Mengenal MASRI JAFAR lebih dekat

Sebagian masyarakat Aceh timur, tentu tidak asing lagi dengan sosok Masri Jafar, hal ini tak terlepas kiprah nya sebagai aktivis dalam berbagai organisasi di Aceh Timur.

Sejak masa konflik tahun 1998 sampai 2005 terjadi perdamaian MoU Helsinki antara GAM-RI, Masri terlibat langsung dalam perjuangan sipil seperti Fomapak ( Front Mahasiswa Pemuda Anti Kekerasan) di bawah besutan Ibnu Sakdan, serta menjadi pengurus konsulat SIRA wilayah peureulak memgempanyekan referendum, baik fomapak dan sira memiliki hubungan historis dengan Gerakan Aceh Merdeka ( GAM) pada saat itu.

Pria kelahiran 7 juli 1977 gampong luengsa kecamatan madat kabupaten Aceh Timur, juga memiliki banyak wawasan dan pengalaman di partai politik, pernah menjadi tim kampanye iwandi - Nazar Wilayah peureulak tahun 2007, menjabat sekretaris partai SIRA Aceh Timur tahun 2008-2014, Bendahara CNN ( Central Nazar-Nova) Aceh Timur pada pilkada 2012, Sekretaris tim pemenangan Cabup/Cawabup NEKTU-POLEM di pilkada 2017, terakhir menjadi ketua DPD PAN Aceh Timur.

Alumni mahasiswa fakultas pernian jurusan agribisnis Unsam Langsa juga banyak kegiatan lain nya yang pernah di geluti nya baik dalam bidang keagamaan tahun 2001-2003 Menjadi penyuluh Agama Islam(PAI) kementrian Agama RI, menjadi ketua umum remaja masjid 2 periode di kemasjidan luengsa (2000-2006),
Selanjut nya menjadi ketua DPC Asosiasi Pelaku Parawisata Indonesia (ASPPI) Aceh Timur(2014-2019), ketua Gerbang Tani Aceh Timur (2015-2018).dan Ketua Aceh Mangrove Care Foundation, sebuah lembaga yang peduli terhadap lingkungan.

Sebagai mantan aktivis Masri Jafar, sampai saat ini memiliki sikap tegas, kritis dan idealis, hal ini dapat di lihat dari kehidupan nya sehari-hari. hal ini terlihat pada postingan nya di akun facebook banyak tulisan nya mengkritisi kebijakan pemerintah yang di anggap tidak berpihak kepada masyarakat.