Sarat Manfaat Sekaligus Menghemat, Jalan Kaki Yuk!

Hi hi Steemians!
Sudahkah kalian berjalan kaki hari ini? Atau mungkin belum sama sekali, karena seharian sibuk kesana kemari dengan kendaraan atau malah waste your time buat ngelindur doang di rumah? Waduh, semoga yang ngiyain pertanyaan terakhir ini tidak ada ya. Soalnya kasian, hari gini masih aja setia peluk guling di kamar seharian. Huhuhu..

Di era modern sekarang ini, sudah sangat sulit rasanya menemukan para “pedestrian” alias pejalan kaki. Rata-rata yang meramaikan sekitaran jalan adalah mereka yang berlalu lalang dengan kendaraan. Trotoar tidak lagi disesaki para pejalan kaki. Melainkan berubah fungsi menjadi lahan mengais rezeki. Mulai dari pedagang kaki lima, peminta-minta, hingga “mas-mas” berseragam orange yang tak mau kalah pasang “lapak” parkir di sini.

Ya, pesatnya perkembangan teknologi sangat berpengaruh. Transportasi sebagai bagian dari produk teknologi telah merangsang sikap konsumtif manusia. Beragam inovasi dan kelebihan yang ditawarkan cukup menarik minat untuk memenuhi kebutuhan akan alat satu ini. Otomatis, budaya “jalan kaki” yang dianggap menguras tenaga sudah mulai ditinggalkan.

Manusiawi memang, teknologi diciptakan untuk membantu manusia dalam melakukan segala hal secara lebih mudah dan instant. Termasuk dalam hal keperluan transportasi sebagai alat mobilisasi. Ya tapi kembali lagi. Bukan berarti sepenuhnya bergantung akan teknologi dan serta merta bersikap manja. Tidak mau berpindah tempat jika tak ada kendaraan. Enggan berkegiatan jika jalan kaki. Hadeh! -_-

Padahal, banyak manfaat yang didapat lewat kebiasaan berjalan kaki. Dalam hal kesehatan, jalan kaki dapat membantu menurunkan dan mencegah kolestrol, jantung, menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi stres, serta baik bagi kesehatan tulang dan masih banyak lagi. Idealnya jalan kaki dilakukan selama 30 menit dalam sehari. Namun, jika kalian para pemula yang sebelumnya tak biasa berativitas dengan kaki. Maka, 10 hingga 15 menit adalah pilihan yang tepat untuk menjadikan jalan kaki sebagai salah satu olahraga dan cara untuk menjaga pola hidup sehat.

Apalagi jika jalan kaki dilakukan di pagi hari dan dalam lingkungan yang baik alamnya. Maka, akan memberi manfaat super bagi kesehatan paru-paru dan membantu menjaga kualitas tidur bagi kalian para “kalelawar” yang kebiasaan beraktivitas di malam hari. Wow! Pokoknya banyak lagi deh manfaat jalan kaki dari segi kesehatan. Gak cukup kalau cuma dijabarkan lewat tulisan, mending dicoba langsung. Kekekeke.. (excited face).

Tidak hanya itu. Menurutku, manfaat paling super yang didapat bagi para pejalan kaki ialah pelajaran dan pengalaman seru selama di perjalanan. Alam menawarkan segudang cerita dan pengetahuan yang sangat sayang jika hanya dilewati secara percuma. Sia-sia pula jika tidak diacuhkan, hanya karena sibuk berkendara. Rugi tentunya, bila semua manfaat tersebut tersedia secara cuma-cuma namun tidak diindahkan.

Seperti sore tadi yang masih sama dengan hari-hari sebelumnya. Aku dan teman-teman pulang dengan berjalan kaki. Tak berbeda seperti hari-hari sebelumnya memang. Jalan yang dilalui juga masih jalan yang sama. Sudah hafal mati di kepala. Namun, ada sensasi dan cerita yang senantiasa baru di tiap harinya. Yang selalu bisa membuat lelah tak terasa padahal jarak cukup bikin malas kalau dibayangkan. Mantap lah pokoknya!

Ya tapi mau gimana lagi. Eksistensi pejalan kaki di Indonesia umumnya semakin berkurang. Jangankan di tempat lain. Di kampusku saja, jumlah para “pedestrian” masih terhitung. Kalah jauh jika dibandingkan dengan mereka yang memilih berkendara ke kampus. Bahkan hak kami pun direnggut. Trotoar yang harusnya menjadi lalu lintas kami selaku pejalan kaki, justru dialihkan menjadi lahan parkir kendaraan mahasiswa dan para dosen. Yah, selaku minoritas mau bagaimana lagi?

Cukup kiranya berkeluh kesah, karena tujuan utama dari tulisanku ini adalah untuk menyampaikan betapa pentingnya keberadaan pejalan kaki. Sekaligus membuka mata sahabat steemians di luar sana akan nikmatnya menjadi pejalan kaki.

Padahal, kalau melihat bagaiamana situasi dan kondisi kampusku. Jalan kaki adalah pilihan yang tepat. Suasana asri dan trotoar yang luas cukup untuk membuat budaya “jalan kaki” jadi trend. Ini adalah salah satu harapanku untuk melihat seluruh mahasiswa berjalan kaki dan membaur satu sama lain. Bukan apatis seperti sekarang ini. Yang bermotor, sok atuh jalan terus tidak menggubris kiri dan kanan. Yang jalan kaki bisa apa? Aduh, bahaya toh kalau kebiasaan seperti ini yang dipilih. Padahal silaturrahmi akan terjalin jika budaya jalan kaki digalakkan. Nah, nemu lagi kan manfaatnya!

There is a lot of experiences here! Di trotoar ini, di pinggiran jalan ini. Setumpuk kisah baru sarat ilmu sudah menunggu. Belum lagi pemandangan luar biasa yang mungkin tak kalian sadari sebelumnya. Karena sibuk memelototi jalanan, dan tak sempat menikmati indahnya sekeliling. Jangan salahkan siapapun kalau kepala jadi buntu dan kepekaan jadi luntur. Ini adalah efek dari kurangnya berinteraksi langsung dengan sekitar, dan hal tersebut salah satunya akan didapati lewat jalan kaki.

Saya pribadi sudah sering mendapati beragam keluhan perihal jalan kaki. Alasan seperti, “aduh, panas kali ya. Malas jalan ah” atau “jauh kali loh, ngapain jalan mending naik motor aja”. Sudah cukup sering didengar. Bahkan saya sendiri tak menampik, dahulu sempat berujar demikian. Itu dulu, sebelum jatuh hati akan nikmatnya jalan kaki. Kini? Jangan ditanya. Meski keringat bercucuran, hasrat akan “walking on the roadnya” gak luntur coy!

Nah demikian, sekilas coretan tentang keseruan dan manfaat dari berjalan kaki. Sudah tahu kan apa saja yang didapati para “pedestrian”? Jika sudah begitu, masih enggankah berjalan kaki? Jangan dong! Dari pada ngabisin duit buat isi bensin, mending ditabung. So, jalan kaki yuk!