SELAMAT pagi sahabat Stemians. Dalam dua hari ke depan, seluruh bangsa Indonesia akan merayakan hari ulang tahun ke-72 kemerdekaannya. Seperti biasa, perayaan ini tidak hanya menjadi milik bangsa Indonesia yang berada dari Sabang sampai Merauke, namun juga milik mereka yang berada di pelbagai belahan dunia. Milik bangsa Indonesia yang kini sedang bermukim di Rusia hingga Australia, yang sedang menghuni benua Eropa hingga Afrika.
Beberapa sahabat Stemians udah ada yang menuliskan tentang memeriahan perayaan Agustusan ini di daerah masing-masing. Bendera merah putih mulai berkibar di setiap jengkal negeri ini. Selain itu, kantor-kantor milik pemerintah dan swasta juga sudah dihias dengan umbul-umbul yang menyerupai bendera. Tak hanya itu, gerbang-gerbang kota serta kecamatan dan desa pun turut dipermak dan dicat kembali agar tampak indah.
Sebagai salah seorang warga negara, saya punya impian besar di hari ulang tahun ke-72 ini. Bila dilihat dari angka ini, tentu bukan lagi seumur bawang. Angka ini angka menopause pada pada usia seorang wanita. Sejatinya, pada usia ini, sebagian besar cita-cita bangsa saat diproklamirkan dahulu, telah kita raih. Khususnya dalam hal pembangunan untuk kesejahteraan bangsa.
Namun apa yang kita lihat hari ini?
Tentu masih jauh dari harapan dan cita-cita para pendiri bangsa. Bandingkan saja dengan negara tetangga kita Malaysia yang jauh lebih muda dari Indonesia, dan akan merayakan hari jadinya yang ke-60 pada 31 Agustus mendatang.
Bukan hanya dari segi pembangunan sarana publik, namun sepertinya tata kelola pemerintahannya juga semakin modern dan bersih. Nah kita? Jangan ditanya. Ibarat pertandingan sepak bola di musim Agustusan ini, kita masih kelas tarkam. Sementara mereka sudah kelas Sea Games.
Bagi para sahabat Stemians yang pernah menjejakkan kaki di negeri tersebut, tentu bisa merasakan langsung betapa jauh perbedeaan itu. Sebelum tahun 90’an mereka datang ke Indonesia untuk belajar. Anak-anak Malaysia mengenyam pendidikan di Indonesia, karena saat itu kualitas pendidikan kita lebih baik. Namun sekarang, mereka mampu melampaui kita dan giliran anak-anak Indonesia yang harus menuntut ilmu ke sana, karena kulitas di sana jauh lebih baik.
Lihat saja ada berapa kampus di Indonesia yang masuk dalam kampus papan atas dunia. Dan bandingkan dengan jumlah di Malaysia. Begitu juga dengan pelayanan publik lainnya, seperti kesehatan. betapa modern dan baiknya pelayanan kesehatan di sana, sehingga saban tahun jutaan orang Indonesia memilih berobat ke rumah sakit rumah sakit besar di Kuala Lumpur, Penang, dan kota besar lainnya di Malaysia.
Belum lagi bila kita berbicara tentang moda transpotasi. Entah pada level mana kita berada di bawah mereka. Karena sudah begitu modernnya tranportasi publik di sana. Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) mereka sudah lama beroperasi. Menembus bawah tanah dan bangunan bertingkat, melayani warga tepat waktu untuk bekerja dan bepergian untuk keperluan lainnya.
Sangat mudah untuk berjanji bertemu seseorang di Kuala Lumpur. Dan bisa dipastikan kita akan tiba tepat waktu dengan begitu banyak pilihan moda tranportasi darat. Bandingkan dengan di Jakarta. Kemacetan sudah lama menjadi momok yang mengerikan. Setiap tahun jutaan liter bahan bakar terbuang sia-sia akibat kemacetan yang begitu menakutkan di setiap jalan utama ibu kota Indonesia.
Itu baru dibandingkan dengan Malaysia. Belum lagi dengan Singapura dan negara-negara lain yang sudah demikian pesatnya berkembang dan menikmati kemajuan dalam berbagai hal pelalayan publik.
Semoga Pemerintah Indonesia menyadari benar, betapa kita masih jauh tertinggal sehingga terus berusaha memacu pembangunan di negeri ini. Setidaknya urusan listrik saja, di hari kemerdekaan pada usia yang sudah ‘menaopuase’ ini tidak lagi biarpet.
Tulisan singkat ini, hanya sebagai refleksi agar kita tidak berpangku tangan, agar pemerintah tidak meninggalkan kita, agar semua anak negeri menyadari kondisinya. Mari terus bersemangat menyongsong kehidupan yang lebih baik.
Dirgahayu ke -72 Republik Indonesia.
GOOD morning to all Stemians friends. In the next two days, the entire nation of Indonesia will celebrate the 72nd anniversary of its independence. As usual, this celebration not only belongs to the Indonesian people who are from Sabang to Merauke, but also belong to those who are in various parts of the world. Mili Indonesian nation that is currently living in Russia to Australia, which is inhabiting the continent of Europe to Africa.
Some Stemians friends have already written about enlivening this Augustusan celebration in their respective regions. Red and white flags begin to fly in every inch of this country. In addition, government-owned and private offices have also been decorated with flag-like banners. Not only that, the gates of the city and the district and village were also faces made and painted again to look beautiful.
As a citizen, I have a big dream on this 72nd birthday. When viewed from this number, certainly no longer a garment aged. This figure is menopausal at the age of a woman. Indeed, at this age, most of the ideals of the nation when proclaimed first, we have achieved. Especially in terms of development for the welfare of the nation.
But what do we see today?
Of course still far from the hopes and ideals of the founders of the nation. Compare it to our neighboring country Malaysia is much younger than Indonesia, and will celebrate its 60th anniversary on 31 August.
Not only in terms of development of public facilities, but it seems the governance is also increasingly modern and clean. Well we? Do not ask. Like a football match in this Agustusan season, we are still villagers class. While they are already Sea Games class.
For Stemians friends who have set foot in the country, of course can feel directly how far the contrary. Before the 90's they came to Indonesia to study. Malaysian children are educated in Indonesia, because at that time the quality of our education is better. But now, they are able to surpass us and turn the children of Indonesia who have to study there, because the quality there is much better.
See how many campuses in Indonesia are included in the world's top campus. And compare with the amount in Malaysia. So also with other public services, such as health. How modern and good the health service is there, so that every year millions of Indonesian people choose treatment to hospital major hospital in Kuala Lumpur, Penang, and other big cities in Malaysia.
Not to mention when we talk about transpotation mode. Either at what level we are under them. Because it is so modern public transportation there. Mass Rapid Transit (MRT) and Light Rapid Transit (LRT) have been operating for a long time. Penetrates underground and high rise buildings, serving people on time for work and traveling for other purposes.
It's easy to promise to meet someone in Kuala Lumpur. And we can be sure we will arrive on time with so many options of land transportation mode. Compare with in Jakarta. Congestion has long been a terrible scourge. Every year millions of liters of fuel are wasted due to the congestion that is so frightening on every major road of the Indonesian capital.
That's new compared to Malaysia. Not to mention Singapore and other countries that have been so rapidly growing and enjoying progress in various things public pelalayan.
Hopefully the Government of Indonesia realizes, how we are still far behind so that keep trying to spur development in this country. At least the electrical affairs alone, on the day of independence at the age of 'menaopuase' is no longer extinguished.
This short article, just as a reflection so that we do not stand idle, so the government does not leave us, so that all the children of the country are aware of his condition. Let's keep excited to meet a better life.
SELAMAT pagi sahabat Stemians. Dalam dua hari ke depan, seluruh bangsa Indonesia akan merayakan hari ulang tahun ke-72 kemerdekaannya. Seperti biasa, perayaan ini tidak hanya menjadi milik bangsa Indonesia yang berada dari Sabang sampai Merauke, namun juga milik mereka yang berada di pelbagai belahan dunia. Milik bangsa Indonesia yang kini sedang bermukim di Rusia hingga Australia, yang sedang menghuni benua Eropa hingga Afrika.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
air beli, rumah sewa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
nyan menarik @masriadi
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
dengan semangat kemerdekaan ini, semoga ada perubahan yang baik bagi Indonesia. sehingga rakyatnya bisa sejahtera dan lapangan pekerjaan juga bisa terbuka dengan lebar.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
sepakat @agamsaia sesungguhnya itulah harapan seluruh masyarakat Indonesia..semakin.maju negaranya akan semakin makmur rakyatnya. dengan catatan pemimpin negara adalah orang orang yang adil. bukan mereka yang hanya berpikir unuk atu golongan.
semoga Infonesia mu, Infonesia kita semakin berkembang.
saleum
@zainalbakri
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
👍👍👍👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam kemerdekaan. Dirgahayu Republik Indonesia.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
#merdeka72tahun
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga dengan bertambahnya usia, menjadikan indonesia lebih baik dan dijauhkan dari segala korupsi
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Amiiin
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Problem utama sebuah negara itu cuma dua, pendidikan dan kesehatan. Jika benar-benar kedua sektor itu diutamakan dan terealisasikan bukan tidak mungkin negara kita akan sejajar dengan negara-negara maju lainnya, bukan begitu pak @zainalbakri ? :D
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
boleh jadi @dikkyamiputra karena bila pendidikannya baik, maka akan semakin cepat kemajuan itu diraih. seperti Jepang yang memacu pendidikannya pascaperang dan bisa melesat cepat meninggalkan negara2 asia lainnya.
bila kesehatan baik. maka kualitas hidup wargamya jg semakin baik. tingkat produktivitasnya juga semakin baik. korelasi yg erat.
saleum
@zainalbakri
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga semakin Jaya Dan berpikiran Maju
MERDEKA Indonesia-ku
Terimakasih sudah sharing Pak!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Amiiin @thekitchenfairy semoga saja. Terima kasih kembali... Salam dari Aceh. Kalau besok ikut upacara mungkin bisa sharing.. Agar kami tau spt apa meriahnya HUT RI di Canada.
@zainalbakri
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bukan waktu yang muda lagi.
Tetapi masih banyak daerah di indonesia yang belum merasakan kemerdekaan.
Padahal 72 tahun dirgahayu Indonesia, apa yang salah dinegeri ini.
Entahlah....!!!
Jeruk akan terus menjadi jeruk.
Mustahil jeruk jadi semangka.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
sekali merdeka tetap merdeka...MERDEKA>>>>>>>>>>AAAA>>>>>AAAA
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Nice post 😊
I also want to share information with you 😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks Suci.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Merdeka :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit