Jangkrik adalah jenis serangga bersuara unik yang biasanya dijumpai di sawah atau daerah pedesaan. Jangkrik biasa diburu untuk dijadikan pakan burung, tapi kini hewan bernama latin gryllidaeini bisa dibeli di pasar karena telah dibudidayakan masyarakat.
Desa Winong, Kecamatan Boyolali, menjadi salah satu sentra peternakan jangkrik di Kabupaten Boyolali. Ada berbagai jenis jangkrik yang bisa dibudidayakan, seperti jangkrik genggong, gangsir putih, dan cliring.
Salah satu peternak jangkrik di Dukuh Alas Malang RT 03/RW 17 Winong, Ahmad Komo, memilih membudidayakan jenis cliring sejak dua tahun lalu. “Saya ternak jangkring cliring atau bering sudah dua tahun. Awalnya karena hobi. Dulu, saya mengepul jangkrik dari Jawa Barat karena di sini kan ramai. Sekarang sudah ramai, jadi saya beternak sendiri dengan memelihara ribuan jangkrik,” ujar pria berusia 41 tahun itu.
Ahmad bisa memanen 30 kilogram jangkrik setiap hari sesuai dengan permintaan konsumen. Jangkrik hasil budidaya ini dijual dengan harga Rp40.000 per kilogram. Dengan penjualan itu, Ahmad bisa meraup omzet Rp500.000 per hari.

Ahmad memasarkan jangkrik hasil budidayanya ke wilayah Solo, Klaten, dan Salatiga. Pelanggan juga bisa memesan jangkring cliring dengan menghubungi Ahmad di nomor telepon 081393552391.
Untuk menjaga kulitas, Ahmad memilih membudidayakan jangkrik dengan dimulai dari proses menetaskan telur ketimbang membeli bibit. Induk jangkrik harus dipelihara selama 10 hari hingga bertelur. Telur jangkrik lalu ditetaskan dan dipelihara hingga berumur 40 hari untuk siap dipanen. Perkembangbiakan jangkrik kerap terganggu selama musim hujan karena suhu udara terlalu dingin. Penetasan telur jangkrik memerlukan suhu hangat.
Meski masih skala rumahan, usaha budidaya jangkrik yang dijalani Ahmad terus berkembang. Kini, dia mempekerjakan seorang karyawan untuk membantu memelihara jangkrik.
Ahmad optimistis peternakan jangkrik miliknya dapat berkembang lebih pesat. Menurutnya, peternakan jangkrik merupakan potensi usaha yang bisa dikembangkan di wilayah Jawa Tengah (Jateng), khususnya Boyolali.
“Semoga budidaya jangkrik di Jateng, khususnya di Soloraya berkembang karena usaha ini masih sedikit. Kadang permintaan Jateng harus mengambil dari Jawa Timur,” ungkap Ahmad