Bidadari dan Lelaki Ta'at (kisah inspiratif)

Selamat malam kawan-kawan semuanya, semoga saja Allah mencurahkan rahmat dan anugrah-Nya untuk kita semua. Amiin!

Dapat berjumpa dengan seorang bidadari merupakan anugerah Allah yang hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya, karena itu semua adalah hak periogatif Allah yang tidak dapat diatur oleh siapapun.

Dan di antara salah satu mereka yang terpilih dan mendapatkan kemuliaan itu adalah Abu Sulaiman Ad-Darani. Beliau dibangukan oleh seorang bidadari saat beliau sedang tertidur dalam sujud shalat malamnya.

Kisah ini di sebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam karangan populernya yaitu Shifatus Shafwah, bahwa Ahmad bin Abu al-Hawari pernah mengatakan tentang hal ini, "Abu Sulaiman pernah berkata kepadaku, wahai Ahmad bin Abu al-Hawari, sungguh, diriku ingin mencerikan sesuatu kepadamu, dan jangan kamu ceritakan kepada siapapun hingga aku telah menemui ajalku (menghindari kesombongan). Pada suatu malam aku tertidur, sehingga aku tidak melakukan wirid-wiridku seperti biasanya. Tiba-tiba seorang bidadari datang dan membangunkan diriku, sembari dia mengatakan kepadaku, "Wahai Abu Sulaiman, kenapa kamu tidur? Sedangkan diriku senantiasa mengawasimu di tempat pingitan sejak 500 tahun yang lalu." Akhirnya beliau tebangun dan terus melanjutkan zikir dan wiridnya.

Didalam riwayat lain juga dikatakan, Ahmad bin Abdul Hawari pernah berkata, "Aku pernah mendengar Abu Sulaiman bercerita kisahnya tentang perihal suatu malam, ketika aku sedang bersujud, tanpa sengaja aku tertidur. Langsung seketika itu ada seorang bidadari yang menggerakkan kakiku supaya aku terbangun sambil mengatakan, "Duhai kekasihku, apakah kedua matamu tertidur? Sedangkan Sang Raja dalam keadaan terjaga yang selalu melihat kepada orang-orang yang bersujud dalam tahajjud mereka."

Kemudian bidadari itu melanjutkan ucapannya, "Alangkah buruknya mata yang lebih mementingkan nikmat tidur daripada bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala. Bangunlah kamu! Sungguh, kematian telah sangat dekat, dan para pecinta sudah saling bertemu antara sebagian dengan sebagian lainnya. Lantas, apa makna tidurmu itu duhai kekasihku dan penyejuk mataku? Apakah kedua matamu tertidur? Padahal aku senantiasa mengawasimu di tempat pingitanku selama sekian tahun lamanya."

Abu Sulaiman melanjutkan kisahnya, "Aku pun langsung terbangun dalam keadaan kaget, dan aku dibasahi keringat karena malu dengan cemoohannya kepadaku." Abu Sulaiman mengakhiri kata-katanya dengan ucapan, "Sungguh perkataannya yang sangat romantis betul-betul terekam di dalam pendengaran dan hatiku."

Karena itulah, Abu Sulaiman yang juga seorang tabi'in yang agung ini menjadikan *qiyamullailnya sebaga mahar bidadari. Seringkali beliau mendapatkan kenikmatan yang luar biasa tatkala dalam kesunyian dan sedang bermunajat kepada Allah. Kelezatan yang merupakan puncak segala kenikmatan yang mungkin sulit didapati oleh sebagian lainnya. Kelezatan munajat itu melahirkan sebuah kebahgiaan dan ketenangan batin yang merupakan impian dan harapan semua orang.

Pengalaman spiritualnya ini membuahkan kata-kata yang mengandung ruh semangat dan spirit iman yang menggebu-gebu. Kata beliau, "Sungguh kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang bermunajat kepada Allah di dalam kegelapan malam jauh lebih nikmat dibandingkan kesenangan yang dirasakan oleh orang-orang yang suka bercanda dan berhura-hura.

Marilah memperbaiki diri dan intropeksi diri untuk terus memperbaiki segala kekurangan dan kesiasiaan waktu selama ini.

Salam komunitas steemit indonesia, semoga komunitas steemit indonesia terus berjaya dan berkembang ke seluruh pelosok tanah air. Amiin!