WAJIB BACA - Kapan Negara Israel di Gagas?

Negara Israel resmi digagas pada tahun 1917 akhir PD 1, melalui DEKLARASI BALFOUR. Sebuah janji dari negara Super Power (waktu itu masih Inggris) kepada Lord Rothschild untuk mendirikan negara Israel di tanah Palestina. Janji ini dibuat karena "jasa" Lord Rothschild yang begitu besar bagi negara Eropa khususnya Inggris dengan sistem perbankan yang Lord Rotschild buat. Sistem perbankan tersebut yang sekarang dipakai diseluruh dunia.

Lalu bagaiman Inggris yang lokasinya di Eropa, bisa mengobok-obok wilayah Arab? Waktu itu Kerajaan Ottoman sudah korup disusupi oleh orang-orang yang ingin meruntuhkan kekuatan umat muslim di wilayah Arab dan dunia. Ditambah lagi kemenangan Inggris dan sekutu pada PD 1, membuat Inggris dan sekutu bisa lebih fokus untuk mewujudkan misi Deklarasi Balfour.

Selain untuk mendirikan negara Israel, Deklarasi Balfour juga mempunyai misi lain yaitu untuk membagi wilayah kekuasaan Inggris dan sekutu di Timur Tengah, dan membagi sumber daya alam MINYAK. Sudah jelas mereka ingin menjajah negara-negara di Timur Tengah.

Langkah awal Inggris dan sekutu adalah melakukan pembicaraan dengan Syarif Husein di Hijaz. Syarif Husein adalah seorang pemimpin di kerajaan Banu Hashim di Hijaz. Kita tahu Banu Hashim adalah banu terpandang dan terkuat dari semua banu di suku Quraisy. Rasulullah Muhammad juga termasuk dari Banu Hashim ini, dan Syarif Husein adalah keturunan dari Rasulullah. Hijaz merupakan wilayah barat semenanjung Arab termasuk Mekkah dan Madinah. Dahulu belum ada Saudi Arabia. Wilayah Saudi yang sekarang termasuk gabungan dari wilayah Hijaz (bagian barat) dan Najd (bagian timur).

Inggris ingin bekerja sama dengan Syarif Husein karena melihat pengaruh Syarif Husein yang meliputi wilayah Timur Tengah. Kerajaan Banu Hashim tidak hanya di Hijaz saja, tapi menyebar di semua wilayah Timur Tengah dengan pemimpinnya masing-masing. Ditambah lagi setelah runtuhnya Ottoman, Syarif Husein digadang menjadi penerus Khilafah. Selain itu, Inggris juga merasa bahwa Syarif Husein berhutang kepada Inggris karena Inggris sempat membantu Kerajaan Hijaz dari gempuran Kerajaan Ottoman sebelumnya.

Namun saat mengetahui isi dari Deklarasi Balfour tersebut, Syarif Husein menolak. Pastinya Inggris merasa sakit hati. Mereka ternyata punya cara lain yang tidak kalah kejam. Inggris mendekati sebuah kerajaan di wilayah barat, yaitu Kerajaan Saud di Najd. Ternyata Saud menerima Deklarasi tersebut dengan melakukan penyerangan ke Kerajaan Hijaz sebagai langkah pertama. Kerajaan Hijaz runtuh, dan sejarah menulis bahwa Kerajaan Saudi adalah Pemersatu Tanah Arab. Jadi jangan heran jika Saudi Arabia dekat dengan US Amerika. Hubungan Saudi dengan Negara Super Power dimulai dari Deklarasi Balfour.

Setelah runtuhnya Kerajaan Hijaz, disusul dengan penyerangan Kerajaan Banu Hasyim lainnya di wilayah (sekarang) Jordan, Syria dan wilayah Timur Tengah lainnya oleh Inggris dan sekutu. Zaman ini termasuk zaman runtuhnya kerajaan-kerajaan besar dan memasuki Zaman Kebebasan. Meskipun kerajaannya sudah runtuh, tapi spirit perlawanan masih berkorban hingga sekarang. Jangan heran lagi jika pemimpin seperti Saddam Husein, Gadafi digambarkan sebagai orang yang jahat oleh media. Hal itu dikarenakan perlawanan mereka yang sangat kuat terhadap Deklarasi Balfour. Bendera Palestina yang sekarang dipakai adalah bendera yang sama yang dipakai Kerajaan Hijaz. Pastinya bukan sebuah kebetulan, namun merupakan sebuah pesan kepada dunia bahwa spirit kerajaan Hijaz belum mati.

Ir. Soekarno pun juga termasuk orang yang sangat menolak deklarasi ini karena tidak sesuai dengan bunyi UUD RI, "penjajahan di atas dunia harus dihapuskan". Jadi, mendukung Palestina bukan hanya sebagai bentuk solidaritas, melainkan lebih jauh lagi yaitu merupakan kewajiban bagi warga negara Indonesia.

Akhir kata, semoga kita tetap dilindungi Allah dari jahatnya fitnah akhir zaman.

SETIO WIDIANTO
Tinggal di Facebook.com/Tiyok123