Ini sebenarnya bukan bentuk kegelisahan yang kemudian sukses membuat saya susah tidur, mata bengkak, perut mual-mual, kepala cenat cenut dan sebagainya. Tapi ini lebih kepada keheranan saya terkait perubahan trend yang terjadi pada anak muda milenial: nikah muda! Jleebbb!!
Semakin hari media sosial makin riuh dengan topik nikah muda. Saya ingin ketawa, tapi takut salah. Apalagi melarang mereka untuk tidak nikah muda. Saya pasti tervonis paling salah dan pantas dikurung di penjara Guantanamo.
Maka sebab itu, setiap mendengar atau melihat fenomena anak muda yang ngebet nikah muda (padahal belum mampu dan juga belum mapan) yang belakangan hits, saya hanya akan bereaksi dengan elegan: makan indomie rasa soto medan plus telur ayam kampung. Telurnya jangan diaduk.
Ini reaksi paling ampuh dan aman yang bisa saya lakukan. Selain bikin kenyang, hal tersebut pasti tidak menyinggung perasaan teman-teman yang ingin nikah muda. Gak nyambung? Sengaja.. Saya buat cerita begini biar pembaca juga ikut bingung.
Kembali ke pokok permasalahan. Nikah muda. Sebenarnya sangat baik dilakukan. Bahkan dalam beberapa kondisi memang semestinya dilakukan dengan segera. Misalnya, seorang pemuda, sebut saja namanya mawar, eh bukan.. Johnny, dia anak konglomerat di kampung durian. Setelah belajar di kampus selama dua semester akhirnya dia keluar dan gagal jadi sarjana. Alasannya kuliah membosankan dan nikah muda adalah solusi mengusir kebosanan. Jhonny juga ingin nikah muda untuk membuktikan pada teman-temannya kalau dia banyak yang suka. Intinya pamer.
Selama kuliah dia tak tahu bagaimana cara kerja yang dapat menghasilkan uang. Yang dia tahu hanya cara meminta uang pada orangtuanya dengan jumlah sesukanya. Ini mungkin masih terlihat wajar, karena, biarpun Johnny tidak bisa cari uang sendiri setidaknya dia punya "bank pribadi" yang nanti bisa membiayai keluarganya. Meskipun hal itu sebenarnya sangat memalukan.
Dalam kasus Johnny, nikah muda masih bisa dikatakan masuk akal dan boleh dilakukan. Setidaknya dia punya jaminan penghasilan dalam kantong orangtuanya. Kalau Johnny nikah muda ya silakan.. Kalau tidak ya terserah dia juga. Saya hanya ingin bilang, dengan kisah seperti Johnny ini, seorang anak muda wajar jika ingin nikah muda. Wajar bukan tepat.
Di kasus lain, seorang pemuda, sebut saja namanya Paicong, baru lulus kuliah dan berniat untuk nikah muda. Meski dia belum memiliki pekerjaan tetap, dan tinggal bersama orangtua yang tak sanggup mewujudkan mimpinya untuk nikah muda, dia tetap ingin nikah muda. Tak ada negosiasi. Pokoknya nikah muda harga mati!
Setelah diselidiki rupanya hal ini terjadi karena berbagai alasan yang absurd. Seperti mantannya saat SMA sudah nikah, sering pergi kondangan, dan doyan stalking pengguna instagram yang sering pamer foto keluarga. Cuma itu? Yaa.. Cuma itu.
Maka dalam kasus Paicong ini, nikah muda seharusnya lebih baik jangan dipaksakan. Karena pernikahan bukan seperti main rumah-rumahan pada anak SD.
Nikah itu pekerjaan serius dan akan menjadi ibadah jika dilakukan di waktu yang tepat. Nikah yang dilakukan di waktu yang tepat (bukan cepat-cepat) selain menjaga kehormatan kedua pasangan juga mendatangkan pahala. Tapi sebaliknya, jika dilakukan dengan pemaksaan, atau hanya ingin pamer sama teman-teman padahal belum siap secara finansial dan lainnya, maka pernikahan model ini akan jadi masalah dan mendatangkan segala mudharat.
Alasan anak muda milenial ingin nikah muda juga lucu-lucu dan bikin geli. Ada yang ingin nikah muda karena sering pergi kondangan. Ada yang taruhan sama mantan. Yang paling asoy tentu saja karena sering mendengar lagu "Akad" Payung Teduh.
Motong bawang, dengar lagu akad. Jemur cucian sambil dengar lagu akad. Di kamar mandi pun yang terngiang di kepala adalah lagu ini. Entah mitos atau mentos, lagu ini memengaruhi hasrat ingin cepat-cepat nikah di kalangan remaja. Makanya, ketika memutar lagu ini berulang-ulang, bisa membuat anak muda ingin segera mengakhiri masa lajang. Betapa bapernya anak muda milenial.
Maka begitulah. Tempatkan sesuatu pada tempatnya. Merangkak dulu baru berjalan kemudian. Nikah juga demikian. Mapan dan cari kerja dulu baru ke KUA kemudian. Jangan karena sering pergi kondangan jadi ingin nikah muda. Itu seabsurd-abdurdnya alasan.
Semua ada proses dan tahap masing-masing. Semua ada waktu baik sendiri-sendiri. Semua ada ketentuan. Jangankan nikah yang merupakan hal sakral dalam hidup itu, makan oreo saja ada aturannya: diputar, dijilat baru dicelupin. Begitu kan?
Jadi, masih ingin cepat-cepat nikah muda??
Think again..
Mungkin karena hannanis effec yang viral dimedsos @samymubarraq..hehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaha.. Waahh.. Bisa jadi itu bang.
Gimana perkembangan kasus itu bang?
Udah ada yang dibui?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hehe... Masih dalam penyelidikan @samymubarraq
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @samymubarraq! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of posts published
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
mungkin tujuannya untuk menghindari dari dosa zina, dan Mengambil jalan Nikah Muda😅@samymubarraq hehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha.. Bisa jadi ya dek.
Selamat bergabung di Steemit.
Tebar kebaikan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit