Kontes Semangat Mahasiswa #1 Steemit Menyadarkan Aku Untuk Tidak Lagi Jadi Penikmat

assalamualakum sahabat steemit semua, apakah kabar sahabat semua? semoga kita sehat wal afiat dan dalam lindungan yang maha kuasa (ALLAH SWT).

Terima kasih sebesar-besar nya buat kak @yundriana yang sempat-sempat nya bersusah payah dan peduli akan kami pemula steemit di Unimal serta rela membantu kami dengan hati yang sangat ikhlas. Dengan salah satu cara membuat kontes, di karena untuk bantu vote mungkin tak beda jauh nilai nya tapi di bantu dengan di buat kontes ini sangat berarti. Khusus bagi mahasiswa yang ada digrup whattshap UNIMAL yang boleh berpartisipasi yang memenuhi syarat.

Kalau pun tiada tidak banyak yang mengikuti sungguh sangat disayangkan orang yang peduli pada kita malah kita abaikan. Ayo lah kawan ikut berpartisipasi dalam Kontes Semangat Mahasiswa jangan cuma ngomel-ngomel tidak dibantu vote,tidak ini,tidak itu, sekarang sudah jelas ini dibantu dengan dibuat kontes coba sisipkan waktu ikut lomba ini. Mendengar cerita beliau ingin membuat kontes tapi belum cukup SBD untuk kontes. Sungguh rasa peduli yang sangat dalam terhadap kita steemit pemula khusus nya Unimal... saya APRESIASI KAN usaha kak @yundriana walaupun saya tidak menyumbang untuk lomba ini namun dengan mengikuti mungkin bisa membuat beliau bahagia usahanya tidak sia-sia...

Steemit awalan mula nya saya bergabung hanya untuk uang,uang dan uang tanpa malu mengakui akan kesalahan dikarenakan tanpa kesalahan kita tidak akan tahu apa yang terjadi kedepan bukan begitu kawan? jelas sekali kalau kalian tanya sama saya, setelah mempelajari dan membaca serta mendapat nasehat dari senior akhirnya saya tahu yang bahwa steemit ini bukan hanya untuk uang. Banyak terdapat ilmu dan bahkan sesuatu yang tak terbayangkan dalam hidupku yaitu berkenalan dengan orang-orang hebat beranekaragam keahlian nya dan penulisan dan karyanya luar biasa. Itukah alasan pertama saya bergabung di steemit dahulu tapi kalau kawan-kawan bertanya sekarang jawaban saya berbanding 180 % dari dulu, kalau dulu khusus untuk uang namun sekarang khusus untuk mempelajari tata cara menulis yang baik apalagi di steemit di sangat banyak gentanyangan penulis-penulis hebat dan guru-guru hebat dalam menulis.

steemit juga menyadarkan aku, anak jurnalistik itu calon penulis atau penyaji berita tapi aku bukan jadi penyaji malahan jadi penikmat sangat disayangkan telat terbangun dari lamunan mimpi hampaku. Sejak mengenal steemit hidupku berubah drastis tanpa ada yang menyangka sanggup mengetik hingga 1 atau 2 halaman walaupun tulisan sangat liar(tiada atur) yang biasa nya menghabiskan waktu di wifi dengan nonton youtube kini berubah membaca tulisan-tulisan karya senior. suatu perubahan yang positif bukan?

Walaupun harga SBD menukik tajam kebawah itu bukan masalah lagi bagi ku karena kini profesi ku bukan lagi pemburu cryptocurrency yang berbentuk SBD namun aku akui, dibalik tulisan yang aku posting setiap hari di steemit juga mengharapkan reward sambil memperbaiki tulisan ku namun itu bukan tujuan utama lagi. Percaya tidak reward bukan tujuan utama aku lagi? buktinya hanya satu dan nyata yaitu di grup whaatshapp Unimal aku tidak mengirim link dan meminta vote lagi. apakah aku sombong? apakah aku tidak ingin berkomunikasi lagi? apakah aku sudah memiliki reputasi 43 tidak peduli pemula yang dibawah aku lagi hingga tidak mengirim link di grup?

Untuk sombong tiada yang bisa ku bangga kan apalagi masih katagori anak-anak disteemit, untuk berkomunikasi tetap kan aku anak ilmu komunikasi masak tidak ingin berkomunikasi, lalu apa penyebab reputasi sudah 43 bukan juga karena reputasi, apalah nilai 43 masih engkol kosong (00,0) gitu kalau tidak salah kata steemian di grup whatshat unimal. Namun karena malu saja meminta-minta ibarat tidak sanggup mencari sendiri padahal bila di usaha pasti ada cara seperti PERIBAHASA " BANYAK JALAN MENUJU ROMA" di karena kan banyak jalan menuju Roma(italia) jadi saya ubah lah sendiri dengan bunyi " banyak jalan menuju tembok cina " saya memaknai begini di steemit banyak jalan untuk sukses walaupun hadangan sangat tinggi seperti tembok rasa-rasa namun tak perlu mengemis sekali rezeki tak akan kemana... maaf bila menyakit pembaca itu hanya pendapat saya..

semangat ku untuk bertahan disteemit karena penulis hebat yang berdiami di steemit sehingga membuat aku nyaman dan betah dan insya allah kalau allah mengizihkan aku ingin selalu berkarya disini dengan harapan dapat memperbaikin tulisan dari bimbingan senior semua yang ada di seluruh dunia. buak itu saja semangat untuk bertahan di steemit, emang apalagi? mengenal artis-artis,kawan-kawan lama dan baru dengan guru dan banyak lain yang memotivasiku sehingga ini rumah kedua ku setelah rumah orang tua ku..

konsisten mungkin saya belum dantak menarik sekali tilisan saya ini sehingga tidak dapat reward sesuai dengan capek saya nulis panjang kali lebar sih mana aku peduli, yang penting karya ku dibaca dan dapat masukkan dan kritikkan yang mengdukung sungguh alhamdulillah. masalah uang kita bisa cari di dunia nyata lagi yang penting ilmu di steemit jangan dilepas lagi.

manfaat bagi saya sendiri mahasiswa yaitu dari penikmati kini mulai menyajikan berita, tulisan dan karya apapun lah walaupun masih ugal-ugalan karya ku. kalau bicara manfaat gabung steemit sangat banyak mungkin bisa kita bicarakan saat di meet-up nanti tapi tunggu dulu karena aku selalu gak datang, bukan bangga tidak datang cuma aku berbagi waktu antar kulaih dan membantu orang tua ku I am sorry hari libur aku tak bisa meet-up karena harus meet-up dengan orang tua, maklumi sajalah selain bukan anak bidik misi diriku juga jauh perjalan menempuh kampus unimal satu jam gitu lah dan pulang pergi. mahasiswa pulang pergi seperti bang toyip pulang malam pergi pagi....

sekian tulisan saya semoga bermanfaat untuk saya, mohon kritikkan dan masukkan tulisan saya, jangan segan menegur saya... MOHON MAAF BILA ADA TULISAN SAYA YANG TAK BERKENAN DI HATI KAWAN-KAWAN...

TERAKHIR TERIMA KASIH BUAT KAK @yndriana dan abg2 sponsor dan dewan juri yang berkenan membaca tulisan liar saya ini....

salam,
@zulfadli