Rekam Jejak Islamofobia di Australia

in islamofobia •  6 years ago 

Pelaku serangan teror adalah seorang pria yang berasal dari Australia, tetangga dekat negara kiwi itu yang telah menjadi tempat subuh tumbuhnya Islamofobia. Antipati terhadap Islam dan Muslim ini dikipasi oleh banyak politisi sayap kanan, Fraser Anning bukanlah satu-satunya. Salah seorang pemimpin partai bahkan sempat menggunakan burqa saat akan mengikuti sidang parlemen, untuk menekankan tujuannya melarang atribut keagamaan tersebut.

Oleh: Fadhila Ratnasari (Mata Mata Politik)

Fraser Anning, 69 tahun, senator sayap kanan independen Australia dari Queensland, menulis di Twitter: “Masih adakah yang menolak hubungan antara imigrasi Muslim dan kekerasan?”

Sangatlah naif untuk mengatakan bahwa tidak ada bahaya rasisme atau xenofobia di Australia. Di era Donald Trump, di mana kebencian rasial dan ketakutan terhadap “liyan (the others)” telah menjadi arus utama, multikulturalisme terus-menerus terancam. Australia tidak kebal terhadap sentimen anti-imigrasi yang telah merasuki Amerika Serikat dan negara-negara Eropa di tengah krisis pengungsi global yang dipicu terutama oleh perang berkepanjangan di Timur Tengah.

Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemunculan kelompok-kelompok nasionalis sayap kanan yang menyerukan warga untuk melindungi “nilai-nilai Australia” dari budaya asing, khususnya Islam. Selama bertahun-tahun, Australia dikritik karena kebijakan “Pacific Solution,” yang diprakarsai oleh mantan Perdana Menteri John Howard untuk mengangkut migran gelap ke pusat-pusat penahanan di negara-negara kepulauan di Pasifik.

Media dan politisi Australia tak diragukan lagi telah mendorong gagasan rasisme, terkadang secara eksplisit, seperti yang terlihat dalam kebangkitan Partai One Nation yang dipimpin Pauline Hanson. Dalam kesempatan lain, rasisme muncul secara samar. Para politisi menyusun kata-katanya dengan hati-hati, menghindari rasisme eksplisit, tetapi secara jelas akan dimaknai mengamini pandangan supremasi kulit putih yang diusung kalangan sayap kanan garis keras. Kebijakan “kontrol perbatasan” menjadi kode untuk mengusir umat Islam, sedangkan “kesetaraan untuk semua warga Australia” berarti mengabaikan penduduk asli maupun imigran.

Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/listicle-rekam-jejak-politik-islamofobia-di-pemerintah-australia/

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Source
Copying/Pasting full or partial texts without adding anything original is frowned upon by the community. Repeated copy/paste posts could be considered spam. Spam is discouraged by the community, and may result in action from the cheetah bot.

More information and tips on sharing content.

If you believe this comment is in error, please contact us in #disputes on Discord

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.matamatapolitik.com/listicle-rekam-jejak-politik-islamofobia-di-pemerintah-australia/