Minimnya stok jagung di pasar membuat harga jagung naik. Akibatnya, para peternak jadi tercekik. Menurut informasi, harga jagung sekarang mencapai Rp5300 lebih per kilogram.
Kenaikan harga akibat stok berkurang, adalah konsekuensi dari tidak adanya stok jagung nasional. Meski terbilang sebagai salah satu sumber bahan makanan pokok, perlakuan jagung dengan beras sangatlah berbeda.
Pemerintah tidak menyimpan stok jagung di gudang Bulog, beda dengan beras. Selain itu, tidak ada neraca jagung nasional. Akibatnya, tidak ada yang punya data pasti mengenai persediaan jagung nasional saat ini, perhitungan kebutuhannya, serta produksi per bulannya.
Kalaupun ada angka, itu sebatas pada kebutuhan jagung oleh kelompok peternak ayam petelur sejumlah 780 ribu ton per bulan yang dibutuhkan oleh sekitar 1,8 juta peternak ayam petelur.
Data jagung yang simpang siur itu menjadi peluang bagi pemburu rente, untuk mencari untung dengan menciptakan spekulasi. 1,8 juta peternak adalah makanan empuk bagi para pencari rente itu.
Dengan kondisi seperti ini, seharusnya pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian membenahi data jagung nasional. Karena bila datanya salah, maka kebijakan yang dikeluarkan jadi ikutan salah. Contohnya adalah tahun 2015 lalu, Kementerian Pertanian membatasi impor jagung dengan alasan suplai jagung mencukupi.
Tapi kenyataanya, peternak malah ganti impor gandum lantaran dilarang impor jagung. Artinya, pasokan jagung nasional memang tidak mencukupi, sehingga peternak tetap harus mengimpor bahan pakan untuk ternak mereka.
Sayangnya, pihak Kementerian Pertanian masih saja menyangkal terjadinya kelangkaan jagung di pasaran. Mereka keukeuh bilang, hasil panen lokal sangat cukup. Bahkan kita sudah ekspor jagung keluar negeri.
Entah apa yang salah di benak Menteri Pertanian. Karena tidak ada asap tanpa ada api. Naiknya harga jagung, tentu disebabkan oleh sesuatu. Dan ketimbang beretorika dan menyangkal, lebih baik Menteri Pertanian fokus menurunkan harga jagung sehingga terjangkau dan tidak memberatkan peternak.
Mentan juga tidak usah bermain lagi dengan data. Terbukti di urusan beras kemarin, data Kementan salah kaprah.
Posted from my blog with SteemPress : http://indonesyiar.com/2018/11/05/jagung-naik-peternak-tercekik/
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.wavienews.com/2018/11/jagung-naik-peternak-tercekik.html
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit