Assalamu'alaiku Sahabat Steemit. Tanpa terasa, Ramadhan yang kehadirannya begitu dinanti dan dirindukan, kini telah berlalu. Kesibukan selama sebulan ini juga membuatku absen dari steemit. Nah, kali ini saya mau berbagi tulisan, tentang cerita Ramadhanku kali ini, yang juga aku ikutkan dalam sebuah kontes menulis kisah Ramadhan di Bumi Formosa. Hanya secuil kisah sederhana, tapi semoga bisa menjadi hikmah untuk semua.
Assalamu’alaikum Sahabat Muslim-Muslimah NCU
Alhamdulillah, ini kali kedua saya menjalani Ramadhan di Bumi Formosa. Jika flash back ke Ramadhan tahun lalu, kenangan perjuangan menyelenggarakan ifthar bersama selama Ramadhan adalah kenangan manis dalam hidup saya. Betapa tidak, dari cita-cita sederhana mengadakan buka bersama tiap weekend, Allah mampukan untuk menyelenggarakan full satu bulan.
Tentu saja, hal tersebut bisa terselenggara bukan karena hebatnya panitia Ramadhan, bukan! Tapi Allah-lah yang menggerakkan hati kami ini untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Masyaa Allah, orang-orang dengan ringan tangan menginfakkan sebagian rezekinya, dengan senang hati mempersiapkan hidangan berbuka, bahkan masak untuk sahur dini hari, juga bersemangat menyiapkan ekstra tempat untuk solat tarawih berjamaah. Sungguh indah sekali mengenangnya. Memberikan suntikan semangat tersendiri untukku dalam berlomba-lomba dalam kebaikan.
Nah, untuk Ramadhan tahun ini, ada hal menarik juga yang ingin saya bagikan ke teman-teman. Kalo ibarat novel, mungkin ini serial keduanya hihihi. Yups, serial kedua tentang kisah Fastabiqul Khairat: Berlomba-lomba dalam kebaikan.
Sungguh, Maha Baiknya Allah, mempertemukan saya dengan berbagai kesempatan yang saling melengkapi. Kesempatan A yang kemudian berkorelasi dan mendukung kesempatan B, pun demikian dengan kesempatan-kesempatan lainnya.
Hal ini berawal ketika saya mengajar online disebuah sekolah nonformal untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Muhammadiyah Taiwan. Setiap akan memulai belajar, kami ada murajaah surat pendek terlebih dahulu. Disesi itulah, sedikit ngobrol-ngobrol dengan siswa agar suasana belajar lebih cair. Kemudian sampailah diobrolan, “Aku pengen belajar ngaji, tapi saya mulai Iqra’ aja, Bu,” kata seorang di kelas tersebut. Berawal dari situlah, saya melihat ada sebuah peluang kebaikan yang harus saya ambil nih! Walaupun diawal, saya merasa bonek (bondo nekat hehehe). Iqra’? Saya tidak punya. Beli dimana ya di Taiwan? Entahlah, saya tidak tahu. Tapi, menanggapi niat baik dan semangat beliau, lalu saya tanyakan saja di kelas, dimana bisa beli Iqra’? Ternyata, malah ada salah satu siswa yang jualan Iqra. Gayung bersambut. Yasudah, langsung saja saya pesan dua. Niatnya satu buat saya, satu lagi buat beliau yang pengen belajar Iqra’ tadi. Namun Masyaa Allah, saya malah dapat dua Iqra’ free, plus jajanan sekardus yang dikirim lewat pak POS. Sungguh nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? Dari situ, saya merasa menemukan rangkaian gerbong kebaikan yang mengular. Satu kebaikan membangkitkan kebaikan-kebaikan lainnya. Ada resonansi yang indah dari kebaikan-kebaikan yang satu frekuensi.
Walaupun dalam perjalanannya tidak semudah membalik telapak tangan. Kami baru memulai belajar Iqra mungkin dua pekan belakangan ini, karena kondisi saya yang, ya begitulah hehehe.
Qodarullah, dalam penantian untuk memulai belajar Iqra’ ini, saya dipertemukan lagi dengan orang-orang yang bersemangat balajar membaca Al-quran. Bermula dari menjadi seorang admin FB yang menawarkan kegiatan belajar dengan program unggulan literasi Al-Quran. Saya dipertemukan dengan orang-orang yang menanyakan dimana bisa belajar Iqra’ di negeri minoritas muslim ini. Dari situlah, saya kembali tergugah, kenapa tidak saya ambil saja peluang ini? Dan inilah yang membuat saya semakin bersemangat segera memulainya.
Kami bertujuh, tidak saling mengenal sebelumnya. Pertemuan kami pun sungguh tidak disangka-sangka. Allah-lah yang mempertemukan kami dengan cara-Nya. Dia yang menggerakkan hati kami, kemudian beresonansi dalam satu kebaikan di jalanNya. Melalui aplikasi Line, kami bertemu setiap malam. Disela-sela kesibukan masing-masing, semua semangat berlomba dalam kebaikan. Terlebih pada bulan Ramadhan ini, kami bersepakat untuk berfastaiqul khairat merampungkan Iqra’, agar segera bisa membaca Kitabullah. Ada rindu yang menggebu untuk bisa mulai membaca alif lam mim. Ya, kami sangat rindu! Semoga Allah memampukan dan meridhoi kami, di Ramadhan kali ini bisa mulai membaca ayat-ayat suci-Nya dengan fasih.
Alhamdulillahnya lagi, kisah perjalanan Ramadhan kali ini juga masuk nominasi tiga besar. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi penyemangat, khususnya untuk saya, agar terus berfastabiqul khairat. Sebagaimana nasihat Hasan Al Basri berikut ini, semoga ini bisa memotivasi kita semua untuk menjadi kekasih pilihanNya ya sahabat Steemit.
Jika seseorang memperlombaimu atas dunia, tinggalkan saja itu baginya. Tapi jikalau akhirat soalnya, dahuluilah dia segera. Karena Allah akan karuniakan dunia pada yang dicintaNya dan bahkan yang dimurkaNya. Tapi akhirat hanya untuk kekasih-kekasihNya.
Selamat idul fitri mba @sarah...mohon maaf lahir dan batin...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
selamat idul fitri juga ya bu @ainee , sama-sama ibu...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Happy Eid Mubarak mbak @sarahrizkyw
Taqqabalallahu wa minna wa mingkum taqqabal yaa kareem
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Taqabalallahu minna wa minkum mba @dwiitavita
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit