Kentut adalah melepas angin atas desakan perut, dan setelahnya perut pun terasa nyaman tidak ada lagi yang mahu berontak ingin keluar. Bahkan kentut ketika dilepaskan ada berbagai macam bunyi, anda sendiri memahaminya tanpa mesti harus berfikir dengan bersusah payah sehari suntuk.
Semua orang pasti ada melepas angin. Namun ada yang tidak terasa sebab tiada berbunyi, begitu nikmatnya. Menurut sebuah cerita, cerita ini merupakan dari mulut ke mulut sehingga populer hingga kini, namun ada juga yang tidak mengetahui.
Alkisah menyebutkan tentang kebiasaan orang dulu yang duduk dikalangan ramai, misalkan dalam tumpukan atau kumpulan orang banyak, boleh dikatakan dalam sebuah ruangan atau sebuah balai tempat duduk santai sambil bersenda gurau. Keadaan di zaman itu di mana penduduk kampung masih belum punya alat elektronik berupa televisi atau radio siaran.
Dalam kumpulan orang itu, terdengarlah suara bunyi kentut, entah siapa yang telah melepasnya sehingga kedengarannya begitu jelas seolah dekat sekali suara itu, tapi tidak tahu dari mana asalnya, agar supaya tahu siapa yang melepasnya maka dilantunkanlah senandung yang membuat malu orang kentut tersebut, berikut petikan senandungnya:
Camci bibet
Tampok U tampok rusep
Mabarom mabarat
Soe peukhem makrisyat
Soe pet makgadeng
Soe peukhem teungku apa,
Senandung itu dinyanyikan bersama-sama, ada salah seorang yang merasa bahwa ialah telah melepas angin dalam kumpulan orang itu. Yang ditandai dengan muka wajahnya agak merah menyala sebab diketahui orang banyak.
Ada juga pepatah lain
Seperti,
On labu lapek kanot
Sikai breueh sikai pade
Aneuk kaphe nyang 'trak geuntot
Kalau dalam kumpulan ada suara bunyi kentut terus kita mengatakan dan ingin menyanyikan secara berirama, itu bisa-bisa kita dikejar oleh orang kentut tersebut sebab marah sangat dikatakan yang berkentut anak kafir, malu sekali sangat malu.
Setelah anda membaca ini, jangan sekali-kali menyanyikan lantunan pepatah ini bila kedengaran bunyi itu. Nikmati saja!