Cerita dibawah ini konon katanya diambil dari kisan nyata. Bagaimana dunia ini terlalu kejam buat kaum lemah dan terabaikan.
Kisah ini dimulai dari seorang anak yatim piatu yang sedang kelaparan, kemudian dia melihat sebuah peluang untuk mendapatkan uang supaya bisa dibelikan makanan. Pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan disini adalah kejahatan bermula dari keterpaksaan dan adanya kesempatan.
Saat si anak laki-laki hendak mencuri dia dihalangi oleh seorang anak wanita miskin berambut pirang.
Tentu saja dia marah dengan anak wanita tersebut yang melarangnya, lalu setelah dia melihat pengasuh wanita tersebut adalah nenek-nenek tua berkaki satu dia pun merasa iba.
Dia kemudian bergabung dengan anak wanita tersebut untuk diasuh oleh sang nenek tua. Ternyata nenek tua itu adalah penjual buah-buahan, jadi ketika dia lapar dia bisa memakan buahan yang dijual tersebut. Dia memerhatikan si anak wanita sedang fokus membuat sesuatu.
Dia pun memperhatikan wanita tersebut, wanita itu meledeknya dengan cara bertanya tentang matematika. Mulai saat itu mereka berdua serius untuk belajar.
Hari-haripun mereka lalui bersama, dengan saling menjaga dan bermain bersama-sama.
Terkadang mereka bermain kejar-kejaran, mereka juga tidak lupa untuk belajar walaupun si anak laki-laki sering ketiduran. Anak wanita memiliki cita-cita untuk bisa lulus dari universitas dan menjadi sarjana. Untuk mewujudkan hal tersebut mereka berkerja semakin giat.
Namun karna biaya pendidikan yang mahal, mereka sering menyelinap masuk ke sekolah untuk belajar.
Suatu insiden terjadi dimalam hari dengan cuacu yang kurang baik. Si anak wanita sakit parah!
Secepatnya anak laki-laki itu membawa anak wanita tadi ke tempat dokter dengan cara menggendongnya dengan cuaca yang hujan lebat. Sesampainya di rumah sakit dia dikasih tahu bahwa dokter tidak ditempat, menariknya orang yang memberitahunya tersebut adalah seorang dokter.
Ditengah jalan si anak laki-laki terpeleset dan jatuh ketanah
Kemudian si wanita menyadari bahwa pensilnya akan rusak jika terkena air hujan, anak laki-laki tersebutpun menyadarinya juga, dan menutup pensil tersebut dengan tubuhnya supaya tidak terkena hujan. Lalu tiba-tiba dengan keadaan sakit parah anak wanita tersebutpun ikut membantunya
Singkat cerita nyawa si anak perempuan tidak tertolong, dia meninggal. Betapa sedihnya nenek pengasuhnya.
Diapun sangat sedih telah kehilangan teman satu-satunya yang membawanya ke kehidupan yang lebih baik, namun dia bertekad untuk bisa melanjutkan dan menggapai cita-cita si anak perempuan
Dia memohon dengan sungguh-sungguh kepada guru kelas di sekolah yang sering mereka datangi. Dan beruntungnya dia guru tersebut mengizinkan dia untuk ikut belajar disekolah
Akibat kesungguhan hatinya akhirnya dia bisa menjadi sarjana, dia selalu membawa pensil kenangan si anak wanita kemanapun supaya bisa memotivasi dia ketika malas menghampiri.
Dia teringat teman maas kecilnya sampil berujan, Aku tau ini cita-citamu dan aku telah menggapai cita-citapun. Aku juga tau seandainya kamu masih ada kamu pasti akan ikut senang untuk ini
Tidak ada yang bisa mengalahkan kerja keras. Bahkan saat dunia terlalu brengsek untuk kita, bahkan saat kita terbanting dengan bantingan yang teramat sangat.
Jujur sangat sulit untuk menulis tulisan kali ini, kisah yang teramat menyedihkan. Kisah ini dan anak-anak yang senasib seperti mereka membuatku pribadi berkomitmen untuk bisa sukses dan membantu orang-orang seperti itu.
Semoga bermanfaat