Kunci Sukses itu di dirimu ( Bali Story )

Masih dengan cerita dataran tinggi candi kuning nih stemians ya, hehe

Menikmati alunan nada penelitian perdana di dataran tinggi Banjar ( Desa ) ini membuat tulang dan bulu betis dan lengan saya berkata "tuanku selimut i lah aku".

Tanaman Di Banjar Candi Kuning

Dingin yang selalu menemani keseharian di tanah dewata ini mrmbuat saya ingin setiap hari memyeruput kopi Kintani bagai malam ini dengan asap rokok kawan saya yang agak menganggu saya hehe..

Ah kopi Kintani kau itu mengingatkan ku akan kopi di tanah lahir ku, "kubisikan dalam benak hati ku", meskipun kau tak seenak kopi ku, setidaknya kau mengobati rindu yang semakin menjadi jadi ini.

Kembali ke cerita penelitian yang sangat berharga bagi saya, karena dengan adanya tugas ini, saya bisa mengenal lebih dekat masyarakat yang senyumnya itu lo yang saya seakan mencari pendamping di tanah ini.

Wajah-wajah ikhlas itu, tidak bisa saya lupakan meskipun sampai mati nanti saya kira. walau mereka menerima saya sebagai orang yang pertama melihat bola matanya, akan tetapi sambutan, senyum dan salam "Omstiyastu", itu menyambut saya dengan kehangatan sehingga menepis dinginnya cuaca disini.

Pak Dewo, Pak Hadian, Pak Suta, Pak Anyom, Pak Wayan Balik, Ibu Desa ade, ibu Mangku, ibu Mawardi dan ibu Desa lah yang membantu melayani kecerewetan saya, saat bertanya dengan penuh Ke Kepoan terhadap yang mereka alami.

Bersama bu "Desa"

Entah mengapa Pak Wayan Balik adalah orang yang sangat saya ingat sekali wajah dan gaya dia berbicara.

_"Jika kamu ingin sukses dik, kamu harus punya kekereatifan, keyakinan, rasa percaya  diri, inovatif, dan toleransi"_ungkapnya dengan penuh nada santun.

Saya dengan penuh semangat mengatakan "Baik pak, saya akan ingat pesan bapak", dan saya mengatakan saat saya sukses nanti akan saya hubungi bapak "Sembari meminta nomor Hp nya.

Saya sangat sepakat dengan arahan dan pesan yang di sampaikan oleh bapak Wayan Balik ini, meskipun dia petani di desa Candi Kuning, akan tetapi pesan nya itu bagai api yang berkobar yang siap membakar hutan dimana pun itu.

Dalam ahir coretan tak seberapa ini, saya ingin berbagi,  Jangan pandang yang menyampaikan nasihat, tapi dengar yang dan ingat di sampaikan, Terimakasih pak Wayan, jasamu bagai pelita dalam kegelapan dan akan ku ingat.

Bersama Orang Hebat, Pak Wayan Balik