Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera saya ucapkan kepada semua steemians dimanapun anda berada, spesial kepada semua pengguna steemit Indonesia baik kurator maupun pengguna biasa. Harapan saya dipagi ini, semoga kita semua diberi kelancaran dalam berbagai hal positif yang akan kita lakukan.

Pada postingan kali ini saya ingin menulis kembali tentang satwa yang sedang menjadi challenge untuk semua Komunitas Steemit Indonesia. Postingan ini adalah "jatah" terakhir saya dalam Indonesia Challenge 12 tentang satwa sebagaimana ketentuan yang diberikan oleh kurator Indonesia @aiqabrago adalah maksimal 3 postingan bagi setiap steemians.

(Sumber foto: vacationspotindonesia.wordpress.com)

Steemians, satwa merupakan sebagian sumber daya alam Indonesia yang tidak ternilai harganya, sehingga kelestariannya sudah pasti “wajib” dijaga agar tidak punah baik karena faktor alam, maupun perbuatan manusia seperti perburuan, dan kepemilikan satwa yang tidak sah. Setahu saya, satwa liar memiliki pengaruh terhadap tanah dan vegetasi serta memegang peran kunci dalam penyebaran, pertumbuhan tanaman, penyerbukan dan pematangan biji, penyuburan tanah, penguraian organisme mati menjadi pupuk yang akan berguna bagi kehidupan tumbuhan. Bahkan satwa liar juga berperan dalam perekonomian lokal dan negara, yang saya maksud adalah, alam satwa yang kita miliki ini dapat dijadikan sebagi objek wisata alam yang akan mampu menarik perhatian semua pecinta alam yang tidak terkecuali dengan wisatasan asing. Oleh karena itu, kelestarian satwa ini merupakan aset yang sangat layak untuk dipertimbangkan kelestariannya.

(Sumber: Bachtiarisme - WordPress.com)

Menurut sumber yang saya baca dari (www.konus.or.id), Penyebab kepemilikan satwa yang dilindungi merupakan suatu tindakan yang merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain Adalah:

Kerugian Pertama

“Memelihara satwa yang dilindungi berarti membahayakan kita dan anggota keluarga yakni dalam hal, kemungkinan penyakit menular yang ada pada diri satwa tersebut, yang tanpa kita sadari seperti flu burung, anthrax , rabies dan penyakit lain yang berbahaya bagi kesehatan manusia selain penyakit juga ancaman serangan dari satwa tersebut karena walaupun jinak tetapi naluri sebagai binatang liar masih ada.”

Kerugian Kedua

“Memelihara satwa liar dilindungi identik dengan menyiksa dan menganiayanya yakni, dalam hal kebutuhan akan makanan yang terkadang tidak sesuai dengan pola makan alami dari satwa tersebut, kebutuhan akan ruang habitat, dan kebutuhan akan pasangan atau keluarga."

Kerugian Ketiga

“Memelihara satwa dilindungi menjadikan kita sebagai pengganggu masyarakat sekitar kita seperti kebisingan yang d itimbulkan oleh satwa dan bau yang ditimbulkan.”

Kerugian Keempat

"Memelihara satwa liar dilindungi merupakan pemborosan yakni, dalam hal, pemeriksaan rutin, anggaran untuk pakan dan kandang.”

Kerugian Kelima

"Memelihara satwa liar dilindungi berarti kita berperan merusak hutan dan masa depan manusia, tanpa kita sadari satwa yang kita pelihara mempunyai peranan yang penting dalam kelestarian hutan karena fungsinya sebagai penyeimbang pertumbuhan populasi dan membantu regenerasi hutan.”

(Sumber foto: Sindo Weekly Magazine)

Berdasarkan uraian diatas, maka sangat bisa kita ketahui bahwa satwa liar adalah makhluk hidup yang akan sangat bermanfaat bagi kita selama mereka tetap menjadi satwa liar. Dan yang perlu kita ingat adalah, melestarikan alam satwa tidak harus dengan cara memiliki satwa seperti memeliharanya dirumah. Satwa dapat dilestarikan dengan tidak melakukan perburuan liar dan pembakaran hutan atau penebangan hutan yang tidak bertanggung jawab. Semua itu bukan hanya tugasnya pemerintah, ini Indonesia kita; bukan hanya Indonesia-nya pemerintah, dan ini juga satwa kita; bukan hanya satwa pemerintah.