Islam Protestan, AL QUR’AN dan Penglihatan Internal.

in islamic •  7 years ago 

sih.jpg
Dalam ayat-ayat berikut Al Qur’an secara khusus memberikan perhatian kepada nasib yang akan menimpa mereka yang buta. Sudah sangat jelas disini bahwa referensi untuk kebutaan tidak bisa dipahami secara harfiah. Sebaliknya, kebutaan dalam ayat-ayat Al-Qur'an jelas mengacu pada kebutaan secara internal.

. . .قلُْ هلَْ يسَْتوَِي الأَعْمىَ وَالبْصَِير أَفلَا ٺتَفََكَّروُن

Allah yang Maha Tinggi bertanya apakah seseorang yang buta, bisa dianggap sama dengan seseorang yang bisa melihat. Jelas mereka tidak bisa sama — maka, mengapa manusia tidak berpikir? [QS Al-An’ām, 6:50]

قدَْ جاَءكمُ بصََآىِٕر مِن رَّبكِّمُْ فمَنَْ أَبصْرَ فلَنِفَْسِهِ وَمَنْ عمَِيَ فعَلَيَْهاَ وَمَا أَناَ علَيَكْمُ بِحفَيِظٍ

Al Qur’an diatas menyatakan bahwasanya sekarang wawasan internal telah datang kepada umat manusia dari Tuhan mereka yang Maha Agung melalui kitab yang diwahyukan ini. [QS Al-An’ām, 6:104]

Siapa pun, oleh karena itu, yang memilih untuk “melihat” dan mengenali Kebenaran, maka dia melakukannya demi kebaikannya sendiri. Dan siapa pun yang memilih untuk tetap “buta“ terhadap Kebenaran, maka dia melakukannya bagi kerugiannya sendiri. Dan (katakanlah kepada orang buta): Aku bukanlah penjaga Kamu !.

وَنقَُلبُِّ أَفىِْٕدَتَهمُْ وَأَبصَْارَهمُْ كَماَ لمَْ يؤُْمِنوُا بهِِ
أَوَّلَ مرََّةٍ وَنذََرهُمُْ فيِ طُغْياَنِهمِْ يعَْمَهوُن

Mereka yang menolak Al-Qur'an ini akan membayar harga atas penolakannya itu. Allah yang Maha Tinggi akan membuat hati dan mata mereka berpaling dari kebenaran. Seperti mereka belum pernah beriman kepadanya pada permulaannya, sehingga mereka akan ditinggalkan dalam arogansi mereka yang sangat kuat dan membabi buta.[QS Al-An’ām, 6:110]

فكَذََّبوُه فأََنجيَنْاَه وَالَذِّينَ مَعهَ فيِ الفُْلكِْ وَأَغْرَقنْاَ
الَذِّينَ كذََّبوُا بآِياَتنِاَ إنَّهمُْ كَانوُا قوَْما عمَِين

Maka mereka mendustakan Nuh Alaihi Salam, kemudian ALLAH memutuskan untuk menghukum mereka. ALLAH menyelamatkan dia dan pengikutnya dalam sebuah bahtera. ALLAH menenggelamkan mereka yang menolak kebenaran yang dibawa oleh Nuh Alaihi Salam. Al-Qur'an kemudian menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang “buta” !. .[QS Al-Araf, 7:64]

وَمِنهمُ مَّن ينَظُر إليَكَْ أَفأََنتَ تَهْدِي
العْمُْيَ وَلوَْ كَانوُا لا يبُْصرِوُن

Di antara orang-orang ada orang-orang yang sepertinya mencontoh Nabi [Salallahu Alaihi Wasalam], tetapi bisakah dia menunjukkan jalan yang benar kepada yang “ buta ”, padahal mereka adalah orang yang tidak bisa “melihat “ ?. [QS Yunus, 10:43]

مَثلَُ الفَْرِ يقَينِْ كَالأَعْمىَ وَالأَصمَِّ وَالبْصَِي رِ
وَالسَّمِيعِ هلَْ يسَْتوَِياَنِ مَثلَا أَفلَا تذَكََّروُن

Al-Qur'an mengarahkan perhatian pada dua jenis pria, Keduanya digambarkan sebagai sosok yang “Buta dan Tuli” disatu pihak, dan “ melihat dan mendengar” di pihak yang lainnya. Bisakah keduanya dianggap memiliki sifat yang sama ? Tidakkah manusia mau memikirkannya ? [QS Hud, 11:24]

أَفمَنَ يعَْلمَ أَنَمّاَ أُنزِلَ إليَكَْ مِن رَبكَِّ الْح ق
كمَنَْ هوُ أَع مىَ إنَمّاَ يتَذَكََّر أُوْلوُا الأَلبْاَبِ

Al-Qur'an bertanya apakah seseorang yang mengetahui dan meyakini bahwasanya apa yang telah dianugerahkan kepada nabi dari Tuhanmu itu kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. [QS Al R'ad, 13:19]

وَمَن كَانَ فيِ هَذِهِ أَعْمىَ فهَوُ فيِ
الآخِرَةِ أَعْمىَ وَأَضَلُّ سَبيِلا

Al-Qur'an menyatakan bahwa siapa pun yang “buta” di dunia ini akan menjadi “buta” juga dalam kehidupan yang akan datang , dan lebih tersesat dari jalan kebenaran. [QS Al Isra', 17:72]

Kita sekarang dapat menyimpulkan bahwa kapasitas Dajjāl dalam melihat dengan mata kirinya, dan kebutaan di mata sebelah kanannya, harus dipahami sebagai informasi yang Mutashābihah, suatu Alegori, dan karenanya ini merupakan subyek sebuah Ta'wīl, atau Penafsiran. Penafsiran kami perihal deskripsi yang diberikan oleh Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam adalah bahwasanya Dajjāl memiliki penglihatan eksternal, tetapi ia secara internal buta!
Ada implikasi yang tidak menyenangkan sebagai hasil dari penafsiran di atas. Siapa saja diantara manusia yang mengikuti Dajjal, maka akhirnya dia akan sama dengannya, yaitu, secara internal buta, dan karena dia memiliki kata Kāfir atau tak beriman tertulis di dahinya, implikasinya lebih lanjut adalah bahwa semua orang yang mengikutinya akan menjadi Kuffār (jamak Kāfir) atau “tak beriman”, dan dengan demikian dilarang masuk ke Jannah atau surga.

Sehingga, mungkin, dikarenakan implikasi inilah, maka Al-Qur'an telah menyampaikan peringatan yang benar-benar tidak menyenangkan bagi mereka yang tetap buta secara internal, bahwa api neraka dapat menunggu mereka, karena Dajjāl dapat membuat mereka menari mengikuti setiap nada yang dimainkannya:

وَلقََدْ ذَرَأْناَ لِجهََنَّم كَثيِراً مِّنَ الْجنِِّ وَالِإنسِ لهَمُْ
قلُوُبٌ لاَ يفَْقَهوُنَ بِهاَ وَلهَمُْ أَعْينٌُ لاَ يبُْصرِوُنَ بِهاَ
وَلهَمُْ آذَانٌ لاَ يسَْمَعوُنَ بِهاَ أُوْلَىِٕكَ كَالأَنعْاَمِ بلَْ
همُْ أَضَلُّ أُوْلَىِٕكَ همُُ الغْاَفلِوُن

Allah yang Maha Tinggi telah memperingatkan bahwa sejumlah besar jin dan pria yang memiliki hati namun hati mereka gagal untuk memahami kebenaran, memiliki “mata” namun mereka gagal untuk “melihat”, dan memiliki “telinga” yang mereka tidak dapat “mendengar”, mereka ditakdirkan untuk memasuki Api Neraka. DIA menganggap mereka memiliki status seperti ternak — bahkan, mereka kurang sadar akan mana jalan yang benar, itulah mereka, mereka telah benar-benar lalai! [QS Al-Araf, 7:179]

Islam Protestan, yang tampaknya, secara misterius begitu, mereka menjadi duplikat dari Kristen Protestan, mungkin tetap tidak yakin dengan argumen kami yang mendukung interpretasi bahwa mata buta Dajjāl harus ditafsirkan serta memiliki makna kebutaan secara internal, sehingga mungkin akibatnya tetap teguh bersikeras dengan pemahaman mereka secara harfiah atas mata kanannya yang “buta”. Orang-orang semacam itu jelas akan menolak mengakui Dajjal ketika ia akhirnya muncul di Yerusalem dengan klaim sebagai Al Masih, kecuali ia benar-benar buta di mata kanan.
Islam Protestan harus bercermin dari ketidakmampuan misterius semua orang kafir, terlepas dari seberapa sempurna penglihatan mereka, untuk dapat membaca apa yang dapat dibaca oleh semua orang beriman, yaitu kata Kafir yang akan tertulis di antara kedua mata Dajjāl — di dahinya ! Orang-orang yang keras kepala seperti itu, yang berpegang pada pemahaman secara harfiah tentang mata buta Dajjal, dan kata Kafir yang ditulis di dahinya, harus menjelaskan kepada kita mengapa Nabi memilih kata “Mu'min”, yaitu orang beriman, dan karenanya mengecualikan Kafir , yaitu, orang tak beriman, ketika ia menyatakan bahwa orang beriman akan dapat membaca apa yang tertulis di dahi Dajjāl? Mengapa orang beriman membaca apa yang tidak bisa dibaca oleh orang yang tidak beriman ? Islam Protestan harus memberikan jawaban yang meyakinkan, atau segera meninggalkan metodologi mereka yang rusak.

Memang, kecuali mereka mengubah metodologi mereka yang rusak, mereka tidak akan pernah dapat menjelaskan mengapa Tamim Ad-Dari, yang melihat Dajjal (yang sangat buta di mata kanannya yang terlihat seperti anggur menggembung), tidak menyebutkan apa pun tentang mata kanan Dajjal yang buta, ketika dia melaporkan kejadian itu kepada Nabi:
Diriwayatkan bahwa Fatimah binti Qais Radhiyallahu 'anha berkata:. . . (Berikut ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh Tamīm Ad-Dari) ... Kemudian kami berangkat, bergegas, sampai kami datang ke biara itu, di mana kami menemukan orang yang paling besar yang pernah kami lihat, terikat kuat dengan tangan terikat pada leher dan kakinya terikat dari lutut ke pergelangan kaki dengan belenggu besi ...[Sahih Bukhari]

Islam Protestan memiliki kendala yang bahkan lebih besar untuk diatasi ketika mereka mencoba untuk menawarkan penjelasan yang kredibel mengenai bagaimana Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam dapat mencurigai Ibnu Sayyad, seorang pemuda Yahudi di Madinah, sebagai Dajjal, padahal mata kanan dia tidak buta ?
Sementara uraian di atas menjelaskan secara penuh deskripsi fisik kami tentang Dajjal, Al Masih palsu, yang berasal dari pemahaman literal teks-teks kitab suci dalam Islam, ada lebih banyak informasi mengenai profil unik Dajjal yang dapat ditemukan melalui proses deduksi dari teks-teks itu, dan kepada proses deduksi itulah sekarang kami mengarahkan perhatian.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!