Review Acehnologi "POLITIK ACEH" (VolumeII: Bab21)

Dalam bab ini saya akan mereview tentang bagai mana politik aceh. Ilmu politik sendiri adalah studi tentang pemerintahan nasional proses politik, tujuan dan karakter, oraganisasi dan struktur. Studi plitik aceh sebagaimana studi-studi ilamu yang lain selalu dikaitkan dengan dunia melayu. Sehingga politik aceh dilihat dari perspektif kebangkitan dunia melayu. Dan kontek kecermerlang dan kejayaan aceh pada era tersebut cenderung dipandang sebagai “perpindahan kekuasaan politik melayu,” dari semenanjuang tanah melayu, ketimbang sebagai sebuah keberhasilan praktik kekuasaan orang aceh sendiri.

Dalam kontek ini bahwa praktik politik aceh cenderung dijadikan sebagai legitimasi sejarah etnik lainnya ketimbang etnik aceh sendiri.dalam narasi sejarah aceh, praktik politik aceh dapat di telaah sejak penderian beberapa kerajaan dipulau ruja, mulai dari perlak dan lamuri hingga ke kerajaan aceh Darussalam. Demikian pula, politik orang aceh dengan bangsa asing, seperti dengan bangsa-bangsa di eropa, asia timur, jazirah arab, dan asia tenggara. Sumber kajian poliyik di aceh, paling tidak dapat ditelaah dalam bebrapa hikayat, dokumen penjajah, arsip-arsip di Indonesia dan Malaysia, serta beberapa kajian yang dilakukan oleh para serjana mengenai bangaimana orang aceh berpolitik. Dan begitu besar cakupan respon aceh terhadap bangsa-bangsa luar.

Jadi studi politik di aceh memiliki lanskap yang amat panjang mulai dari abad ke-8 sampai abad ke-21 M. dalam rentang waktu 13 abad lamanya, tanah aceh menjadi saksi berbagai peristiwa politik berlaku. Dibalaik itu juga, darah dan penderitaan rakyat aceh juga telah memperkuat dugaan tidak ada provinsi di Indonesia yang memiliki pengalaman kekerasan seperti yang pernah terjadi di aceh.

Dan pada tahap penyerahan politik dari satu elit istana ke pihak ulama ketika belanda menyerang aceh, dan ulama sebagai actor yang memaikan politiksejak era penyerahan belanda hingga kebersatuan aceh dengan NKRI pada tahun 1945. Konteks historis aceh dijadikan sebagai ideology utama untuk membentukkan kesadara aceh merdeka. Dan aceh juga ingin memisahkan diri dari NKRI, sehingga terbentuklah GAM (gerakan aceh merdeka), pesoalan era DII/TII di jawab dapa era GAM menjelam MoU Helsinki pada tahun 2005 yaitu pelaksanan syariaat islam.

Secara umum peristiwa politik aceh selalu dimulai dari konflik, baik sesame orang aceh maupun dengan pihak luar, dan ketika bergabungnya aceh dengan Indonesia ini menimbulkan dinamika politik aceh amat perlu dibedah dalam konteks kekinia.