aceh) dengan pertunjukan teater “Peunawa”nya, dan dari daerah lain. Semua bersemangat dan menikmati proses kreatif ini. Apalagi akan dipentaskan dalam awal tahun 2019 ini menjadi bukti bahwa mereka masih tetap setia untuk berproses dalam berkesenian,
Kota Lhokseumawe juga demikian. Komunitas teater di kota Lhokseumawe juga tak mau kalah dalam proses kreatif ini. Awal tahun ini menjadi sebuah batu loncatan kinerja dalam teater. Dalam beberapa bulan di awal akan dipastikan bahwa Lhokseumawe akan menjadi tuan rumah untuk beberapa workshop dan pelatihan teater yang diselenggarakan oleh komunitas-komunitas teater. Kali ini mereka mencoba memfokuskan workshop dan pelatihan khusus untuk anak-anak sekolah menengah atas dan juga kepada para anggota komunitas untuk lebih mengetahui dan lebih memperdalam proses perteateran seperti Managemen Pertunjukan, Konsep Teater Dasar, Tata Kelola Artistik, Penulisan Naskah, Keaktoran, hingga Penyutradaraan.
Beberapa komunitas siap menyelenggarakan workshop dan pelatihan tersebut untuk meramaikan dan mengambil setiap ilmu yang diberikan pemateri nantinya. Ini akan menjadi sebuah kesempatan besar untuk lebih mengembangkan seni perteateran di Kota Lhokseumawe. Beberapa komunitas bahkan tidak akan melewatkan kesempatan momen di awal tahun ini terbuang sia-sia. Mereka ada yang meyelenggarakan perlombaan teater “Monolog” untuk pelajar dan ada juga komunitas yang akan mementaskan sebuah pertunjukan tunggal mereka seperti Komunitas Sastra Lazuardi – Teater L dengan naskah “Lena Tak Pulang”nya. Hasil dari sebuah proses kreatif mereka nantinya.
Saya pribadi sebagai orang yang terjun di bidang kesenian teater itu sendiri berharap awal tahun ini merupakan suatu moment yang sangan bagus dimana setelah kurang lebih selama dua tahun belakangan hampir tak ada produksi-produksi perteateran di kota Lhokseumawe ini. Jadi agenda-agenda awal tahun ini merupakan sebuah hal yang sangat patut untuk ditunggu. Khususnya bagi para pecinta kesenian teater. Semoga teater di Lhokseumawe semakin berkembang dan terus maju. Viva teater!
THEATRE SCHEDULE IN LHOKSEUMAWE CITY
Beginning in 2019 this is the most important scourge for all theater arts activists, especially in Aceh. From the end of 2018 yesterday, every theater community in the district area of the city each showed the symptoms of their creative process in the theater. Rajut Art Community (Langsa City) with its "Bertahan" theater performance, the Student Theater Community - Rongsokan Theater (Banda Aceh UIN) with its "Peunawa" theater performances, and from other regions. All are excited and enjoy this creative process. Moreover, to be staged in the beginning of 2019 this is proof that they are still loyal to proceed in the arts,
The city of Lhokseumawe too. The theater community in the city of Lhokseumawe also did not want to lose out in this creative process. Earlier this year it became a stepping stone for performance in the theater. In the first few months it will be ensured that Lhokseumawe will host several theater workshops and trainings organized by theater communities. This time they tried to focus on workshops and special training for high school children as well as community members to find out more and further deepen the process of theater such as Performance Management, Basic Theater Concepts, Artistic Governance, Script Writing, Act, and Directing.
Some communities are ready to hold the workshop and training to enliven and take every knowledge given by the speaker later. This will be a great opportunity to further develop the art of fighting in the city of Lhokseumawe. Some communities won't even miss the opportunity the moment this year was wasted. Some of them held a "Monologue" theater competition for students and there were also communities that would stage a single performance such as the Sastra Lazuardi - Teater L Community with its "Lena Tak Pulang" script. The results of their creative process later.
I personally as a person who is involved in the field of theater itself, hopes that the beginning of this year is a very good moment where after more or less over the past two years there have been almost no theater productions in the city of Lhokseumawe. So the agenda of the beginning of this year is a very worthy thing to look forward to. Especially for theater art lovers. Hopefully the theater in Lhokseumawe will continue to grow and move forward. Viva theater!
