SERANGAN Zionis ke Gaza sejak 10 Mei lalu menewaskan sebanyak 232 warga Palestina, termasuk di dalamnya 65 anak-anak, serta pejuang, dan telah melukai 1.900 lainnya, menurut kementerian kesehatan Gaza. Serangan itu meninggalkan puing-puing sejauh mata memandang yang telah mengakibatkan munculnya gelombang pengungsi sekitar 120.000 orang.
Tidak terlalu sulit untuk mencari tahu apa sebenarnya sikap Arab Saudi terhadap aneksasi Israel atas Palestina. Yang sulit ialah mencari manifestasi dari sikap bermanis mulut negara yang dikuasai oleh Bani Saudi itu. Memang, beberapa waktu lalu, mengutip CNBC, Menteri Luar Negeri Arab Saudi yang juga keluarga kerajaan, Pangeran Faisal bin Farhan, menyatakan bahwa posisi Riyadh jelas berada di pihak Palestina.
Pangeran Faisal mengatakan bahwa negerinya berharap ada sebuah solusi permanen atas konflik Palestina. Istilah konflik sebenarnya berkonotasi ringan jika dibandingkan dengan realitas atas peristiwa yang terjadi di sana. Konflik minimal menunjukkan hubungan yang seimbang antara kedua belah pihak sementara Israel takubah monster buruk rupa yang sedang menyerang sebuah kampung. Pangeran Farhan bahkan menyatakan bahwa serangan Israel ke jalur Gaza telah meningkatkan ekstrimisme di wilayah tersebut.
Ia mengimbau agar kekerasan harus segera dihentikan di wilayah tersebut. Penyematan istilah ekstrimisme sangat keliru jika mengacu pada kenyataan di lapangan bahwa yang tengah dilakukan oleh orang-orang yang disebut ekstrimis oleh Pangeran Farhan itu sebenarnya lebih dekat dengan patriotisme. Dari Pangeran Farhan, beranjak ke kelompok-kelompok berhaluan komunis yang tersebar di semenanjung Arab yang mengecam dengan keras agresi militer dari negara pimpinan Setanyahu itu ke Palestina.
Mengutip Liputan6.com, dukungan dilontarkan secara terbuka oleh Palestinian People's Party (PPP). Situs partai tersebut juga aktif mengabarkan mengenai serangan dan korban jiwa di pihak Palestina serta menyorot sengketa di Sheikh Jarrah, Yerusalem. Sengketa itu turut menyulut konflik yang terjadi di Palestina saat ini. PPP—bukan P3—juga menyeneraikan kecaman dari sejumlah partai berhaluan kiri dari Irak hingga Sudan.
Partai Komunis Mesir mengecam aksi-aksi barbar penjajahan oleh Zionis. Partai menegaskan solidaritasnya kepada perjuangan dan cita-cita rakyat Palestina," tulis Partai Komunis Mesir di dalam pamflet elektronik milik PPP. Partai Komunis Irak turut menyorot kekacauan di Masjid Al-Aqsa pada akhir Ramadhan lalu, serta tindakan pemukim ilegal Israel. Sementara, juru bicara partai meminta agar pemerintah Sudan agar meninggalkan normalisasi hubungan dengan Israel, sekaligus mengecam aksi kriminal terhadap Palestina.
Hasta la Vista, Baby!
Hasta Siempre, Comandante!
Source foto: https://m.republika.co.id/amp/nnb5tr