Assalamualaikum netizen steemit.. InsyaAllah kita semua semakin menjadi manusia yang baik dan bermanfaat untuk sesama. Amiin 😊
Fenomena pengemis yang berakting dengan atribut kemiskinan banyak sekali kita jumpai di mana-mana. Ada yang mangkal di perempatan lampu merah, ada yang mendatangi rumah-rumah makan atau tempat-tempat keramaian, ada yang mengunjungi kantor per kantor rutin setiap hari, dan yang paling sering kita jumpai biasanya di luar tempat-tempat ibadah. Mungkin diantara sekian banyak pengemis itu tidak semua yang benar-benar berakting, tetap ada juga yang mungkin memang hidupnya pas-pasan dan memilih jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan dengan cara mengemis.
Apapun itu bentuknya, saya pribadi selalu menahan diri untuk memberi sesuatu pada pengemis yang meminta minta seperti itu. Bukan saya tak ingin berbagi, bukan saya tak perduli sesama, bukan juga karena saya takut uang saya berkurang. Tapi hal ini sudah menjadi prinsip saya. Dan Insya Allah akan saya tanamkan juga buat anak-anak saya ke depan. Mengapa??
Saya mempunyai anak-anak yang sekarang masih dalam masa golden age. Dimana kognitif, motorik, etitude dan behavior nya sedang berkembang dengan pesat-pesatnya. Sedini mungkin saya berusaha mengajarkan tentang kerja keras dan tanggung jawab kepada mereka. Apapun alasannya mereka wajib membereskan mainannya setelah selesai bermain. Mereka wajib mengerjakan tugas-tugas sekolah sendiri. Mereka wajib membereskan tempat makan mereka sendiri. Meletakkan barang-barang pada tempatnya masing-masing. Jika menginginkan sesuatu yang harganya lumayan mahal dan bukan kebutuhan pokok, maka saya hanya mengatakan "menabung lah". Belilah sepeda dengan uang tabungan mu, belilah sepatu kets dengan tabungan mu, belilah mobil remote control dengan tabungan mu, dan baru-baru ini mereka menginginkan spiner yang sedang ngetren dikalangan anak-anak maka belilah dengan uang tabunganmu. Barang-barang itu sekarang sudah mereka miliki dari hasil tabungan mereka sendiri. Sungguh mereka sangat menghargai barang-barang tersebut, karena mereka merasakan sulitnya mengumpulkan uang sehingga dapat membeli apa yang mereka inginkan.
Apa kaitan nya dengan pengemis?? Saya mencintai anak-anak saya, saya tak ingin mereka menjadi orang yang lemah. Karena itu sebisa mungkin saya tak memberikan kesempatan buat mereka untuk berpangku tangan. Begitu juga saya ingin bersikap kepada orang lain tentang hal ini. Lihatlah para pengemis dimana-mana. Apakah kebanyakan dari mereka memang termasuk dari orang yang jika tidak kita tolong akan berakibat mudharat lahir batin? Mereka menjadi pengemis terus-terusan mungkin salah satunya karena kita yang memberi kesempatan kepada mereka. Dengan mengemis berapa banyak penghasilan yang mereka dapatkan sehari?
Bandingkan saja dengan gaji tukang sapu jalan per harinya? Mana yang lebih banyak? Oleh karena nya..para pengemis itu susah sekali move on,,mengapa? Karena pekerjaan mereka simple dan penghasilannya juga lumayan dibandingkan dengan pekerjaan lain. Dan siapa yang membuat penghasilan mereka besar? Ya kita-kita ini, yang menganggap sudah melakukan kebajikan terhadap sesama. Wallahu'alam.
(Foto Ilustrasi, sumber : Goggle)
Pernah saya menjumpai seorang laki-laki paruh baya, dia seorang pengemis yang datang ke meja-meja pelanggan disebuah tempat makan. Ia menyodorkan tangan kanan nya kepada saya, sementara tangan kirinya justru sedang memegang sebatang rokok yang sedang dihisapnya. Apakah yang seperti ini pantas kita kasihani? Dengan tetap menghormati beliau mengingat usianya sebaya dengan ayah saya dengan sopan saya menolak memberi uang kepadanya.
Ada juga model pengemis yang tiap hari datang ke kantor saya, nyaris setiap pagi. Hanya bajunya saja yang lusuh, ditambah modal suara yang dilirih-lirihkan. Sementara badannya masih fit, usianya juga tidak begitu tua. Wallahu alam, Allah maha tau isi hati manusia.
Namun jika tak berkenan memberi kepada mereka yang dianggap 'pengemis yang tak jelas', lalu kapan saya bersedekah jika hanya memikirkan tentang kejelasan status mereka. Saya jawab dengan tegas, banyak sekali kita jumpai orang yang hidupnya kekurangan sekali tapi mereka tetap bekerja dijalanan, mencari botol minuman bekas, manyapu jalan, mendayung becak barang, tukang parkir, menjual koran dan tisu di perempatan, bahkan mengamen. It's oke! Mereka bekerja bukan meminta-minta. Merekalah yang selalu saya perioritas kan untuk ditolong. Usaha mereka lah menurut saya yang paling harus kita hargai.
(Foto Ilustrasi, Sumber : Google)
Pernah saya menjumpai nenek-nenek tua sekali, entah apa yang menyebabkan beliau masih harus bekerja menjual kacang goreng. Berjalan berlahan-lahan ditengah keramaian menjajakan dagangannya. Apakah nenek ini tak layak kita tolong dibandingkan pengemis itu tadi? Apa salahnya kita membeli 2 kacang dari beliau dan membayar lebih. Toh untuk pengemis juga kita memberi cuma-cuma.
(Foto Ilustrasi, sumber : Google)
Pernah juga saya didatangi seorang kakek, beliau berjalan kaki ke kantor-kantor untuk berjualan pisau dapur. Sikapnya sangat sopan dan beliau tidak meminta-minta, tetapi hanya menawarkan dagangannya. Hati siapa yang tak sedih, jika membayangkan orang tua kita yang seperti itu. Apakah beliau tidak layak kita tolong seperti pengemis itu tadi?
Inilah alasan yang sangat realistis menurut saya mengapa saya menetang keras memberi uang pada pengemis. Wallahu alam, semua orang bebas berpendapat dan berprinsip dalam menentukan sikapnya dilingkungan sosial. Semoga kita semua selalu dalam limpahan Rahmat dari Allah.
Wassalam...
My Journey as a servant of Allah