Time was like running water, said the wise man. We cannot touch the same water twice. That is how we might interpret the meeting with classmates at the Politeknik Negeri Lhokseumawe (State Polytechnic), on Tuesday June 11, 2019.
Among us there were those who had never met for 23 years after we graduated from the Polytechnic which was still called the Politeknii Negeri Syiah Kuala University.
After graduating in 1996, I never met Syahrizal who now lives in Tangerang. He returned to Lhokseumawe because there was still his father's brother in Kandang, Lhokseumawe. His brothers are still in Lhokseumawe, Banda Aceh, and Sabang.
We use this opportunity to strengthen friendship, which has only been built through the device. After contacting several friends who settled in Lhokseumawe and its surroundings, only five people could gather. There is one other person who lives in Lhokseumawe but cannot join because he is on his way to Mount Salak with his family.
I met several time with Muhammad Basyir who is now a lecturer at the Lhokseumawe Polytechnic Campus. About four years ago we also held a small reunion in Lhokseumawe. Likewise, Fauzan Jamil and Hendri Sabrinal settled in Lhokseumawe and North Aceh. At least we have met at an ATM.
ATMs sometimes become unplanned rendezvouz. But because both were busy, the meeting there did not last long.
That day we had quite a long time sharing memories, touching the water we had touched for three years at the Lhokseumawe Polytechnic, 1993 -1996 ago.
We share memories from college, asking each other about old friends, both of whom are still awake, and about friends who are now unknown to the forest. Many memories that go away and cannot be repeated the same. But we will produce new memories that we want to repeat again in the future and also will never be the same.[]
Menyentuh Air Kenangan yang Mengalir Setelah 23 Tahun
Waktu itu seperti air yang mengalir, kata orang bijak. Kita tidak bisa menyentuh air yang sama dua kali. Begitulah mungkin kami memaknai pertemuan bersama teman kuliah di Politeknik Negeri Lhokseumawe, pada Selasa 11 Juni 2019. Di antara kami ada yang tidak pernah bertemu selama 23 tahun setelah kami lulus dari Politeknik yang ketika itu masih bernama Politeknii Negeri Universitas Syiah Kuala.
Setelah lulus pada 1996, saya tidak pernah bertemu dengan Syahrizal yang kini tinggal di Tangerang. Dia pulang ke Lhokseumawe karena masih ada kakak ayahnya di Kandang, Lhokseumawe. Saudara-saudaranya masih di Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Sabang.
Kesempatan itu kami gunakan untuk memperkuat lagi silaturahim yang selama ini hanya terbangun melalui gawai. Setelah menghubungi beberapa kawan yang menetap di Lhokseumawe dan sekitarnya, hanya bisa mengumpulkan lima orang saja. Ada satu orang lagi yang tinggal di Lhokseumawe tetapi tidak bisa bergabung karena sedang dalam perjalanan ke Gunung Salak bersama keluarga.
Dengan Muhammad Basyir yang kini menjadi dosen di Kampus Politeknik Lhokseumawe, saya beberapa kali berjumpa. Sekitar empat tahun lalu kami juga pernah menggelar reuni kecil-kecilan di Lhokseumawe. Demikian juga dengn Fauzan Jamil dan Hendri Sabrinal yang menetap di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Setidaknya kami pernah berjumpa di ATM.
ATM terkadang menjadi rendezvouz yang tidak direncanakan. Namun karena sama-sama sedang sibuk, pertemuan di sana tidak berlangsung lama.
Hari itu kami memiliki waktu yang lumayan panjang untuk berbagi kenangan, menyentuh kembali air yang pernah kami sentuh selama tiga tahun kuliah di Politeknik Lhokseumawe, 1993 -1996 silam.
Kami berbagi kenangan semasa kuliah, saling bertanya tentang kawan-kawan lama, baik yang kini masih terjaga kontaknya maupun tentang sahabat yang kini tidak diketahui rimbanya. Banyak kenangan yang pergi dan tidak bisa diulangi lagi secara sama. Namun kita akan menghasilkan kenangan baru yang ingin kita ulangi lagi di masa mendatang dan juga tidak akan pernah sama.[]
bahagia rasanya bertemu sobat lama. Ada kenangan yang akan selalu mengikuti langkah kita. kadang kita lepas kontak hingga tak tahu keberadaan teman seperjuangan. Dan saat tak terduga bertemu meskipun sebentar tentu akan jadi pengobat rindu dan kangen yang lama terpendam.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Apalagi ada di antara kami yang tidak pernah bertemu selama 23 tahun. Banyak kisah yang bisa dibagi, baik suka maupun duka.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Karena moment kebersamaan seperti ini jarang terjadi, maka harus di aplikasikan ke dalam galeri foto kenangan bersama rakan seperjuangan dulu.
Salam buat semua yang lagi kumpul di situ 😃
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Yang sama-sama di Lhokseumawe dan Aceh Utara saja jarang bertemu, apalagi berjauhan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Begitulah siklus kehidupan, seiring perputaran waktu, semua akan berlalu seperti air yang mengalir, perlahan kenangan pun itupun lenyap.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit