ACEHNOLOGI VOLUME 2 (BAB 14)

pada kesempatan kali ini saya ingin me-review buku Acehnologi volume 2 pada bab 14 membahas tentang sejarah Aceh, sangat disayangkan selama 20-30 tahun terakhir generasi penerus bangsa Aceh sangat minim pengetahuannya tentang sejarah mereka sendiri. mereka hanya mempelajari sejarah nasional yang peristiwa tersebut tidak pernah terjadi di Aceh. lain halnya pada masyarakat Gayo, walaupun mereka kerap melakukan eksklusi dari identitas Aceh, cenderung lebih menguasai sejarah tanah leluhur mereka sendiri.
Adapun hal nya dikalangan akademisi, terutama di Banda Aceh, jika diketengahkan sejarah aceh, cenderung dipandang sebagai romantisme sejarah. Bagi kalangan ini, menceritakan sejarah kegemilangan Aceh adalah sesuatu yang tabu atau memalukan. sebab kondisi Aceh masa kini sangat jauh berbeda dengan zaman kegemilangan Aceh.
Salah seorang sarjana dari Pulau Jawa yang menekuni Sejarah Aceh adalah Hoesein Djajadiningrat, sarjana yang dikenal sebagai sejarawan yang sangatb konsisten dan hidup dari penulisan tentang sejarah Aceh dan sejarah Sumatera adalah Anthony Reid. salah seorang ilmuan sejarah terkemuka yang lahir di Aceh kemudian berkarir di Yogyakarta yaitu Ibrahim alfian. Di Aceh, para penulis yang cukup sering dirujuk dalam studi Aceh melalui pendekatan sejarah adalah A. Hasjmy(1914-1998), H.M. Zainuddin, Djunus Djamil, dan lain sebagainya.
para sarjana telah berhasil meletakkan fondasi - fondasi kajian kesejarahan aceh, dimana dari karya - karya tersebut dapat ditelaah, tidak hanya konteks historis Aceh, tetapi juga model - model penulisan dan penekanan sejarah Aceh. misalnya, penelusuran sejarah aceh oleh ibrahim Alfian dilakukan memalui sejarah perang dan samudera pasai.
Kajian Anthon Reid, misalnya kerap dijadikan rujukan utama bahwa Aceh merupakan negara berdaulat, yang kemudian ditarik pada siklus pencaturan sosial politik dilevel asia tenggara.
Pada buku acehnologi yang saya baca mengenai sejarah Aceh banyak juga terdapat sejarah mengenai peperangan melawan Belanda pada abad ke 18 dan 19 M. Kondisi sejarah melawan Belanda, ternyata mewarisi sejarah konflik yang berkesudahan hingga abad ke 21 ini. namun, didalam ruang sejarah tersebut muncul para penulis sejarah aceh, upaya para penulis aceh didalam menyajikan sejarah total aceh inilah yang mampu membantu generasi muda aceh di dalam memahami sejarah indatu. namun demikian, sebelum membaca karya - karya mengenai peperangan ada baiknya juga di telaah bagaimana sejarah aceh memiliki hubungan diplomatik dengan negara - negara luar, baik di amerika maupun di eropa. dalam hal ini, Lee Kam Hing telah menyajikan data historis dalam studi hubungan kerajaan aceh engan pihak luar. demikian pula, bagaimana hubungan perdagangan aceh dengan pihak internasional dalam kurun waktu abad ke 18 M.
Dari uraian bab ini ada beberapa hal dapat digaris bawahi. pertama, untuk membangkitkan kontruksi bangunan acehnologi, salah satu kunci utamanya adalah mempelajari sejarah Aceh. kedua, untuk menghadapi himpitan dan abaian sejarah Aceh dalam Sejarah Indonesia dan Sejarah Malaysia, maka perlu dilakukan upaya menulis sejarah aceh sebagai pusat peradaban, bukan sebagai pelengkap sejarah untuk penulis historiografi. ketiga, Upaya besar didalam membangun rupa bangunan acehnologi adalah memalui pintu gerbang sejarah peradaban aceh melalui pemahaman Sejarah Aceh, Budaya Aceh, dan Bahsa Aceh.