Perang Meriam Karbit di Malam Kedua Idul Fitri

Postingan saya kali ini merupakan salah satu tradisi yang hanya ada di Kabupaten Pidie, tepatnya kecamatan Indra Jaya dan kecamatan Delima. Tentunya para sahabat steemian mungkin sudah pernah mendengar atau sudah pernah melihat secara langsung festival/ event perang meriam karbit secara langsung. Acara perang meriam karbit biasanya di laksanakan pada malam kedua hari lebaran. Momen inilah yang dimanfaatkan oleh orang - orang yang pulang dari perantauan sebagai ajang perkumpulan sekaligus ajang silaturahmi. Orang - orang Pidie umumnya dikenal sebagai perantau, kebanyakkan dari mereka merantau ke seluruh Indonesia bahkan ada juga yang keluar Indonesia, seperti Malaysia, Australia, Jerman, Korea, Jepang dan lain -lain. Nah, dengan adanya perang meriam karbit atau bakar meriam karbit dapat membuat mereka terikat satu sama lain. Nilai kekompakan dapat terbangun dengan adanya perang meriam karbit. Sebelum perang meriam karbit ada panitia yang mengumpulkan sumbangan/ dana dari para warga yang pulang dari perantauan, kalau ada yang tidak bisa pulang dari perantuan mereka akan mengirim sumbangan sebagai bukti partisipasi mereka atas perayaan tahunan tersebut.

Biasa meriam karbit tersebut dibuat dari pokok bambu yang paling bawah yang telah di dihilangin bagian dalamnya serta di lubangi sebagai tempat memasukkan karbit dan tempat membakarnya. Ada juga yang di buat dari drum minyak atau drum aspal bekas.Sebelum di masukkan karbit terlebih dahulu di isi dengan air sesuai dengan takaran yang telah di tentukan, selanjutnya dimasukkan karbit. Karbit bertemu air coba sahabat steemian bayangkan apa yang terjadi..?Karbit tentunya mendidik, setelah itu baru proses pembakaran meriam karbit berlangsung. Meriam yang terbuat dari bambu tentunya suara lumayan membuat jantung kita copot, coba sahabat bayangkan kalau meriamnya terbuat dari drum.Dari Lobang - lobang meriam karbit yang terbuat dari drum keluar api yang sangat menakutkan sahabat steemian.

Pada malam acara perang meriam karbit, banyak pengunjung yang datang dari daerah - daerah lain dan merekan rela berdesa desakkan demi melihat tradisi tahunan tersebut.Ada juga pengunjung yang dipersilahkan untuk mencoba membakar meriam tersebut. Ada yang mau ada juga yang menolak, alasanya takut akan api yang mungkin bisa saja menyulutnya, ada juga yang takut akan suara yang seperti memecah gendang telinga.

Tradisi bakar meriam karbit ini sangat dinantikan oleh banyak warga,bahkan ada warga yang datang dari jauh hanya sekedar melihat event tahunan ini. Begitulah sedikit kisah festival/ event tahunan perang meriam karbit di hari lebaran, semoga sahabat steemian menyukainya.