Why are We an the Act [Mengapa Kita Bersandiwara]

in indonesia •  6 years ago 


Sumber


This world stage plays
We are sometimes forced to act and perform in a play for some reason, usually involving money, power, and human relationships. People play to gain power, money and maintain relationships with certain people. People use their tongues along the tie to lick, sometimes also vilify others.

Surprisingly, many people are affected by the cheap play, despite the rotten intent behind it. The clever lick always knows where he comes from. Usually through the door of religion, brotherhood, emotional ties, power, and money. A wise leader, not easily affected by licks and theatrics.

Stories are volatile. The story of the Mahabrata or the tragedy of the Greeks
The play will not last long. The relationship built up from the theatrical stage, has limited epidose. When the interest is over, the theatrical ends. History has proved how many relationships have been damaged by theatrics. In fact, there was blood spilled after the theatrical end.

Stories are easy to change, depending on your interests. The relationship built on the plays will not last long. Once the interests are achieved, complete the relationship. Not infrequently, the awakened relationship of theatrical ends with hostility and war.

There is no better relationship than a sincere friendship. There is no interest other than for the friendship itself. Even if there are elements of money and power in it, not to pollute the friendship only.

Each of us can be a part, which we must play. There is a fair role there is the role of pretending
Perhaps we get one role, but many also play many roles. On the one hand being friends, on the other hand being the enemy. In front smells fragrant, the back smells rotten. People like this have often been encountered in the association. Profoundly incomparable, many say. What it says, what it says it has done, and what it does is three different things. We often hear from wise men.

Life with pretense is exhausting. So why play?

[Inspired by the song Panggung Sandiwara by Achmad Albar]



Sumber



Sumber


Mengapa Kita Bersandiwara

Dunia ini panggung sandiwara
Kita terkadang dipaksa bersandiwara dan memaksanakan diri bersandiwara untuk alasan tertentu, biasanya menyangkut dengan uang, kekuasaan, dan hubungan manusia. Orang bersandiwara untuk mendapatkan kekuasaan, uang, dan mempertahankan hubungan dengan orang tertentu. Orang menggunakan lidahnya yang sepanjang dasi untuk menjilat, terkadang juga menjelekkan orang lain.

Anehnya, banyak orang yang terpengaruh dengan sandiwara murahan, meski ada maksud busuk di baliknya. Orang yang pandai menjilat selalu tahu dari mana ia masuk. Biasanya melalui pintu agama, persaudaraan, ikatan emosional, kekuasaan, dan uang. Seorang pemimpin yang bijak, tidak mudah terpengaruh dengan jilatan dan sandiwara

Cerita yang mudah berubah. Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani
Sandiwara tidak akan bertahan lama. Hubungan yang terbangun dari panggung sandiwara, memiliki keterbatasan epidose. Ketika kepentingan selesai, sandiwara pun berakhir. Sejarah sudah membuktikan, betapa banyak hubungan yang rusak karena sandiwara. Bahkan, ada darah yang tumpah setelah sandiwara selesai.

Cerita memang mudah berubah, tergantung kepentingan. Hubungan yang dibangun atas sandiwara tidak akan berumur panjang. Begitu kepentingan tercapai, selesailah hubungan tersebut. Tidak jarang, hubungan yang terbangun dari sandiwara berakhir dengan permusuhan dan peperangan.

Tidak ada hubungan yang lebih baik dari persahabatan yang tulus. Tidak ada kepentingan apa pun selain demi persahabatan itu sendiri. Kalaupun ada unsur uang dan kekuasaan di dalamnya, tidak sampai mengotori persahabatan itu sendiri.

Setiap kita dapat satu peranan, yang harus kita mainkan. Ada peran wajar ada peran berpura-pura
Barangkali kita mendapatkan satu peranan, tetapi banyak juga yang memainkan banyak peranan. Di satu sisi menjadi sahabat, di sisi lain menjadi musuh. Di depan beraroma harum, di belakang berbau busuk. Orang seperti ini sudah sering kita jumpai dalam pergaulan. Cakap tak serupa bikin, kata banyak orang. Apa yang dikatakan, apa yang dikatakan sudah dilakukan, dan apa yang dilakukan adalah tiga hal berbeda. Itu sering kita dengar dari orang bijak.

Hidup dengan kepura-puraan cukup melelahkan. Jadi mengapa harus bersandiwara?

[Terinspirasi dari lagu Panggung Sandiwara by Achmad Albar]



Sumber

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

You got a 3.06% upvote from @postpromoter courtesy of @suci!

Want to promote your posts too? Check out the Steem Bot Tracker website for more info. If you would like to support the development of @postpromoter and the bot tracker please vote for @yabapmatt for witness!

Thanks you very much @postpromoter. Only you care me...