Cerita Abu nawas tak asing lagi di telinga masyarakat yang di kenal dalam sejarah sang Abu nawas seorang yang cerdik,
Saking cerdiknya sang wali Sufi yang sering di sebut Abu Nawas ini, telah berhasil mengelak dari berbagai jebakan dan hukuman dari sang Raja, serta Abu Nawas yang sering menghibur Baginda Raja Harun Al Rasyid. Telah membuat suatu kesalahan kepada sang Raja dan dia harus mencari izi mengalabui sang raja agar di ampuni kesalahannya, mari kita ikuti jurus apa yang di keluarkan sang Abu nawas.
Berikut ini salah satu kisah seorang Abu Nawas yang sampai mengeluarkan ilmu rahasianya dalam Mengecoh Sang Baginda Raja, Sebagai mana yang sering kita dengar pada masa kerajaan dulu, Cerita yang sangan di legendakan pada masa dulu
maka terungkapnya ilmu rahasia yang telah lama disimpan oleh Abu Nawas. Sosok wali sufi Abu Nawas dikenal sebagai tokoh yang cerdik dan pintar.
Dikisahkan bahwa Baginda Raja pulang ke istana dan langsung memerintahkan para prajuritnya menangkap wali sufi yaitu Abu Nawas. Akan tetapi wali sufi yang di sebut Abu Nawas telah menghilang entah kemana, karena ia tahu ia sedang diburu para prajurit kerajaanyang di perintahkan oleh rajanya untuk menangkapnya membawa abu nawah ke intana. Setelah wali sufi yang di sebut Abu Nawas tahu para prajurit kerajaan sudah meninggalkan rumahnya, Abu Nawas baru berani pulang ke rumah.
"Wahai sang suamiku kata sang istri abu nawah, para prajurit kerajaan tadi pagi mencarimu." lapor sang istri. "Ya istriku, ini urusan sangat gawat. Aku baru saja menjual Sultan Harun Al Rasyid menjadi budak." kata Abu Nawas kepada istrinya.
Mendengar jawaban dari wali sufi Abu Nawas itu, sang istri pun langsung terkejut. "Raja ku jadikan budak." kata Abu Nawas. "Kenapa kau lakukan itu suamiku?" tanya sang istri.
Supaya dia tahu di negerinya ada praktik jual-beli budak dan jadi budak itu sengsara." ucap wali sufi yang di sebut Abu Nawas.
Sebenarnya maksudmu baik wahai sang suwamiku, tapi Baginda Raja pasti sangat marah. Buktinya para prajurit diperintahkan untuk menangkapmu." ucap sang istri kepada abu nawah.
Menurutmu wahai istriku apa yang akan dilakukan Sultan Harun Al Rasyid kepadaku?" tanya wali sufi dengan wajah cemas. yang di sebut Abu Nawas
Pasti kau akan dihukum berat wahai sang suamuku." ujar sang istri. "Gawat, aku harus mengeluarkan ilmu rahasi yang kusimpan." tutur wali sufi yang di sebut Abu Nawas.
Abu Nawas lantas segera masuk kedalam, ia terlihat mengambil air wudhu lalu mendirikan sholat dua rakaat Setelah itu sang wali sufi yang di sebut Abu Nawas kemudian berpesan kepada istrinya apa yang harus dikatakan bila Baginda Raja datang kembali kesini.
Tidak Berapa lama kemudian tetangga Abu Nawas geger karena Istri Abu Nawas menjerit-jerit.
"Ada apa ini" tanya tetangga Abu Nawas sambil tergopoh-gopoh. "Suamiku mati." kata istri Abu Nawas sembari menangis mendesak-desak.
Hah, Abu Nawas mati? kata sang tetangga yang kaget. Kabar kematian sang wali sufi yang di sebut Abu Nawas tersebar ke seluruh pelosok Negeri, Baginda Raja pun terkejut mendengar berita itu.
Kemarahan dan kegeraman sang raja agak susut mengingat Abu Nawas adalah orang yang paling pintar menyenangkan dan menghibur Baginda Raja selama ini.
Baginda Raja beserta beberapa pengawal dan seorang tabib istana segera menuju ke rumah Abu Nawas untuk memastikan atas berita yang diterima.
Tabib segera memeriksa Abu Nawas. sesaat kemudian Sang tabib memberi laporan kepada Baginda Raja bahwa Abu Nawas memang telah mati beberapa jam yang lalu wahai raja.
Setelah melihat sendiri tubuh Abu Nawas terbujur kaku tak berdaya, Baginda Raja merasa terharu dan meneteskan air mata di depat jenadah Abu Nawas.
Beliau pun bertanya kepada sang istri Abu Nawas. "Adakah pesan terakhir Abu Nawas untukku?" tanya Baginda Raja kepada istri Abu Nawas. Ada Paduka yang mulia." kata sang istri Abu Nawas sambil menangis. "Katakanlah" tutur Baginda Raja.
Suami hamba memohon sudilah kiranya Baginda Raja mengampuni segala kesalahannya dunia dan akhirat di depan rakyat." kata istri Abu Nawas terbata-bata di dipan sang raja.
Baiklah kalau itu permintaan Abu Nawas." kata Baginda Raja menyanggupi. Jenazah sang wali sufi yang di sebut Abu Nawas diusung di atas keranda, kemudian Baginda Raja mengumpulkan rakyatnya di tanah lapang Untuk menepati janji istri abunawah.
Wahai rakyatku, dengarkanlah bahwa hari ini aku Sultan Harun Al Rasyid telah memaafkan segala kesalahan Abu Nawas, yang telah diperbuat terhadap diriku dari dunia hingga akhirat dan kalianlah sebagai saksinya." ujar Baginda sang Raja di depan para rakyaknya yang terkumpul di lapangan.
Tak lama setelah itu, tiba-tiba dari dalam keranda yang terbungkus kain hijau terdengar suara keras 'Alhamdulillah.' Sang pengusung jenazah abu nawas terkejut, Seketika pengusung jenazah ketakutan, apalagi melihat Abu Nawas bangkit berdiri seperti mayat hidup di depan sang raja, Seketika itu pula, rakyat yang berkumpul lari tunggang-langgang bertumbukan dan banyak yang jatuh terkilir karna ketakutan.
Abu Nawas sendiri segera berjalan ke hadapan Baginda Raja. "Kau sebenarnya mayat hidup atau memang kau hidup lagi?" kata Baginda dengan gemetar, Hamba masih hidup tuanku yang muli. Hamba mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pengampunannya." ucap Abu Nawas.
Jadi kau masih hidup?" kata Baginda Raja memastikan. "Ya Baginda Raja, saya segar bugar. Buktinya kini hamba merasa lapar dan ingin segera pulang." jawab wali sufi yang di sebut Abu Nawas.
Kurang ajar kata sang raja, ilmu apa yang kau pakai Abu Nawas?" tanya Baginda Raja. "Ilmu dari maha guru sufi, guru hamba yang sudah meninggal dunia." jelas Abu Nawas."Ajarkan ilmu itu kepadaku." Pinta Baginda Raja. "Tidak mungkin Baginda, hanya guru hamba yang mampu melakukannya. hamba tidak bisa mengerjakannya sendiri." Jelas sang Abu Nawas. "Dasar pelit." gerutu Baginda Raja sangat kecewa kepada Abu Nawas. karna belum ada yang bisa dan berani mempermainkan sang raja. Hanya abu nawas lah yang berani melakukan nya, kesimpulan dari ceri ini, banyaklah belajar maka banyaknya ilmu yang kita dapatkan, dengan karna itu maka kita tau bagaimana kita menghadapi seseorang yang lebih cerdas dari kita, maka lawanlah kecerdasan dia denga ilmu kebudohan kita yang dia anggap kita tak berguna di mata mereka,