Sotong adalah salah satu jenis hewan laut yang termasuk dalam kelas Cephalopoda, bersama dengan cumi-cumi dan gurita. Hewan ini memiliki tubuh yang lunak dengan ciri khas berupa kantong tinta yang digunakan sebagai mekanisme pertahanan diri. Sotong hidup di perairan dangkal hingga sedang, biasanya di dasar laut berpasir atau berbatu, di mana mereka dapat dengan mudah bersembunyi dari predator.
Salah satu ciri unik sotong adalah kemampuannya untuk mengubah warna tubuhnya. Dengan menggunakan sel pigmen khusus yang disebut kromatofor, sotong dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar untuk berkamuflase atau berkomunikasi dengan sesama. Kemampuan ini tidak hanya melindungi sotong dari ancaman predator, tetapi juga memudahkan mereka dalam berburu mangsa seperti ikan kecil, udang, dan krustasea lainnya.
Sotong juga dikenal memiliki struktur tubuh yang disebut cangkang internal atau cuttlebone, yang berbeda dari cumi-cumi atau gurita. Cangkang ini berfungsi untuk membantu mengatur daya apung sotong, sehingga mereka dapat bergerak dengan mudah di dalam air. Cuttlebone ini sering digunakan oleh manusia sebagai sumber kalsium untuk burung peliharaan.
Dalam dunia kuliner, sotong menjadi salah satu bahan makanan yang digemari di berbagai negara. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang gurih menjadikannya bahan dasar untuk berbagai hidangan, seperti sotong goreng tepung, sate sotong, atau sotong masak tinta. Kandungan nutrisi dalam sotong, seperti protein tinggi dan rendah lemak, juga membuatnya menjadi pilihan makanan sehat.
Namun, populasi sotong di alam bebas menghadapi ancaman akibat aktivitas manusia, seperti penangkapan berlebihan dan kerusakan habitat laut. Oleh karena itu, upaya konservasi dan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kelestarian spesies ini. Dengan langkah-langkah yang tepat, sotong dapat terus menjadi bagian penting dari ekosistem laut sekaligus sumber daya yang bermanfaat bagi manusia.