Dinamika politik negeri ini sedang berada di level puncak. Detik-detik penentuan calon presiden dan wakil presiden demikian ‘bergelora’ sehingga menyita atensi semua bagian bangsa ini. Saya sendiri tak cukup mumpuni untuk menelisik bagaimana perubahan itu berjalan begitu riuh. Nyaris sulit diterka. Berbeda sekali dengan menonton sinetron atau film. Kadang alurnya bias ditebak, tapi tidak yang ini.
Di luar itu, saya menulis ini sebenranya ingin menyampaikan simpati kepada prof Mahfud. Betapa beliau sudah sangat siap untuk maju sebagai salah satu calon wakil presiden. Namun last minuste Ia digantikan sang kiyai. Padahal kepada media, Mahfud mengatakan sudah pasti dirinya yang dipilih.
Ia bahkan mengaku sudah disiapkan baju untuk digunakan saat mendaftar ke Kantor KPU sebagai bakal calon. Tetapi faktanya, semua itu pupus ketika pengumuman resminya yang dipilih untuk mendampingi Jokowi adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin.
Tetapi kuat dugaan, maaf kalau keliru, pemilihan sang kiyai ini karena beliau termasuk dalam penggagas 212. Sementara Prabowo sudah menjadi ijmak ulama sebagai calon presiden ummat. Keputusan menggantikan Mahfud adalah bentuk penyeimbangan kekuatan dalam mendulang suara dari kalangan masyarakat muslim.
Benar atau tidak, yang jelas kontestasi ini berjalan begitu riuh. Masyarakat mau tak mau dipaksa mengiktui perkembangannya dari menit ke menit. Belum lagi keputusan akhir Demokrat yang kemudian harus bergabung ke Prabowo setelah mereka ditinggal sendiri.
Itulah politik. Semua bisa terjadi atau semua bisa saja tidak terjadi. Namun semoga saja nanti prosesnya berjalan lancer dan bangsa Indonesia kembali memiliki pucuk pimpinan hasil pilihan rakyat.
@zainalbakri
Please vote for me, Thanks!
https://steemit.com/flower/@minhduc1207/the-project-of-growing-flowers-in-dalat-of-my-company
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit