(Chart by TradingView)
Beberapa hari lalu blockchain Solana mengalami masalah yang menyebabkan para penggunanya tidak bisa mengakses blockchain tersebut.
Menurut pihak Solana hal ini disebabkan karena jumlah transaksi yang melonjak secara dramatis hingga mencapai 400 ribu transaction per second (TPS).
Lonjakan jumlah transaksi ini mengakibatkan banyak terjadi pemborosan sumber daya di server blockchain yang memproses transaksi tersebut.
Pemborosan sumber daya ini menyebabkan denial of service sehingga para pengguna tidak bisa mengaksesnya.
Setelah beberapa jam downtime, akhirnya para validator sepakat untuk merestart blockchain Solana untuk mengatasi hal ini.
Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah:
- Blockchain sudah bermasalah padahal jumlah transaksi baru 60% dari kapasitas (700 ribu TPS).
- Downtime yang cukup lama sampai beberapa jam.
- Blockchain harus direstart untuk mengatasinya.
Kenapa blockchain sudah bermasalah padahal jumlah transaksi masih jauh di bawah kapasitas? Ada masalah mendasar yang perlu diperbaiki dari sisi teknis pengembangan blockchain.
Kemudian downtime yang lama menyebabkan pengguna terganggu dan dirugikan. Bayangkan game online anda harus berhenti beberapa jam. Atau smart contract anda jadi gagal berfungsi, dll.
Lalu bagaimana mungkin sebuah blockchain bisa direstart? Bagaimana dengan immutabilitas transaksinya? Dan apakah blockchain ini masih bisa dianggap terdesentralisasi?
Kita bisa melihat efek dari masalah ini terhadap harga Solana seperti grafik di atas. Perlahan tapi pasti harganya jadi terkoreksi.
Dan perlu dicatat bahwa masalah-masalah ini tidak pernah dialami oleh blockchain tertua yang masih terus berjalan hingga hari ini, yaitu blockchain bitcoin sejak tahun 2009.
See also: