Isu yang kedua adalah masalah marga yang pada dasarnya setiap orang mempunyai marga ataupun sering disebut dengan suku , disingkil yang khusus nya gampong saya sendiri siompin kec suro marga itu adalah suatu mahkota yang setiap orang nya mempunyai marga yang diturunkan kan oleh nenek moyang dahulu, sehingga dipecah menjadi berbagai macam marga sehingga menjadi keturunan dalam sebuah kelurga tetapi jika sudah bekelurga yang mewarisi marga tersebut hanya pihak laki laki apabila sudah menikah maka anak dari pernikahanya tersebut hanya mengikut marga ayah nya.
Marga merupakan simbol bagi keluarga kerna marga diperoleh dari garis keturunan ayah, yang akan terus menerus diturunkan kepada ayahnya. Pada hakikatnya marga mempunyai macam macam nama kalau saya sendiri keturunan dari pak pak Boang yaitu bancin. Keberadaan pak pak boang dapat dilihat dari klen marga yang digunakan oleh warga singkil secara kolektif (meski berbeda agama) di belakang nama mereka (bancin, cibro, manik, angkat, berampu, dan lainnya). Merupakan modal sosial kuat dalam sistem jarinagn sosial masyarkat singkil.
meskipun dalam perkembangannya agama menjadi identitas baru dalam lingkaran klen pak pak singkil.
Suku bangsa pak pak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan setempat dengan sulang salima yang terdiri dari lima unsur yang pertama (keturunan atau generasitertua) kedua pertulan tengah (keturunan atau generasiyang di tengah) ketiga keturunan terbungsu,keempat, kerabat penerima gadis, dan yang terakhir kerabat pemberi gadis.
Marga kalau di daerah gampong kami sendiri adalah sangat istimewa kerna sangat berarti bagi masyarakat yang mempunyai marga, apabila seseorang ingin mempunyai marga maka orang tersebut harus membeli nya sesuai dengan adat di gamapong dan apabila orang yang tidak dikenal misalnya orang tersebut bertemu dengan kita apabila sudah berkenalan dan seseorang tersebut menyebutkan marganya dan apabila seseorang tersebut satu marga maka orang itu anggapan masyarakat masih saudara (family) kerna masih satu keturunan.Dan marga itu adalah suatu kebanggan bagi setiap orang yang mempunyai marga.
Singkil dengan subulussalam dikenal dengan marganya yang merupakan simbol bagi keluarga , karena marga diproleh dari garis keturunan ayah, yang akan terus menerus diturunkan kepada penerusnya . secara umum marga marga yang digunakan suku singkil relatif sama atau mirip dengan marga marga yang ada di suku pak pak, alas, kluet, dan sebagian karo serta toba, namun ada juga yang berbeda.
Pada dasarnya etnis batak merupak etnis mayoritas di subulussalam dan singkil , di wilayah singkil etnis batak sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu, suku pak pak dan suku boang secara umum keduanya memiliki banyak persamaan dari segi bahasa dan akar budaya, akan tetapi ada perbedaan kedua bagian ini diantaranya suku boang adalah mereka yang pada awal nya yang tinggal di daerah aliarn sungai (das) walaupun saat ini mereka sudah menyebar ke daerah perkotaan. Sedangkan batak pak pak adalah mereka lebih dekat ke daerah ke daerah perbatasam sumutdalam keseharian mereka ini lebih sering dikenal dengan istilah pak pak boang, yakni orang pak pak yang berasal dari bardialek boang.
Walaupun ada perbedaan seperti itu kedua suku mayoritas yang ada di aceh singkil dan subulussalam, namun mereka tetap hidup harmonis dan tidak pernah mempermasalahkan suku antar satu dengan yang lainnya.
Biasanya orang yang mempunyai marga memakai marga di akhir namanya, karena marga itu menjadi bagian dari sebuah nama yang dapat dibedakan peamanggilan antara seseorang dengan lainnya.