Kaum Minoritas di Meet Up KSI Chapter Pidie

Saat fajar baru saja menyingsing meninggalkan malam, aku sudah siap dengan tas jinjing yang berisi pakaian lengkap dengan jaket dan sepatu yang sudah terpakai.

Aku dan kak @ihansunrise akan ke Pidie untuk mengikuiti acara meet up KSI Chapter Pidie. Ini kali kedua aku ikut meet up setelah dua bulan yang lalu dibuat di Banda Aceh.

Pukul 06.30 WIB, kami meninggalkan Kuta Radja menuju Kabupaten Pidie dengan motor Honda milik kak Ihan. Di Minggu pagi yang begitu dingin, di mana orang-orang masih berkerumun dengan selimutnya karena hari libur, kami melaju melewati jalan Aceh Besar yang masih lengang dengan kenderaan bermotor.

Aku sangat suka pemandangan pagi yang begitu indah, apalagi saat melewati kawasan Aceh Besar yang hijau ditanami padi. Lanskap alam yang begitu menakjubkan, berlatarkan Gunung Seulawah Agam yang gagah tinggi menjulang, memisahkan Kabupaten Aceh Besar dan Pidie.

Foto @ihansunrise

Di balik gunung sanalah tujuan kami untuk mengunjungi para steemian yang berasal dari berbagai daerah. Dua cewek pemain Aikido ini terus melaju membelah jalan Medan – Banda Aceh, sambil sesekali Kak Ihan mengabadikan moment ini di ponselnya.

Kami berhenti di Horas Kopi Gayo Saree untuk sarapan pagi pada pukul 08.20 WIB. Matahari sudah menampakkan semua wajahnya, udaranya pun tidak sedingin tadi pagi waktu kami berangkat. Setelah sarapan, kami pun singgah ke Argo Market untuk melihat-lihat buah, sambil mengabadikan momen diri lewat kamera ponsel.

Rupanya kami bertemu dengan @fahrijoely dan temannya di tempat ini yang juga hendak ke Pidie. Akhirnya kami pun berangkat bareng menggunakan motor masing-masing.

Diantara Para Lelaki

Sesampainya di Pidie, kami pun menuju Taufik Kupi. Di sana @rastaufik, @riodejaksiuroe, dan teman-temannya sudah menunggu kami. Katanya mau disambut dengan karpet merah dan pelepasan burung onta, begitulah bualan Bg Rio melalui pesan komentar di tulisanku dan juga pesan di grup Whats App.

Nyatanya tak ada satu pun burung onta yang ada onta bermesin alias motor, berjejer rapi di depan Coffee itu. Tempat itu diisi semuanya oleh kaum Adam, termasuk para steemian Pidie yang menunggu kami. Jadilah kami yang paling cantik diantara mereka.

Setelah satu jam di situ, akhirnya datanglah rombongan steemians Lhokseumawe dengan membawa dua orang wanita. Satu istri sang kurator @levycore, satunya lagi Kak @ericha. Aku pun senang karena Srikandi Steemit sudah bertambah.

Selesai shalat zuhur, kami bertolak menuju ke lokasi acara tepatnya di Pantai Pelangi, Coffee Biru Laut. Lokasinya berada di pinggir laut “Agar kita dekat dengan komunitas whale yang ada di laut sana", begitulah kata Bang @bahagiaarbi saat menyampaikan kata sambutannya yang mirip dengan kampanye caleg itu.

Di sana ada beberapa Srikandi steemit lagi yang sudah menunggu. Aku pun sangat senang karena pasukanku bertambah, walaupun masih bisa dihitung dengan sepuluh jari.

Kemana Para Srikandi?

Acara pun dimulai dengan mengundang beberapa narasumber ke atas panggung oleh @rezacoi, selaku pembawa acara dan juga ketua KSI Pidie .

Di sana ada para kurator seperti @jodipamungkas, @levycore, dan @aiqabrago. Calon ambassador steemit Indonesia @rismanrachman dan @bahagiaarbi, serta steemian @abduhawab ikut memenuhi kursi di panggung yang sudah disediakan.

Narasumber yang dihadirkan tak satu pun ada dari kaum Hawa, padahal apa salahnya menghadirkan salah satu steemian pemula untuk meramaikannya. Pasti waktu di foto terlihat indah dipandang, karena ada makhluk cantik diantara yang ganteng.

Ada sisi patah ketika di aceHTrend tidak ada jurnalis perempuan. Begitu salah satu status di facebooknya @rismanrachman yang pernah terlihat olehku.

Nah, di meet up kali ini aku rasa sayap steemian memang patah karena tidak ada Srikandi steemit yang muncul di panggung Pidie ini. Kalau di meet up KSI Banda Aceh, ada Kak @mariskalubis yang cantik menyeimbangi jalannya acara, namun tidak di meet up kali ini. Aku tidak tahu di meet up sebelumnya seperti di Aceh Tengah dan lainnya, apakah juga sama seperti ini tampa kehadiran makhluk paling indah di dunia?

Kemana para Srikandi? Inilah kerjanya, menuangi minuman untuk para Srikanda.

Semua minuman ditumpuk ke tempat duduknya para Srikandi yang jumlahnya sekitar 10 orang. Sampai-sampai @rahmanovic terlihat cemberut “kenapa di sini lagi” katanya ketika salah satu steemian membawakan bungkusan kopi di dalam plastik. Meskipun dalam nada bercanda, tapi aku melihat posisi perempuan di masyarakat kita masih diposisikan di tugas domestik.

Entah kemana para Srikandi steemit ini yang di dalam grup Whats App ada 25 orang, namun yang berhadir di sini hanya 10% dari jumlah para Srikanda yang hadir.

Para Srikandi diantara para Srikanda. Foto @kemal13

Jauh berbeda dengan para blogger yang kebanyakan digandrungi oleh kaum Hawa, sehingga ada grup Emak-emak Blogger, Muslimah Blogger, Blogger Perempuan, dan Srikandi Blogger. Ketika ada undangan pertemuan atau pun trip dari salah satu lembaga pemerintahan atau swasta, pasti yang banyak hadir kaum perempuan dibandingkan laki-laki.

Tapi sepertinya di steemit kaum perempuan masih menjadi minoritas. Padahal jika perempuan mulai masuk ke ranah steemit, aku yakin konten yang ditulis nantinya lebih bewarna.

Mungkin akan ada nanti kurator yang membahas fashion, beauty, parenting, dan sebagainya yang bertemakan perempuan.

Tulisan ini bukan membandingkan antara perempuan dan laki-laki, atau mengkritik kegiatan meet up KSI Pidie yang tidak melibatkan kaum perempuan. Tapi, hanya untuk menyemangati dan membuka mata para Srikandi untuk turut berhadir di kegiatan meet up berikutnya.

Steemit yang berbasis blokchain ini tidak bisa kita jalani sendiri-sendiri layaknya di platform blogspot atau wordpress, karena itu kita butuh komunitas untuk bisa jalan bersama. Tidak hanya smart content, tapi juga smart communty, seingga smart finansial pun akan mudah kita dapat, begitulah yang selalu disampaikan oleh @rismanrachman.

Inilah para Srikandi yang terdata olehku saat meet up di Pidie. @iraanwar, @rahmayn, @ihansunrise, @purchel, @iepoe.gallery, @rahmanovic, @ericha, dan @dhiannushur.

Aku berharap di meet up KSI berikutnya banyak para Srikandi yang hadir, sehingga kita tidak terlihat sebagai kaum minoritas. Jika perlu ayo kita ajak teman-teman perempuan yang suka menulis untuk segera berkecimpung di dunia blokchain, supaya kita suksesnya sama-sama.

Bermain steemit sendiri itu berat, bareng kita aja di Komunitas Steemit Indonesia (KSI).

Bagi perempuan yang mau masuk ke grup Whats App Srikandi Steemit, bisa hubungi @ihansunrise atau @ima_iqlimayani sebagai adminnya. Khusus untuk perempuan saja ya guys. No Banci (Perempuan jadi-jadian).