Halo...! Sahabat Stemit Indonesia.
Yuk, Berkenalan dengan Kawasan Ekosistem Leuser dan Fungsinya.
Foto Surve Hutan Leuser Pidie - Aceh Besar
Tiba-tiba saya teringat pada potongan cerita di masa lalu, di mana untuk mendapatkan satu jeriken air bersih saja harus menempuh jarak berkilo-kilo meter. Pukul empat sore kami segerombolan anak-anak desa sudah harus pergi ke parit untuk mandi. Kalau tidak bisa dipastikan enggak bakalan mandi deh, kalau sudah kelewat sore siapa yang berani pergi ke parit atau sumur yang letaknya jauh di perkebunan warga.
Ngomong-ngomong soal sumber air bersih, saya jadi teringat salah satu materi yang kami dapat dalam pelatihan Perempuan Peduli Leuser yang dibuat oleh USAID Lestari di Blangkejeren, Gayo Lues, Oktober 2017 lalu. Saat itu, Bang Ivan Krisna, selaku Ketua USAID Lestari Aceh banyak memaparkan perihal pentingnya keberadaan Leuser sebagai salah satu cembung air di Provinsi Aceh.
Hm... ngomong-ngomong soal Leuser, selama ini saya tahunya cuma Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) saja, ternyata juga ada Kawasan Ekosistem Leuser atau KEL, di mana TNGL termasuk di dalamnya.
KEL merupakan habitat berbagai spesies flora dan fauna langka dan berfungsi sebagai pengatur air sekaligus pelindung dari bencana ekologi. KEL meliputi dua provinsi yaitu Aceh dan Sumatera Utara yang luasnya mencapai 2,6 juta hektare, sebahagian besar luasan KEL ada di Aceh yaitu sekitar 2,2 juta hektar. (Dinas LHK Aceh).
KEL mencakup 13 kabupaten di Aceh mulai dari Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, hingga Aceh Tamiang, sedangkan di Sumatera Utara mencakup 4 kabupaten mulai dari Kabupaten Langkat, Dairi, Karo, dan Deli Serdang. (BPN/ATR)
Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, KEL menjadi salah satu indikator betapa istimewanya hutan Aceh. Menjadi rumah bagi empat spesies kunci sekaligus yaitu gajah, harimau, orangutan, dan badak. Mengapa disebut sebagai spesies kunci? Karena keberadaan hewan-hewan ini mampu menggalang aksi, meningkatkan kesadartahuan dan dukungan bagi upaya konservasi dalam skala luas (wwf.or.id)
Dengan total hutan seluas itu KEL menjadi ruang laboratorium yang selalu membuat para peneliti penasaran. Maklum saja, KEL adalah ‘rumah’ bagi 4.500 spesies tumbuhan, 382 jenis burung, 350 spesies serangga, 92 spesies melata, dan 81 spesies ikan. Angka ini sama dengan 45% dari estimasi spesies tanaman di Indo - Malaya Barat, 85 % estimasi total spesies burung sumatera dan 54% estimasi hewan darat di Pulau Sumatera, ada di Leuser. (USAID Lestari)
Sungguh, kita akan kekurangan kosa kata untuk menggambarkan betapa luar biasanya karunia Allah yang dititipkan di bumi Aceh ini.
Dan yang tak kalah pentingnya KEL adalah cembung air bagi sejumlah wilayah di Provinsi Aceh. Sebut saja Kabupaten Gayo Lues yang menjadi zona inti KEL, memiliki lima Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang memasok air ke 13 wilayah. Kelima DAS itu adalah DAS Alas, Tamiang, Perlak, Jambo Aye, dan Kuala Tripa. Begitu juga dengan Aceh Tenggara yang memiliki DAS besar pemasok sumber air ke wilayah tetangganya. Bisa dibayangkan jika kawasan ini rusak?
So, mengapa Leuser itu penting bagi kita? Yaitu sebagai sumber matapencaharian; sumber air; paru-paru dunia untuk penghasil oksigen dan menyerap karbon; perlindungan bencana, dan jasa lingkungan.
Bagi sebagian kita yang tinggal di luar wilayah KEL, kawasan ini rasanya begitu jauh dan tak terjangkau. Namun kalau kita mau sekadar bertanya dari mana sumber kebutuhan air kita, sesungguhnya KEL menjadi sangat dekat dan tak terpisahkan dari kehidupan kita. Bukankah itu menjadi alasan yang kuat untuk mempertahankan KEL?
Kami upvote..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih,
mohon bimbingan kearah yang lebih baik.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit