Selamat malam sahabat steetmit semuanya.
Pada postingan kali ini saya akan membahas pasar tradisional yang ada di daerah Banda Aceh, pasar ini adalah pasar peuniti yang beralamat di kecamatan Baiturahman kapubaten Banda Aceh. Pasar peuniti ini pada dulunya dinamakan dengan pasar minggu, diubah menjadi pasar peuniti baru beberapa tahun kebelakang. Nah kenapa dulu di bilang pasar minggu karena hanya dibuka pada hari minggu saja. Bagi pedagang mendatangkan sayur-sayuran, buah-buahan atau kebutuhan lainnya hanya pada hari minggu dan bagi para pembeli atau masyarakat setempat hanya datang pada hari minggu saja. Dan masyarakat langsung membeli untuk kebutuhannya selama satu minggu.
Sekarang ini tempatnya sudah di rombak, sudah lebih rapi, lebih luas dan tidak lagi terkesan pasar kumuh atau tua. Penjalan kaki, kendaraan roda dua, roda tiga, bersepeda, bahkan mobil terlihat padat di pasar tersebut ini pertanda sebagai pasar peuniti itu hidup. Di pasar peuniti ini para pedagang mulai berdagang di mulai dari jam 06:00 WIB pagi sampai sore hari bahkan ada juga beberapa toko yang masih terbuka sampai malam hari seperti tukang jual santan, rempah-rempah, dan bumbu-bumbu siap saji, bahkan tairol dan yang lainya juga. Ini disebabkan karena ada beberapa pedagang yang tempat tinggalnya tidak jauh dari pasar tersebut, makanya mereka lebih banyak memiliki waktu untuk bolak-balik dari rumah ke pasar.
Sebelum memperdagangkan ada beberapa pedagang dari mereka yang mengambil sayur-sayuran atau bahan keperluan lainya di pasar induk seperti peunayong atau lambaro, dan seperti pedagang yang menjual ikan sebagian dari mereka mengambil di daerah lampulo lalu baru diperjual belikan di pasar peuniti ini. Dan para pedagang pergi ke pasar induk pagi-pagi sekali karena transaksi perputaran ekonomi di pasar induk ini sudah terjadi sekitaran jam 3 atau jam 4 pagi. Untuk harga kebutuhan yang diperjualkan di pasar peuniti ini sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan pasar induk, ini dikarenakan para pedagang di pasar peuniti mengambil barang di pasar induk sehingga harganya sedikit lebih tinggi dari harga yang dijual di pasar induk baik di peunayong, lampulo maupun di lambaro. Para pedagang banyak terdiri dari orang tua bahkan nenek-nenek juga ada, ada juga pedagang yang membawa anaknya untuk membatunya berdagang bahkan juga ada pedagang yang membawa anaknya yang masih balita sampai-sampai dibuat ayunan untuk menidurkannya ditempat jualnya sendiri.
Di dalam lingkungan pasar peuniti ini juga terdapat mushala kecil yang bisa digunakan oleh penjual atau pembeli ketika azan dikumandangkan untuk melaksanakan ibadah ataupun beristirahat sejenak setelah melakukan aktivitas yang telah dijalankannya. Bukan hanya mushala kecil yang ada tetapi di sekitar pasar itu juga terdapat mesjid yang tidak jauh letaknya dengan pasar peuniti tersebut tepatnya mesjid taman makam pahlawan. Di dalam buku Acehnologi juga ada dipaparkan bahwa di sekitaran pasar pasti ada mesjid ataupun dayah. Tidak hanya itu saja para pedagang ketika sudah tiba waktu makan siang ada yang membawa makanan sendiri dari rumah dan ada juga yang membelinya karena di depan pasar terdapat beberapa warung nasi bahkan juga ada warung kopi seperti zakir kopi.
Oke sahabat steetmit semuanya, mungkin bagi kalian yang tinggal di daerah tersebut atau lewat bisa menghampiri pasar tersebut walaupun bukan pasar induk tetapi perlengkapan kebutuhan yang ada di pasar peuniti ini lumayan lengkap.