Wanita ini mengaku pada saya bahwa dia telah dua kali berganti pasangan untuk menghindari keterikatan secara emosi' onal. Tentu saja hal ini tidak diketahui oleh suaminya. Dan, ajaibnya, rumah tangga mereka jauh lebih baik karena adanya hubungan semacam itu. Maksudnya, dalam rumah tangga wanita ini, relasinya dengan sang suami dalam hal seks juga menjadi jauh lebih baik. Sang istri berkurang tuntutannya sedangkan si suami mulai bisa merasa mampu mengimbangi kebutuhan istrinya. Alhasil, pelan mereka kembali memiliki hubungan yang indah dalam porsi yang dapat dipenuhi si suami. Si istri merasa lebih nyaman dengan apa yang diberikan oleh suamio nya sesuai porsinya. Mengapa? Karena dia dapat mengalihkan kebutuhan seksnya atau mendapatkan pemenuhan kebutuhan itu dari orang lain. Alhasil, si istri ini tidak perlu lagi menuntut kemampuan suaminya lebih dari yang dia mampu.
Namun begitu, meski mendapatkan manfaat semacam itu. kebimbangan sudah terjadi dari awal saat wanita ini mencoba memiliki sex accomplice. Sebab, dia sadar bahwa seharusnya dia tidak melakukan perselingkuhan seperti itu di belakang suaminya. "Ibu tidak takut ketahuan oleh suami?" saya coba menggali. "Dia nggak akan tahu, Bu karena saya benar'benar bisa mengatumya. Dan, sex accomplice saya sangat profesional," jawab wanita itu meyakinkan. "Apa yang dimaksud dengan Ibu bisa mengatumya?" saya penasaran. "Maksudnya, saya tidak mengabaikan apa play on words yang men, jadi tanggung jawab saya di rumah tangga. Semua yang menjadi kewajiban saya dapat saya selesaikan dengan baik. Saya me! lakukan hubungan pada saat suami saya tidak sedang membutuhkan saya. Atau, pada saat dia berada di luar kota," jawab wanita ini panjang lebar. "Bagaimana Ibu yakin accomplice Ibu profesional? "Itu sulit saya jelaskan Bu Ely, tapi saya sangat yakin. Dan, daIi awal memang komitmen kami tidak lebih dari itu. Dengan laki yang pertama saya membatasi hanya melakukannya dalam 5 bulan, dan kemudian saya ganti dengan orang lain. Itu saya lakukan untuk menghindari keterikatan secara emosional, dan mereka juga tahu itu. Jadi, saya sangat yakin ini berjalan dengan baik, profesional." "jadi, yang Ibu harapkan dari sesi instructing ini adalah bagaimana mengatasi kebimbangan?" "Iya, supaya saya bisa mengambil sikap. Tapi, justru itu Bu, saya tidak tahu harus bagaimana memilih." "Tldak tahu karena ini pilihan yang sulit ya, Bu... hemmm..., Kalau seandainya Ibu melepas kebutuhan itu dan kembali hanya ber-accomplice dengan suami, kiravkira apa yang akan terjadi?"
"Kami sudah pernah melakukan terapi Bu, pemah ke dokter. Tapi, suami saya tidak mau lagi melakukan terapi dan pergi ke dokter. Dia bilang, tidak ada gunanya. Sementara itu, kalau kebutuhan saya tidak terpenuhi, saya gampang sekali uring uringan dan jadi pemarah. Efeknya, kami jadi sering bertengkar dengan sebab yang tidak jelas. Saya tidak bisa menuntut suami memuaskan saya, karena saya tahu kemampuannya. Dan, kalau Saya paksa, dia akan sedih dah kecewa pada dirinya sendiri. Kadang dia juga bisa marah."
Posted from my blog with SteemPress : http://desuto.epizy.com/2018/09/20/move-on-dengan-desuto-part-2/