“wah mas, ini hardisknya hangus, gak bisa dipakai lagi”
“whattttttssssss, serius mas? Kok bisa?”
Dengan setumpuk tugas yang menggunung karena males ngerjain bikin gua kelabakan gak tau arah. Bisanya memakai sistem kebut semalam atau biasa disebut sikelam. Ya karena sikelam ini gua gak lulus mata kuliah paling mengerikan didunia ini yaitu EKONOMETRIKA. Kalau di jurusan lain sejenis apa ya, gua juga lupa sih, silabus ata apa gitu. Pokoknya matematika gitu. Tapi ini lebih kompleks.
Bagi kalian anak ekonomi pasti pernah mendapat mata kuliah ini. Sedikit gua jelasin, Ekonometrika adalah gabungan dari Ekonomi, Matematika dan Statistika. Nah kalau kamu gak ngerti dasarnya matematika, matilah kau. Bisa ngulang terus itu matakuliah, sama seperti melihat tinta pena dalam botol, hitam kelam menyeramkan.
Bagi kalian yang jago matematika mungkin ini mata kuliah yang biasa saja sama dengan yang lain, tapi gak bagi gua yang malas berhadapan dengan matematika. Kecuali hitung duit, nah itu gua doyan.
Songongnya gua, udah gak bisa, malas belajar, malas ngerjain tugas pula, lah gimana mau dikerjakan? Lihat covernya saja sudah menyebabkan asam lambung naik. Jadi dosen ngasih tugas bikin paper penelitian yang berhubungan dengan ekonomi, sama seperti jurnal-jurnal di ISBN.
Itu tugas udah di kasih tau pas pertama kali masuk, tapi gua ngerjain satu minggu sebelum UAS, lebih kurang 6 bulan setelah di kasih tau. Parah kan?
Jadi gua kebut itu tugas, mulai dari nyari referensi jurnal, nyari data, hitung-hitungan, bolak-balik keliling blog tutorial karena gua gak ngerti cara pakai software penelitiannya. Kayak Eviews, Stata dan SPSS.
Sudah puas gua mondar-mandir sampai 2 hari gua baru sadar, ini tema penelitian tentang apa ya? Teorinya apa ya? Alat analisinya apa ya? Dan segala taik minyak penelitian. Ah gua blank.
Ribuan detik gua cari ide, akhirnya dapat (penelitian orang lain cuma gua balik variabel penelitiannya, terus gua cari buku yang beda tapi teorinya sama). Gua kebut tuh buat nulis, ini jari keriting buat ngetik. Udah wajah keriting tambah jari pula, lama-lama mata gua ikutan kriting.
Setelah berurusan dengan segala teori dan referensinya sekarang gua berhadapan dengan software hitung-hitungan semacam kalkulator tapi lebih canggih. Dan disini bala bencana dimulai yang diluar kendali. Lama berkutat dengan angka, laptop gua ikutan blank sama dengan pemiliknya.
Tampilan bluescreen masih bikin gua santai, “paling minta install ulang kaya kemaren lagi” batin gua.
Tapi ternyata gua salah.
Gua langsung meluncur ke service center.
“piye mas?” masnya nyapa, udah kenal banget juga
“ ini mas, gak tau kenapa bluescreen” jawab gua
“coba saya cek mas” sambil ngambil laptop yang gua taruh di rak kacanya.
“kok gak bisa nyala ini mas?” dahinya berkerut kayak tahu isi kejepit pintu.
“eh” gua mulai curiga ini laptop kelaparan lagi
“wah mas, ini hardisknya hangus, gak bisa dipakai lagi”
“whattttttssssss, serius mas? Kok bisa?”
“nih ya, saya pakai hardisk saya” dia bongkar casing belakang laptop gua dan diganti hardisknya. Taraaaaa budiman, nah bisa nyala kan kata masnya. Keringat dingin gua lihatnya.
Gua cuma bisa tertegun, waktu pengumpulan tugas tinggal sehari lagi, trus gua harus gimana? Mau bilang hardisk saya hangus gitu? Ntar dikira apaan pulak. Dosennya bakal percaya? Nooooo. Gua lesu.
Yasudah gua pulang dari tempat service, pikiran gua cuma ada dua, antara nyerah atau tanggung jawab karena gua udah buang-buang waktu buat ngerjain tugas.
Sampai di kosan gua cuma bisa natap ke loteng dengan jaring laba-laba yang udah lama gak dibersihin.
Hampa udara, gua terlelap tidur, menanti hari esok bakal gimana jadinya.