Benarkah Utsman Bin Affan Pernah Lari Dari Perang?

Utsman Bin Affan RadhiAllahu'anhu adalah Khalifah ketiga, salah seorang dari 4 sahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkemuka. Keutaman Utsman Bin Affan banyak disebutkan Hadist Rasulullah, dari segi nasab Utsman Bin Affan sangat dekat dengan Rasulullah, beliau adalah keponakan dari Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga menantu dari kedua putri Rasulullah, Ruqqayah dan Ummu Kultsum. Amirul Mukminin ini juga adalah Assabiqunal Awwalun (golongan pertama yang memeluk Islam dan dijamin syurga).

Dari sederet keutamaan Utsman Bin Aaffan RadhiAllahu'anhu ada sebuah tuduhan keji yang dialamatkan kepada Beliau, yaitu tuduhan bahwa Utsman Bin Affan RadhiAllahu'anhu lari meninggalkan medan perang, yang berarti juga meninggalkan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Tuduhan ini sering kita dengar dari orang-orang Syiah Rafidhah.

Bagaimana cerita sebenarnya, mari simak baik-baik. Cerita ini tatkala berkecamuk perang Uhud, antara kaum Muslimin dan kafir Quraisy, pasukan kaum Muslimin berhasil dipukul telak dan tercerai berai, hal ini dikarenakan setan memperdaya sebagian sahabat yang ditugaskan untuk menghalau pasukan kafir Quraisy dengan panah di atas bukit Ainan, mereka terpedaya setan untuk turun mengambil harta rampasan perang (ghanimah) sedangkan perang belum usai.

Hal inilah yang membuat perlindungan kaum Muslimin menjadi terbuka, pasukan kavaleri yang dipimpin Khalid Bin Walid (saat itu belum memeluk islam) segera menyerang pasukan Kaum Muslimin. Tatkala pasukan kaum Muslimin terpukul mundur tersiar kabar bahwa manusia yang paling mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah gugur. Kabar ini sontak membuat gentar pasukan kaum Muslimin, kesedihan yang mendalam dan kebingungan akan kabar bahwa Rasulullah telah tiada membuat sebagian sahabat meletakkan senjata serta enggan melanjutkan peperangan tak terkecuali Utsman Bin Affan RadhiAllahu'anhu.

Suasana perang yang dasyat ditambah lagi dengan barisan pasukan kaum Muslimin yang telah tercerai berai tidak dapat meredam kabar kematian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, semangat yang hancur akan berita tersebut membuat pasukan kaum Muslimin tidak memiliki tujuan berperang lagi, Umar Bin Khatab yang terkenal gagah perkasa hanya duduk pasrah, begitupun Abu Bakar, hal ini bukan berarti para sahabat takut dan lari dari medan perang, sahabat yang bersedih hati lalu meninggalkan medan perang bukan cuma Utsman Bin Affan, namun sebagian besar sahabat.

Tatkala Ka'b bin Malik memastikan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup seketika itu pasukan kaum Muslimin kembali bangkit memanggul senjata.

Perhatikan QS: Ali Imran 155

Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu, sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau), tetapi Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

Dari ayat di atas jelas, bahwasanya Allah telah memaafkan sahabat-sahabat Rasulullah yang bersedih hati tatkala perang Uhud, Sesungguhnya keutamaan Utsman Bin Affan terlalu banyak untuk sampai dilecehkan, Allah maha tau akan ada orang-orang Rafidhah yang akan mengatakan fitnah keji itu hingga Allah menurunkan Surat Ali Imran Ayat 155. Bagaimana mungkin Rasulullah menikahkan putrinya kepada pria yang lari dari perang, bagaimana mungkin Utsman menjadi Amirul Mukminin Ketiga, dan bagaimana mungkin surga sudah dijamin Allah yang disampaikan Rasulullah kepada utsman ini hanyalah fitnah belaka.