Ada apa denganmu teduhku ?
Dulu sangat tersohor sampai ke johor
Terhormat tak tamat serambi mekah kau di semat
Laju mu kian mengendur, mundur dan luntur
Sepakan terjang tak terpandang perjuangan nenek moyang kau anggap wayang
Ada apa denganmu teduhku?
Teduhku yang dulu kau begitu di segani
Kini kau terbebani akibat abet penerusmu yang tak tau diri
Hingga keseganan itu memudar dari pandangan tak kasat mata
Akibat ulah penerusmu pula yang berlagak seperti preman
Padahal hanya abangan yang tidak bisa Rukun iman apalagi Baca Al-qur’an
Sungguh memalukan , andai kau bisa mendengar tangisan teduhku , begitu pilu
Ada apa denganmu teduhku ?
Apakah kau terluka?
Ceritakan kepadaku wahai teduhku
Ku tau rindu mu pada leluhurku bukan pada penerus yang rakus dan mengabuk
Umuk dengan kekayaan dan mengamuk dengan jabatan
Abuh dalam pertikaian dan terdiam dalam nominal
Kanal pembuluh darah dalam tulang kau berhutang pada teduh mu yang mulai rapuh