sampai kapan kau biarkan aku. menangisi keangkuhanmu hingga pohon-pohon kurus, sawah-sawah pecah. ternak-
ternak melahirkan wabah. dan kau masih dengan langkah salah
sampai kapan kupahami batumu
suara-suara kau tangkap dengan diam. gemericik air kembali kau lemparkan. bahkan angin kau curigai mengalirkan
dendam
sampai kapan kau buka pintu besi. debu kau tangkapi matahari yang mengeringkan tanah itu kau puji
sampai kapan kau duduki terus kursi
sementara sepatu-sepatu iru tlah letih berdiri gelisahnya mengganggu tidurku
sampai kapan, ya sampai kapan roda itu kau hentikan putar