Cerpen Steemit #2 Tamasya Buku di Gramedia

in indonesia •  7 years ago  (edited)

image


Sebenarnya ini adalah cerita yang tertunda. Cerita tentang pengalaman saya saat bertamasya di Gramedia, Medan beberapa waktu lalu. Karena saya lumayan dekat dengan dunia literasi, maka sudah semestinya lebih banyak mengoleksi dan membaca buku. Keduanya harus seimbang. Karena kalau kamu hanya gemar mengoleksi buku tanpa membacanya, itu sama saja dengan menyalakan lilin dalam ember berisi air. Mengerti? Semoga mengerti.


image


Hari itu saya diajak oleh dosen yang saya bantu penelitiannya ke Medan untuk menyaksikan sidang terbuka salah satu temannya di program doktor perencanaan wilayah USU. Kebetulan saat itu ada undangan langsung untuk dosen saya, sehingga beliau tak mungkin tak menghadirinya.

Sidang tersebut berlangsung begitu cepat. Bahkan saya taksir lebih cepat dari sidang skripsi saya dulu. Saya ingat betul, dulu saat sidang saya hampir 2 jam di ruangan sidang yang diapit oleh empat dosen penguji di depan. Ada keringat yang jatuh dengan landai, perasaan berdebar, dan pikiran yang terus berputar. Hingga pada waktunya sidang selesai juga.

Kembali ke titik awal, sidang terbuka mahasiswa doktor USU. Setelah nyaris satu jam di dalam ruangan akhirnya sidang tersebut selesai. Karena tak ada janji yang harus ditepati, tak ada agenda yang disusun sebelumnya, maka saya punya inisiatif mengajak pak dosen tersebut bertamasya ke Gramedia. Kebetulan ada beberapa buku baru yang sangat ingin saya baca.


image


Pukul 12.25 WIB kami tiba di Gramedia. Ruangan yang berisi tumpukan buku-buku itu tak terlalu penuh. Sangat kontras dengan bioskop yang selalu penuh oleh penonton alay penikmat seni visual. Setelah melihat ruangan Gramedia yang cukup besar, saya memilih satu sudut yang berisi buku-buku unik.

Buku-buku unik versi saya adalah buku yang paling jarang dijamah oleh pengunjung, entah karena bukunya kelewat datar, atau buku-buku tersebut sulit dinalar. Intinya saya cari buku yang tak dikerumuni oleh orang banyak. Maka sampailah saya pada rak buku keren ini. Di situ saya melihat salah satu buku berjudul "Demokrasi di Tangan Netizen". Saya kira buku ini keren. Penulisnya begitu paham tentang kekuatan netizen yang makin hari makin memiliki power.

Lihatlah beberapa contoh kekuatan netizen yang mampu menjamah ke dunia nyata. Sebuah kelompok netizen di Somalia berhasil menggegerkan publik Afrika setelah berhasil menggalang dana yang sangat banyak untuk korban banjir di sana. Sebelumnya tak ada kejadian seperti ini di Somalia. Negara yang dikenal rawan konflik itu terkenal sebagai negara miskin dan patut dibantu. Tapi karena netizennya kompak dan memiliki visi misi sama, mereka berhasil menggalang dana untuk membantu saudaranya. Itulah salah satu contoh dahsyatnya kekuatan netizen di era millenial. Kalau mau tahu contoh lainnya, cari di google yess..


image


Setelah puas melihat-lihat buku demokrasi di tangan netizen itu, saya beranjak ke buku yang lebih gawat. Di rak ini bertumpuk buku-buku yang berisi mitos dan kejadian-kejadian aneh yang bisa saja terjadi di bumi di masa yang akan datang. Termasuk Grup Band Metallica membuat lagu kasidah haha.

Di rak ini saya melihat buku berjudul "Collapse". Collapse berarti jatuh atau runtuhnya sebuah peradaban, sebuah era atau sebuah kekaisaran. Pada buku yang saya lihat ini menceritakan tentang kejatuhan sebuah peradaban besar di ujung timur laut Amerika. Meski terlihat dibumbui megis dan hal-hal aneh, buku ini tetap mampu membuat saya datang dan meliriknya.


image


Setelah itu, saya beranjak ke buku-buku yang lebih gawat. Rata-rata di rak ini semua buku-bukunya telah diangkat menjadi film. Ini membuktikan bahwa buku tersebut bagus dan sangat direkomendasikan untuk dibaca. Karena hari itu saya sudah membeli beberapa buku, akhirnya buku ini tak saya ambil. Meniru kata Dilan pada Milea, "Duhai buku, kamu menarik, tapi aku belum bisa membelimu, mungkin tahun depan.. Wkwkw"


image


Intinya adalah, jika seseorang ingin bisa menulis dengan bagus dan enak dibaca, maka sebaiknya dia sering-sering bertamasya ke toko buku, bukan ke gerobak somay yang menggoda itu. Begitulah sahabat Steemit. Semoga bermanfaat.. Salam literasi.


image


Regards

@samymubarraq

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  


upvote

Betul sekali.. Banyak2 membaca apabila ingin menulis dengan baik.. Terima kasih sharingnya :)

Sama-sama bro.. :)

Lion pernah nonton filmnya, awalnya menarik, lama2 agak membosankan.

Saya belum pernah.. Kayaknya harus nnton nih haha

Alirannya cerita ini tak ubah jatuhnya air terjun di Gayo yang siap menyapa ikan depik di kedalaman danau Lut Tawar yang dingin dan segar bang..

😊

Analogi yang indah Sadraa.. Terima kasih.. 😉

Hehehe, sama sama bag
saya kalau ke toko buku, suka lama keluar, karena banyak buku keren dan seolah dia berkata "Pilih aku atau dia" 😀😀😀

Jroeh nyan @samymubarak, kesimpulan yang bagus dan harus dilakukan agar sukses dalam dunia tuli Menulis, khususnya para pemula seperti saya.....

Teurimong geunaseh bang... Semoga beujeut keu manfaat.. :)

Terima kasih sudah mau berbagi tulisan ini mas @samymubarraq

Sama-sama Mbak.. Semoga bermanfaat yaa mbak.. :)

Kalo saya pergi ke Gramed suka bingung, banyak buku yang pengen di beli tapi apa daya kantong nggak memungkinkan buat membeli semuanya, hahhaha.
Jadi pinter-pinter milih bener buku mana yang di pengeni.

Asliii mbak.. Itulah yg saya alami kemarin.. Pas kluar masih ingat sama buku2 yg blum terbeli.. 😂

Sama, kapan itu juga pas ke Gramed gitu dilema buat pilih buku. Apalagi ini lagi ada bookfair di Gramed, makin mupeng pengen borong semua.

teruskan bakat mu abang ku, semoga sukses selalu

Terima kasih adinda. Sukses juga untukmu. Salam :)