PENGALAMAN HIDUP SINGKAT

in international •  5 years ago  (edited)

DSCN9924.JPG

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan pendidikan bahasa inggris di salah satu universitas di Jogjakarta tepatnya di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Jogjakarta adalah tempat yang istimewa bagi para pelajar untuk meneruskan studi mereka, khususnya di jenjang perguruan tinggi. Saya sangat senang dan bangga sekali karena saya bisa dipercayakan oleh keluarga saya untuk melanjutkan studi bahasa inggris di Jogjakarta. Saya mendapatkan banyak pengalaman disini. Saya anak ke lima dari enam bersaudara, dimana semuanya hampir sudah memiliki rumah tangga masing-masing dan menyisakan saya dan adik saya yang terakhir.

Saya tiba di Jogjakarta pada bulan Juni tanggal 25 tahun 2014, dimana pada tahun ini merupakan tahun yang sangat buruk dan menyakitkan bagi saya. Empat hari sebelum memasuki masa kuliah pertama (OSPEK) atau masa orientasi, saya mendengar kabar dari keluarga bahwa pada saat itu juga saya harus kembali ke daerah tempat tinggal saya dikarenakan orang yang sangat saya cintai didunia ini yaitu IBU meninggal dunia. Perasaan yang terpukul karena saya telah berjanji kepada ibu bahwa saya akan memperlihatkan keberhasilan saya di jogja, tetapi semua tidak seperti apa saya rencanakan, ternyata Tuhan memiliki rencana yang paling indah yaitu dengan mengambil Ibu saya untuk berada di sisi-Nya.

Dari apa yang saya alami ini, saya ingin mengubah perasaan kesal saya pada Tuhan yaitu dengan mengubah segala kesedihan dan kehilangan ini menjadi energy positif sebagai motivasi diri dan bahkan saya semakin memiliki motivasi yang tinggi untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi sesama serta bisa menunjukkan kepada Ibu saya bahwa saya bisa berhasil ke depannya. Ini merupakan janji yang tidak akan pernah untuk dilupakan. Saya telah menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, jika ini merupakan rancangan-Nya yang terbaik, maka biarlah semuanya terjadi menurut kehendak-Nya.

Pada tanggal 8 september 2014 merupakan kuliah pertama saya, dimana pada saat ini semua beban dan perasaan kehilangan masih membara sehingga semuanya seperti hampa. Seperti apa yang saya katakan diatas yaitu Tuhan memiliki rangangan yang terbaik bagi hidup saya. Saya dipertemukan dengan dosen agama katolik yang sangat luar biasa, kami biasa memanggilnya Pak Totok. Beliau adalah dosen agama katolik yang sangat taat dan dekat dengan Tuhan. Pada jam terakhir pelajarannya beliau mengundang kami semua di kelas agamanya untuk menghadiri pertemuan di Kanisius dimana pada saat itu diisi oleh komunitas Pergerakan Focolare.

Pergerakan Focolare merupakan pergerakan yang dibangun oleh Chiara Lubich yang berasa dari Italia. Dimana pada saat itu terjadi perang dunia kedua, sehingga Chiara berpikir bahwa apakah ada sesuatu yang bisa menghentikan peperangan ini. Pada akhirnya Chiara membangun sebuah pergerakan Focolare dimana visi terbesar dari pergerakan ini yaitu membangun kesatuan, memberikan kasih terhadap siapapun, dan persaudaraan universal. Pergerakan ini telah di sah kan oleh Paus.

Saya sangat senang karena saya bisa bergabung dalam pergerakan ini, disini saya bertemu orang-orang yang sangat luar biasa yang hidup penuh akan spiritualistas dan tanpa lelah membangun kasih terhadap semua kalangan. Pergerakan ini juga membantu saya menjadi pribadi yang takut akan Tuhan, setiap hari kita dibiasakan untuk dapat menghidupi injil, artinya setiap injil yang kita baca bukan hanya sekedar untuk dihayati dan direnungkan, namun harus juga di praktekan dalam kehidupan kita sehari-hari. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan telah mempertemukan saya pada Pergerakan ini, saya belajar untuk bisa mengontrol diri, membangun kasih, dan yang terutama menghidupi injil dan mengasihi sesama. Saya juga percaya bahwa Ibu saya akan tersenyum di surga melihat apa yang saya lakukan di dunia ini. Terimakasih Focolare, semoga semangat dalam membawa spiritualitas tidak akan pernah padam sampai Tuhan memanggil “Waktunya untuk Pulang”

Cerita baru saja dimulai! Ini bukan akhir dari cerita ini, selama di Jogjakarta saya juga mengalami pengalaman yang sangat menyakitkan, dan pengalaman ini merupakan pengalaman yang terpahit dan menyakitkan yang pernah saya rasakan di dunia ini. Kisah ini dimulai pada saat saya memasuki masa kuliah semester 5 (lima). Saya berkenalan dengan seorang pria yang juga merupakan teman dari teman saya. Tidak pernah terpikir dalam benak saya bahwa orang ini jahat, karena saya selalu memandang orang dengan positive thinking. Sebut saja namanya A yang merupakan teman baru yang saya kenal. Dan B yang merupakan teman lama dan sekaligus satu daerah dengan saya. A adalah temannya B, sehingga saya mau berkenalan dengannya karena si B sudah mengenalnya terlebih dahulu. Kisah tragisnya dimulai setelah kami berkenalan beberapa hari setelahnya. Teman baru ini sering mengajak kami (saya dan B) untuk pergi ke Diskotik (Night Club) untuk minum minuman keras. Awalnya karena ingin refreshing, sehingga rugi jika ditolak. Hampir lama kelamaan kami menikmati minuman keras tersebut dan mabuk. Bruntungnya, kami pergi ke diskotik hanya sekedar menikmati suasana dan ingin mengetahui seperti apakah keadaan dunia malam. Kami tidak melakukan yang aneh-aneh selain hanya minum dan kemudian pulang. Setelah sudah hampir seminggu kenal dan terus bersama sehingga menjadi sangat akrab, si A menawarkan kepada saya untuk mengganti motor saya yang sudah jelek. Dia menawarkan agar saya menjual motor tersebut dan hasil dari uang motor nanti bisa digunakan untuk DP motor baru, dan dia berkata bahwa dia akan mengurus semuanya itu. Karena terus dibujuk sehingga saya capek mendengarnya, akhirnya saya pun lalai dan mengikuti apa yang dikatakannya yaitu menjual motor saya. Saya tidak pernah beranggapan yang jahat sedikitpun dari orang ini. Pada akhirnya dia membawa motornya dengan maksud akan menjual motor tersebut dan akan mencari motor baru untuk saya.

Keesokan harinya ketika A datang kekos saya, saya bertanya berapa harga motor saya yang dijual? Dia mengatakan 3jt dan sudah dia DP untuk motor yang baru. Disaat ini saya baru merasa mulai ada sesuatu yang tidak beres. Dan saya menanyakan dimanakah motor baru tersebut? Dia mengatakan bahwa motor tersebut belum bisa keluar dari agen karena ini adalah motor yang baru. Saya mencoba untuk percaya, dan terus berusaha untuk mengubah perasaan dan pemikiran curiga saya menjadi positive thinking. Pada saat itu saya hanya memiliki sepeda yang bisa saya gunakan kekampus, karena motor sudah tidak ada lagi. Setelah beberapa hari motor baru tidak kunjung datang, dan terus menanyakan dimanakah motor baru tersebut, karena saya sangat membutuhkan motor untuk print tugas, pergi ke kampus, magang dan lain sebagainya karena saya seorang mahasiswa. Kemudian akhirnya dia mengatakan bahwa saya bisa merental motor sambil menunggu sampai motor barunya keluar. Saya merental motor dengan menggunakan kartu identitas saya sendiri dan si A membayarnya untuk sewa selama 3 hari. Kemudian motor rental saya bawa pulang dan saya gunakan untuk kegiatan kuliah saya. Pada keesokan hari dia memakai motor rental tersebut dengan alasan ingin mengurus dan mengambil motor baru saya. Saya dan B menunggu dirumah, dan ditunggu sampai malam si A tidak datang-datang, bahkan kami hubungi nomornya pun tidak aktif. Kami terus mencari dan menghubungi A karena dia juga membawa motor rental bersamanya, karena pihak rental sudah mengirim SMS untuk segera mengembalikan motor rental tersebut karena waktunya sudah habis.

A tidak kembali lagi dan nomornya sudah tidak aktif lagi. Disinilah masalah yang lebih besar datang. Saya akhirnya diminta untuk mengembalikan motor rental karena saya adalah orang yang menyewa motor tersebut dan juga menggunakan kartu identitas saya dan saya juga harus berhubungan dengan polisi. Saya sungguh sangat tidak tenang dan seakan-akan saya tidak tahu lagi untuk meminta bantuan kepada siapa lagi. Saya berkata jujur kepada pihak rental bahwa saya sungguh-sungguh ditipu oleh oranglain dan saya juga menceritakan kepada komunitas Focolare tentang masalah yang saya alami ini. Saya berkata kepada Labudes yang merupakan pimpinan dari komunitas Focolare di Indonesia namun secara dana mereka tidak bisa membantu namun Labudes mengajak saya untuk bersama berdoa salam maria supaya masalah ini bisa terselesaikan. Saya juga dibantu oleh Gustavo yang merupakan awam selibat, dia menemani saya untuk pergi ke tempat pihak rental dan berbicara kepada mereka bahwa saya benar-benar ditipu dan kami mencari jalan keluar agar masalah ini bisa selesai. Setelah berunding, terjadi kesepakatan bahwa motor rental ini harus saya beli dan saya tidak bisa membayar secara penuh sekaligus pada saat dan saya bisa membayar dengan system kredit yaitu perbulan.

Akhirnya saya mencari kerja agar bisa melunasi motor rental tersebut. Saya bekerja ditempas Playstation (PS). Berbagai cara yang saya lakukan agar masalah ini segera terselesaikan. Saya menggadaikan laptop saya dan saya bayarkan kerental, setiap bulan saya menerima gaji dari kerja saya dan langsung memberikan gaji tersebut ke pihak rental tanpa memakan gaji saya sepeserpun. Beruntung, ketika laptop saya digadai, Gustavo meminjamkan laptopnya untuk saya gunakan sehingga saya masih bisa mengerjakan tugas-tugas kampus dan dia juga selalu menyarankan untuk kasi tahu kepada orang tua saya akan masalah ini, namun saya belum berani mengatakan kepada keluarga karena keluarga saya juga sedang mengalami masalah dan saya tidak ingin menambah beban serta kekhawatiran mereka terhadap saya disini. Memasuki bulan ketiga, kuliah saya mulai tidak kawuran dan benar, karena saya masih memiliki beban ini.
Suatu hari saya berdoa sebelum berangkat bekerja, saya juga memohon petunjuk serta keberanian untuk mengatakan semua masalah yang saya alami ini. Saya bekerja dengan giat seperti biasanya. Sore hari nya saya pulang bekerja dan uang saya hanya tersisa 20rb. Saya mampir kewarung untuk membeli makanan, tetapi pada saat itu juga saya melihat seorang bapak tua yang sedang mendorong gerobaknya dengan tulang dan kulitnya yang sedikit keriput. Harga makanan yang saya beli yaitu 10rb dan saya masih memiliki 10rb untuk makan malamnya, tetapi saya melihat bahwa bapak ini juga membutuhkan uang maka dari itu bapak ini mendorong gerobak sampah. Uang saya hanya tersisa 10rb dan saya juga berpikir bahwa saya bisa berbagi dengan bapak ini dengan memberinya 10rb dari apa yang saya punya karena saya sudah ambil 10rb untuk membeli makan jadi sisanya untuk bapaknya. Bapak itu sangat senang sekali ketika saya memberikan uang 10rb tersebut, walaupun bagi orang sungguh tidak ada artinya, tapi bagi saya itu sangat berarti karena hanya itu yang saya miliki. Bapak itu mengatakan sesuatu kepada saya “Tuhan Memberkati” dan saya mengatakan “Amin”. Dalam benak saya, bagaimana mungkin bapak ini bisa tahu bahwa adalah seorang Kristen dan langsung mengatakan demikian, karena di jawa ini mayoritas beragama muslim.

Setelah memberikan uang tersebut saya langsung pulang dan makan. Dan saya menguatkan hati dan pikiran saya untuk memberanikan diri mengatakan kepada keluarga tentang masalah yang saya alami disini dan saya siap menerima apapun konsekuensinya bahkan jika disuruh untuk berhenti kuliahpun saya harus siap. Akhirnya saya menghubungi keluarga yaitu abang ipar saya dan mengatakan yang sebenarnya apa yang terjadi pada diri saya juga tentang masalah yang saya alami disini. Dan Tuhan pun bekerja, keluarga saya tidak memarahi saya dan berkata yang lain-lain, tetapi mereka meminta saya agar kedepannya untuk lebih hati-hati dalam segala hal. Abang ipar saya kemudian meminta saya untuk pergi ke rental dan dia berbicara kepada pihak rental melalui Handphone dan mencapai sebuah kesepakatan bahwa esok hari nya abang ipar saya akan mengirimkan uang untuk melunasi sisa dari harga motor tersebut. Keesokan harinya abang saya mengirimkan uang tersebut dan saya melunasi motor rental dan pada hari itu juga semua masalah selesai. Saya sangat merasa lega dengan semua ini, dimana saya merasa bahwa saya adalah orang yang diberkati dan sukses karena saya bisa melewati masalah besar ini dalam hidup saya tanpa mengeluh, menyerah, putus asa bahkan bunuh diri. saya merasa hidup saya satu level naik keatas.

Terimakasih kepada semua teman, komunitas, keluarga dan pihak-pihak yang telah memberikan waktu bahkan tenaga untuk membantu saya dalam menghadapi masalah ini. Saya yakin bahwa kita tidak bisa lari dari masalah, ketika masalah tiba kita harus mencari jalan keluar bukan lari dari masalah. Karena kapanpun dan dimanapun dalam hidup ini, kita pasti akan menghadapi masalah.
God bless!!!

Written by Ludovikus

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!