Meskipun berada di tengah hiruk pikuk ibu kota, tempat ini masih kental akan nuansa Jakarta tempo dulu karena kaya akan nilai sejarah. Kawasan ini pun selalu dipadati wisatawan setiap harinya. Tak hanya orang lokal saja yang tertarik dengan tempat ini, banyak juga wisatawan mancanegara yang ikut menikmati suasana di Kota Tua.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku berkunjung ke Kota Tua, ini yang kesekian kalinya dan entah ke berapa kali. Tapi, biasanya aku hanya menikmatinya dengan berfoto ria di luar gedung, wisata kuliner dan juga bermain sepeda sewa mengelilingi lapangan. Namun, kali ini aku masuk ke dalam museum fatahillah dengan membayar tiket masuk sebesar RP 5.000,00.
Oh iya, aku baru ingat, Sekitar 7 tahun yang lalu aku pernah masuk ke dalam museum ini, ketika aku masih menduduki bangku sekolah SMA bersama temen-temanku. Kupikir tak banyak yang berubah, semuanya sama saja. Mungkin hanya sedikt perbaikan gedung. Tapi, entahlah aku juga sedikit lupa sih. Hahahhaha its been a long time. Hal yang tetap mencekam sama seperti 7 tahun lalu adalah saat memasuki penjara bawah tanah. Aku sama sekali tidak ingin berlama-lama disana, karena sangat pengap dan tercium aroma yang tidak sedap.
Setelah puas berkeliling museum dan mengambil beberapa gambar untuk diabadikan. Seketika perut kami terasa lapar. Tentu saja cacing diperut kami harus diberi makan. Di kota Tua tak perlu takut kelaparan, karena banyak sekali tempat makan, dimulai dari makanan kaki lima, caffe dan masih banyak lagi. Tentu saja dengan harga yang terjangkau tak membuat kantong jebol.
Usai makan, aku dan temanku beralih tempat untuk pergi ke sebuah pusat perbelanjaan, karena rasanya kaki serasa mau patah akibat lelah berkeliling museum. Akhirnya, kami memutuskan untuk menonton film. Hari ini cukup menyenangkan, meski aku harus pulang hampir tengah malam, untung saja tidak kena omel.
Salam hangat,