Kebanyakan di antara kita menjalani hidup dengan kekhawatiran terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Kita berusaha untuk terlihat baik dan membuat orang lain berpikir positif tentang kita.
Kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk mencoba menjadi seperti dan bertindak sesuai harapan orang lain, hal ini membuat kita menjadi resah karena setiap orang akan mengharapkan hal yang berbeda-beda dari kita.
Di samping itu, apakah yang menjadi motivasi kita, ketika berusaha menjadi sesuai harapan orang lain? Apakah kita bertindak dengan ketulusan, ataukah hanya berusaha menyenangkan orang lain? Apakah kita hanya berpura-pura supaya orang lain akan memuji kita? Kita dapat berpura-pura dan menciptakan citra diri, dan orang lain mungkin akan memercayai bahwa citra diri itu adalah dirikita yang sesungguhnya.
Bagaimana pun juga, kepura-puraan tidak akan berarti dalam kehidupan kita karena kita harus hidup dengan diri sendiri. Kita akan menyadari saat melakukan kebohongan, walaupun orang lain mungkin memuji kita untuk citra yang kita ciptakan, hal ini akan membuat kita merasa tidak nyaman dengan diri sendiri.
Di dalam hati kita tahu, kita sudah membohongi diri sendiri. Kita akan menjadi lebih bahagia ketika kita bersikap tulus dan nyaman menjadi diri sendiri.
Menjadi munafik itu sia-sia, dan hasil karma dari tindakan kita bergantung pada niat. Motivasi kita adalah penentu utama apa yang kita kerjakan akan berarti dan bermanfaat.
Bahkan ketika kita terlihat sangat baik dan toleran, ketika motivasi kita adalah untuk membuat orang lain menyukai kita, maka tindakan kita tidak benar-benar karena penuh kasih. Mengapa demikian? Karena niat kita terpusat pada popularitas (ketenaran), bukan pada memberikan manfaat bagi orang lain.
Kita mungkin bertindak dengan motivasi yang penuh kasih, namun orang lain menyalah-artikan tindakan kita sehingga mereka menjadi kecewa. Dalam kasus ini, kita tidak perlu meragukan diri sendiri karena niat kita baik, walaupun kita harus belajar untuk menjadi lebih terampil dalam bertindak.
Selanjutnya, kita belajar memperoleh kebahagiaan dalam bertindak, bukan dari mengharapkan pujian yang kita peroleh dari orang lain akan tindakan itu. Sebagai contoh pada praktik spiritual, kita ingin melatih batin untuk bersukacita dengan memberi.
Ketika kita memberi dengan penuh sukacita, maka di mana pun kita dan kepada siapa pun kita memberi, kita merasa bahagia. Tidaklah penting apakah orang lain mengucapkan terima kasih atau tidak, karena kebahagiaan kita tidak berasal dari pengakuan yang kita terima, melainkan dari tindakan memberi tersebut.
You seem to be using older version of eSteem!
Please update to newest version to get most out of eSteem, Install Android, iOS mobile app. For desktop Windows, Mac, Linux Surfer app!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @bocye22! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit