Tradisi Mudik dan Pandemik Covid

in indonesia •  5 years ago 

image.png

source
Perayaan lebaran sudah hampir tiba. Saat yang biasanya dinanti oleh banyak orang tahun ini ada yang berbeda. Ya, Saat pandemi COVID 19 kita berusaha menahan diri untuk tidak membuat kerumunan yang bisa menjadi penyebab munculnya penyebaran virus. Kita smeua harus bersabar dalam menyikapinya. Perjalanan di menjelang lebaran di tahun-tahu lalu selalu diisi dengan kemacetan. Tahun ini bisa dilihat melalui berita yang memberi gambaran bahwa semua moda transportasi sangat longggar. Pemerintah hanya memberikan kesempoatan kepada armada yang mengangkut logistik dan semua hal yang berkaitan dengan penanganan COVID. Beruntung masyarakat sekarang sudah bisa memahami maksud kebijakan pemerintah yang melarang mudik.
Seperti kebijakan dan anjuran pemerintah agar bisa memutuskan rantai penyebaran COVID 19, maka kita pihak berwenang yaitu MUI (Majelis Ulama Indonsia) sudah memberikan panduan untuk melaksanakan sholah Idul fitri di rumah. Kita juga dianjurkan tidak melakukan acara saling mengunjungi dari rumah ke rumah. Kalau biasanya kita akan mendapat suguhan dan canda tawa bersama handai taulan, maka tahun ini tidak bisa dilakukan dengan leluasa.
Namun demikian, kita masih bisa menjaga silaturahmi secara virtual. Video Call, atau skype bisa jadi jalan untuk saling bertatap muka. Semua itu bisa menjadi obat rindu bagi kita semua.
Ini lebih baik dari pada niat untuk mudik akan mengalami kendala besar. Kita mungkin akan bisa berangkat dengan mobil. Namun, di perjalanan bisa jadi kita akan dihentikan dan disuruh kembali. Sementara sebelum kita sampai kota asal kita akan dikarantina sehingga tidak bisa mudik dan juga tak bisa kembali ke kota asal. Kita akan terkatung-katung di jalan. Tidak bisa mudik dan tidak bisa kembali lagi selama dikarantina.
Lagi pula, jika mudik lalu kita tidak tahu bahwa kita sedang membawa virus. Sementara banyak orang tua yang sudah rentan akan terpapar oleh virus ini. Bukankan ini jauh lebih buruk? Niat kita untuk bergembira bersama saudara malah kita membawa sumber penderitaan.

Demikian tulisan saya kali ini semoga bermanfaat. Terima kasih telah membaca postingan saya.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!