Mengawali coretan kecil karena belum bisa tidur, sambil menunggu mata terpejam saya ingin menulis sedikit
Memang "sudah lama tidak menulis" dalam hati. Akhir akhir ini disibukkan dengan urusan yang sebenarnya tidak terlalu sibuk, mulau cari cari alasan hehe
Saya mahasiswa salah satu PTN di lhokseumawe, kami bertempat tinggal sebagai anak kos-kosan. Punya beberapa teman kos yang juga adik adik sekampus.
Tapi saya heran melihat tingkahnya, selepas pulang dari kampus ada saja keluhannya yang bukan sekali tapi sudah cukup sering
Ada saja yang dikeluhkan, memasang muka kesal lalu mulutnya mulai komat kamit karena kesal dengan suatu hal yang terjadi. Bingung dengan pola pikir seorang yang sudah menganyam bangku pendidikan hingga bangku perkuliahan
saya cari cari dalam sebuah firman Allah Swt, artinya "Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..." (Q.S Yusuf : 12)
Sekarang bisa kuliah itu karena rahmat Allah, bisa makan hari ini juga karena rahmat Allah bahkan kalok kita memasang tauhid yang kuat dengan berhusnudzon dengan Allah, cobaan dalam kehidupan kemarin, hari ini atau besok itu juga rahmat Allah
Kalok pasang sikap berbaik sangka dengan roda perjalanan kehidupan (keadaan baik dan buruk) saya rasa tidak ada alasan untuk tidak bahagia (mengeluh). Lawan rasa bahagia itu kesusahan, asal kesusahan karena seringnya mengeluh, dan jika mengeluh artinya sudah berputus asa dari rahmat
Terkadang memang timbul perasaan lelah dan letih dalam belajar, maka timbulkan fikir akan lebih lelah dan letih apabila tua hidup tanpa ilmu karena tidak belajar
tidak selera, malas karena makanan tidak enak , sadarkan diri bahwa berapa banyak di luar sana fakir miskin, korban konflik, korban bencana yang tidak bisa makan bahkan tidak bisa minum. Banyak lain sebagainya
Maka pepatah orang zaman mengatakan "jadilah susah agar tau bagaimana cara bahagia" jika hidup hanya untuk mengeluh maka hidup tidak akan jauh jauh dari kesusahan.
Di bawa asik aja lika liku kehidupan karena bahagia itu mudah jangan di persulit. Point pentingnya pertama, husnudzon dengan keadaan. kedua bersyukur. ketiga bandingkan kesusahan diri dengan kesuahan orang lain yang lebih besar. keempat ikhlas dan sabar.
Semoga kita menjadi orang yang faham jika hidup hanya sementara, tidak guna berkeluh kesah mari bahagia karena keluh kesah tidak memperbaiki keadaan