Dalam Bab ini bermaksud mengupas salah satu yang menjadi perdebatan di kalangan ulama Aceh mengenai pengaruh dari pemahaman wahdat al-wujud, yaitu insan kamil. Ada tiga topik besar yang layak diangkat dan menjadi bahan yang layak untuk di diskusikan yaitu bagaimana proses kebersatuan manusia dengan Allah, yang disampaikan oleh syeikh Hamzah Fansuri dan pengikutnya dan pemikiran yang disajikan oleh Syeikh Nurdin Ar-Raniry.
Singkat kata, pemikiran mengenai insan kamil memberikan titik awal keberangkataan penciptaan seluruh makhluk di dunia ini. Karena itu, para sufi menelaah secara sistematik, mengenai konsep Hakikat Muhammad, Nur Muhamammad, dan Ruh Muhammad.
Setidaknya ada beberapa alasan untuk mempertegas argumen di atas. Pertama, melalui tasawuf, ulama Aceh menguraikan bentuk manusia yang diinginkan oleh keyakinan islam. Dari pemaparan ini menyiratkan bahwa ritual praktik keyakinan selalu bertujuan untuk " bertemu" dan "berdialog" dengan Allah. Walaupun kecendrungan ini sangat sulit dicapai oleh manusia, namun tidak sedikit fakta sejarah yang menunjukkan bagaimana tahapan demi tahapan untuk bertemu dengan Allah.